Logo
>

Harga Emas Dunia Bergerak Terbatas, Berharap pada Data Naker AS

Emas memudar setelah risalah The Fed memicu keraguan pasar, sementara investor menunggu data tenaga kerja AS yang tertunda akibat shutdown untuk membaca arah kebijakan suku bunga.

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Emas Dunia Bergerak Terbatas, Berharap pada Data Naker AS
Ilustrasi perhiasan emas. Foto: iStock.

KABARBURSA.COM – Pergerakan harga emas global dalam dua sesi terakhir memperlihatkan dinamika yang penuh ketidakpastian. Lonjakan awal yang sempat mendorong emas naik lebih dari 1 persen pada Rabu, 19 November 2025, terbukti hanya menjadi reli singkat. 

Begitu risalah pertemuan FOMC 28–29 Oktober dirilis, pasar segera menghitung ulang kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Desember. Akibatnya, dorongan bullish terhadap emas memudar.

Emas spot hanya menguat tipis 0,2 persen ke USD4.073,79 per ons pada perdagangan Kamis dini hari WIB, 20 November 2025. Harga emas berjangka AS untuk kontrak Desember pun menutup sesi di USD4.082,80, naik 0,4 persen.

Kenaikan ini masih positif, tetapi jauh dari penguatan intraday yang agresif. Sepertinya, sentimen pasar masih sangat reaktif terhadap sinyal kebijakan moneter The Fed, terutama setelah risalah mengungkapkan perbedaan pandangan yang tajam antaranggota komite.

Risalah Fed Buat Laju Emas Tertahan

Dalam risalah itu, sebagian pejabat menilai pemangkasan suku bunga di bulan sebelumnya berpotensi melemahkan upaya menekan inflasi yang selama empat setengah tahun ini bertahan di atas target. 

Nada hati-hati ini langsung membatasi ruang penguatan emas, sebab imbal hasil riil yang lebih tinggi membuat logam mulia kurang menarik. Di sisi lain, komentar Jerome Powell bahwa keputusan suku bunga pada Desember belum dapat dipastikan, semakin memperlebar ruang spekulasi pasar.

Pasar yang sebelumnya lebih optimistis kini berbalik defensif. FedWatch Tool dari CME mencatat peluang pemangkasan suku bunga Desember turun menjadi sekitar 30 persen. Level tersebut jauh dari cukup untuk menopang reli agresif emas. 

Bahkan, tekanan politik dari Presiden AS Donald Trump yang kembali mengkritik Powell karena dianggap terlalu lambat menurunkan suku bunga, tidak mampu mengembalikan keyakinan bahwa pelonggaran moneter akan terjadi cepat.

Kondisi ini menempatkan logam mulia pada fase menunggu. Padahal sebagai aset tanpa imbal hasil, emas membutuhkan lingkungan suku bunga rendah untuk mempertahankan momentum penguatan. Ketika semua itu semakin tidak pasti, investor lebih memilih menahan posisi hingga data ekonomi berikutnya dirilis.

Pasar Menunggu Laporan Ketenagakerjaan AS

Fokus pasar kini tertuju pada laporan ketenagakerjaan AS untuk September yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan. Data tersebut dijadwalkan keluar hari ini. Namun laporan Oktober dipastikan tidak akan terbit karena shutdown mengganggu pengumpulan data. 

Informasi terbaru mengenai tunjangan pengangguran yang didobel karena shutdown, menambah kekhawatiran pasar bahwa kondisi tenaga kerja mulai mendingin. Jika benar, ini dapat menjadi potensi katalis positif bagi emas.

Perak Bersinar, Paladium Tertekan

Sementara itu, logam mulia lainnya bergerak beragam. Perak memimpin penguatan dengan naik 0,7 persen ke USD51,05 per ons, disusul platinum yang naik 0,7 persen ke USD1.543,12. 

Paladium justru tertekan, merosot 1,6 persen ke USD1.378. Pergerakan divergen ini menunjukkan bahwa pasar logam mulia berada dalam fase pencarian arah, dengan emas tetap menjadi indikator utama sentimen makro global.

Secara keseluruhan, performa emas global sedang memasuki periode krusial. Bukan hanya karena data penting yang tertunda, tetapi karena pasar sedang menimbang ulang seluruh narasi pelonggaran moneter The Fed. 

Jika data tenaga kerja menunjukkan pelemahan yang lebih dalam, emas berpotensi kembali menemukan pijakan. Namun selama ketidakjelasan kebijakan suku bunga masih membayangi, reli emas kemungkinan akan tetap terbatas dan rentan terhadap sentimen yang berubah cepat.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79