Logo
>

Harga Emas Cetak Kenaikan Mingguan: Berpeluang Reli di Awal Oktober

Emas naik ke rekor mingguan didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, sementara perak, platinum, dan palladium ikut reli di tengah sentimen positif pasar.

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Emas Cetak Kenaikan Mingguan: Berpeluang Reli di Awal Oktober
Ilustrasi emas batangan. Foto: Shutterstock.

KABARBURSA.COM Emas menutup pekan, Sabtu pagi, 27 September 2025, dengan reli solid setelah data inflasi Amerika Serikat sejalan dengan ekspektasi. Investor memperkuat keyakinan bahwa Federal Reserve berpotensi melanjutkan pemangkasan suku bunga pada akhir tahun. 

Kenaikan ini menempatkan emas pada jalur penguatan mingguan dengan dukungan teknikal yang kuat, sementara logam mulia lainnya ikut mencatatkan reli signifikan.

Pada perdagangan Jumat waktu setempat, 26 September 2025, memperlihatkan reli emas yang stabil setelah rilis data inflasi AS berbasis indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) menunjukkan kenaikan 2,7 persen secara tahunan, tepat sesuai perkiraan ekonom. 

Dengan data yang tidak memberikan kejutan, pasar semakin percaya diri bahwa The Fed akan melanjutkan pelonggaran kebijakan moneternya. 

Menurut CME FedWatch Tool, probabilitas penurunan suku bunga pada Oktober mencapai 88 persen, dengan peluang tambahan sebesar 65 persen untuk Desember. Harapan akan biaya pinjaman yang lebih rendah memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai, yang sebelumnya sempat menyentuh rekor USD3.790,82 per ons.

Pada akhir sesi, emas spot menguat 0,8 persen menjadi USD3.778,62 per ons. Sementara emas berjangka Desember ditutup naik 1 persen ke level USD3.809.

Secara mingguan, harga emas mencatat kenaikan sekitar 2,5 persen, memperpanjang tren penguatan yang ditopang oleh kombinasi faktor makroekonomi, kebijakan moneter, dan ketidakpastian geopolitik. 

Sinyal teknikal mingguan memperlihatkan dominasi tren bullish, dengan indikator seperti RSI, MACD, hingga MA jangka pendek dan panjang konsisten memberi sinyal beli.

Tarif Baru Trump di Sejumlah Sektor

Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal lain. Presiden Donald Trump kembali meluncurkan putaran tarif baru terhadap obat-obatan, furnitur, dan truk impor, yang menambah lapisan ketidakpastian perdagangan global. 

Dalam konteks ini, emas semakin dipandang sebagai aset pelindung, dengan volatilitas relatif terkendali meski berada di kisaran harga tinggi.

Reli tidak hanya terjadi pada emas. Perak melonjak 2,6 persen ke USD46,41 per ons, level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun, didorong permintaan industri, termasuk penggunaan pada panel surya setelah Presiden Xi Jinping berkomitmen mengurangi emisi karbon Tiongkok. 

Platinum naik 2,5 persen ke USD1.568,21, tertinggi dalam lebih dari 12 tahun. Sedangkan palladium menanjak 2,8 persen ke USD1.284,77, memperkuat tren penguatan mingguan. 

Kenaikan logam mulia lain ini menegaskan rotasi investor yang mencari alternatif lebih murah setelah harga emas mendekati rekor.

Sinyal Beli Masih Menguat

Dari sisi teknikal, sinyal "sangat beli" tetap kuat. Moving average di seluruh tenor — mulai dari MA5 hingga MA200 — menunjukkan tren naik konsisten, sementara indikator seperti RSI di atas 70 memperlihatkan momentum bullish yang solid, meski beberapa sinyal overbought mulai muncul. 

Pivot point mingguan menempatkan level support terdekat di kisaran USD3.660–3.700, sementara resistensi utama berada di sekitar USD3.825–3.830, area yang berpotensi diuji jika momentum penguatan berlanjut.

Dengan latar belakang fundamental yang kondusif dan dukungan teknikal yang kuat, emas berpeluang melanjutkan reli pada awal Oktober. Namun, investor tetap menanti komentar pejabat The Fed dan data tenaga kerja AS yang akan dirilis pekan depan, yang bisa menjadi penentu kecepatan dan skala pelonggaran kebijakan moneter. 

Selama ketidakpastian makro, isu tarif perdagangan, dan tensi geopolitik tetap ada, logam mulia, khususnya emas, diperkirakan akan mempertahankan statusnya sebagai aset lindung nilai utama di pasar global.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79