Logo
>

Harga Batu Bara Terjun, OECD Semakin Bebas Batu Bara

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Harga Batu Bara Terjun, OECD Semakin Bebas Batu Bara

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga batu bara turun signifikan pada Selasa, 1 Oktober 2024, setelah laporan dari lembaga independen Ember mengungkapkan bahwa lebih dari sepertiga negara anggota OECD kini sudah bebas dari penggunaan batu bara.

    Harga batu bara Newcastle untuk pengiriman Oktober 2024 jatuh sebesar USD3,45 menjadi USD141,65 per ton. Untuk November 2024, harga turun USD3,9 ke level USD142,65 per ton, sementara untuk Desember 2024, terkoreksi USD 4 menjadi USD143,9 per ton.

    Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Oktober 2024 juga turun USD1,1 ke posisi USD117,9. Sedangkan November 2024 mengalami penurunan USD1,15 menjadi USD118,25, dan harga pada Desember 2024 turun USD1,4 ke angka USD118,9.

    Menurut laporan dari Montel, Ember mengungkapkan penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara terakhir di Inggris menandai momen penting dalam peralihan energi global. Lembaga ini menyatakan bahwa dengan penutupan tersebut, lebih dari sepertiga negara OECD kini telah bebas dari batu bara.

    "Pada tengah malam, Inggris secara resmi menutup pembangkit listrik tenaga batu bara terakhirnya di Ratcliffe-on-Soar, Nottinghamshire, dengan kapasitas 2 GW," kata lembaga tersebut.

    Penghapusan bertahap penggunaan batu bara ini diyakini akan membantu menurunkan emisi karbon sekaligus mengurangi biaya energi. Sejak tahun 2012, penurunan penggunaan batu bara di Inggris telah menghindari emisi sebesar 880 juta ton, setara dengan lebih dari dua kali lipat total emisi negara tersebut pada tahun 2023.

    Penggantian energi berbasis batu bara dengan energi terbarukan seperti tenaga angin dan surya juga dilaporkan menghemat biaya sekitar GBP 2,9 miliar. Ember menambahkan bahwa peralihan ini merupakan bagian dari tren global yang lebih luas, di mana pembangkitan listrik berbasis batu bara di negara-negara OECD telah mencapai puncaknya pada tahun 2007 dan terus mengalami penurunan.

    Pada tahun 2023, batu bara hanya menyumbang 17 persen dari total pembangkitan listrik di negara-negara OECD, turun dari 36 persen pada puncaknya di tahun 2007. Pertumbuhan pesat kapasitas energi surya dan angin menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap 87 persen penurunan penggunaan batu bara selama periode tersebut.

    Inggris menargetkan sistem pembangkit listrik yang sepenuhnya bebas karbon pada tahun 2030. Meskipun pembangkit listrik Ratcliffe-on-Soar telah ditutup, para analis menyatakan bahwa pasokan listrik di negara tersebut masih dalam kondisi ‘sehat’.

    Stimulus China

    Mayoritas harga batu bara mengalami penguatan pada pekan lalu, didorong oleh kabar dari China yang memperkuat upaya untuk memacu kembali pertumbuhan ekonomi mereka.

    Harga batu bara Newcastle untuk September 2024 justru turun tipis sebesar USD0,15 menjadi USD139,65 per ton. Namun, untuk kontrak Oktober 2024, harga naik USD0,55 menjadi USD143,45 per ton, dan untuk November 2024 meningkat USD 0,6 menjadi USD145 per ton.

    Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk kontrak September 2024 tidak bergerak, tetap di USD114,95 per ton. Namun, untuk kontrak Oktober 2024, ada kenaikan USD0,75 menjadi USD 116,5 per ton, dan pada November 2024, harganya naik signifikan USD1,1 menjadi USD117,35 per ton.

    Kenaikan ini disebabkan oleh langkah pemerintah China, yang meningkatkan upaya untuk memacu kembali pertumbuhan ekonominya. Langkah tersebut termasuk mendukung belanja fiskal dan menstabilkan sektor properti yang sedang terpuruk, memberikan momentum baru pada berbagai langkah stimulus yang bertujuan menahan perlambatan ekonomi di China.

    Pertemuan Presiden Xi Jinping bersama anggota Politbiro, yang berjumlah 24 orang, berakhir dengan janji untuk mencapai target ekonomi tahunan negara tersebut. Janji ini muncul setelah harga rumah baru di China mengalami penurunan terbesar sejak 2014, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Xinhua.

    Stimulus dari Bank Sentral China (PBoC) berupa kebijakan pelonggaran moneter serta serangkaian langkah stimulus baru lainnya menjadi kabar positif bagi batu bara. China, yang merupakan konsumen batu bara terbesar di dunia, diharapkan terus menopang permintaan terhadap komoditas ini.

    Namun, penguatan harga batu bara terhambat oleh kebijakan dari India, yang merupakan konsumen batu bara terbesar kedua di dunia. Kementerian Batu Bara India mendukung pembatasan kuantitatif (QR) atas impor kokas metalurgi rendah abu, yang bertujuan melindungi industri batu bara domestik dan meningkatkan kemandirian produksi produk batu bara berkualitas tinggi di negara tersebut.

    Tren Menanjak

    Tren harga batu bara terus meningkat selama seminggu terakhir. Penguatan ini didorong oleh sentimen pelonggaran kebijakan moneter di berbagai negara, terutama di China.

    Harga batu bara Newcastle untuk kontrak September 2024 tetap di level USD139,5 per ton. Namun, kontrak untuk Oktober 2024 naik sebesar USD0,65 menjadi USD140,4 per ton, dan kontrak November 2024 juga naik USD1,05 menjadi USD141,65 per ton.

    Di sisi lain, harga batu bara Rotterdam untuk kontrak September 2024 naik 0,15 persen menjadi USD114,8 per ton. Namun, kontrak untuk Oktober 2024 justru mengalami penurunan sebesar USD0,6 menjadi USD113,35 per ton, sedangkan kontrak November 2024 melemah sebesar USD0,35 menjadi USD113,55 per ton.

    Penguatan harga batu bara ini sejalan dengan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter secara global. Bahkan, The Fed diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin untuk kedua kalinya berturut-turut, dengan kemungkinan mencapai 61 persen, menurut data dari CME FedWatch.

    China juga mengikuti langkah-langkah negara besar lainnya dalam melonggarkan kebijakan moneter guna menghadapi perlambatan ekonomi. Bank Rakyat China (PBoC) telah mengumumkan serangkaian stimulus untuk menopang perekonomian yang mulai melambat. Salah satu langkahnya adalah rencana pemotongan rasio cadangan (reserve requirement ratio/RRR) sebesar 50 basis poin, meski waktu realisasinya belum ditentukan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).