KABARBURSA.COM – Harga emas dunia pada perdagangan awal pekan ini, Senin, 11 Agustus 2025 terdeteksi melemah tipis. Meski tetap berada di dekat level tertingginya, data perdagangan menunjukkan harga emas spot berada di kisaran USD3.388,82 per troy ounce, turun sekitar 0,27 persen dibanding sesi sebelumnya.
Kisaran pergerakan jangka pendek diproyeksikan berada di USD3.371–3.435 per troy ounce, dengan peluang menguji USD3.460 pada pekan ini.
Pasar global sempat bergejolak setelah muncul kabar mengenai rencana tarif impor emas AS. Meski Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa informasi tersebut adalah “misinformasi”, ketidakpastian tetap menjadi beban bagi pelaku pasar.
Sementara di pasar domestik, harga emas dunia jika dikonversi per gram setara dengan sekitar Rp109.000. Sementara itu, emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) untuk ukuran 1 gram diperdagangkan di kisaran Rp1.513.000, dengan harga buyback berada di Rp1.366.000 per gram. Angka ini mencatat penurunan sekitar Rp30.000 dari posisi sebelumnya.
Proyeksi dan Sentimen Pasar
Harga emas sempat mencetak rekor baru di level USD3.534 per troy ounce, atau naik 32 persen sejak awal 2025. Kenaikan ini dipicu tarif 39 persen atas impor emas dari Swiss, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan kekhawatiran akan risiko stagflasi. Lembaga keuangan Goldman Sachs memperkirakan harga emas berpotensi menguat hingga USD3.700–4.000 pada akhir tahun.
Mengutip Reuters, Citi merevisi target harga jangka pendek emas menjadi USD3.500 per troy ounce dalam tiga bulan mendatang, dengan kisaran baru di USD3.300–3.600. Revisi ini didorong prospek ekonomi AS yang suram, tekanan inflasi, dan pelemahan dolar.
Namun, Citi juga memberi peringatan bahwa harga emas berpotensi terkoreksi di bawah USD3.000 pada akhir 2025 atau awal 2026 jika permintaan melemah dan ekonomi global membaik.
Sementara itu, HSBC menaikkan perkiraan harga rata-rata emas 2025 menjadi USD3.215 per troy ounce dari sebelumnya USD3.015, dan tahun 2026 menjadi USD3.125. Kisaran perdagangan diperkirakan berada pada USD3.100–3.600.
Sementara melansir dari MarketWatch dan Citi, rekor harga emas dalam beberapa bulan ke depan masih berpeluang tercapai, ditopang pelemahan ekonomi AS, inflasi, tekanan tarif, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve.(*)