KABARBURSA.COM - Harga emas kembali merangkak mendekati level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Rabu waktu New York, atau Kamis WIB, 11 September 2025. Kenaikan didorong ekspektasi semakin kuat bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan pekan depan.
Logam mulia ini diperdagangkan di kisaran USD3.647,94 per ons, naik 0,6 persen, setelah sehari sebelumnya menyentuh rekor USD3.673,95. Sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup stabil di USD3.682 per ons.
Pendorong utama reli emas datang dari rilis data inflasi produsen (PPI) Amerika Serikat yang secara mengejutkan turun 0,1 persen pada Agustus, berbalik dari kenaikan pada bulan sebelumnya. Angka ini menambah keyakinan bahwa tekanan inflasi terus mereda.
Redanya tekanan inflasi ini membuka ruang lebih luas bagi bank sentral AS untuk melonggarkan kebijakan moneter. Pasar kini memperkirakan peluang 90 persen terjadinya pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada 16–17 September, dengan kemungkinan kecil langkah lebih agresif.
Dalam kondisi suku bunga rendah, emas historisnya tampil cemerlang sebagai aset lindung nilai. Tahun ini, harga emas sudah melesat lebih dari 39 persen, sebuah reli yang ditopang kombinasi inflasi terkendali, pelemahan tenaga kerja, dan ketidakpastian politik AS.
Sentimen pasar juga dipengaruhi dinamika internal, termasuk perselisihan hukum terkait upaya Presiden Donald Trump memberhentikan Gubernur Fed Lisa Cook yang menimbulkan kekhawatiran atas independensi bank sentral.
Dukungan Kuat Beli dari Sisi Teknikal
Dari sisi teknikal, tren emas saat ini mendapat dukungan kuat. Rangkuman indikator teknikal menunjukkan sinyal “sangat beli”, dengan 8 indikator utama memberikan rekomendasi beli tanpa ada sinyal jual.
Relative Strength Index (RSI) berada di level 72,8, mencerminkan kondisi overbought, namun tren masih terjaga positif. Indikator momentum lain seperti MACD, ADX, dan Ultimate Oscillator juga mengonfirmasi arah kenaikan.
Dari sisi moving average, semua rentang jangka pendek hingga panjang, mulai dari MA5 hingga MA200, menegaskan sinyal beli. MA20 di USD3.519,86 dan MA50 di USD3.442,21 menunjukkan konsolidasi emas sudah cukup kokoh di atas level support penting.
Pivot point harian menempatkan USD3.687,03 sebagai level kunci, dengan resistance berikutnya di kisaran USD3.750. Jika harga mampu menembus area tersebut, analis memperkirakan emas berpotensi menguji target psikologis USD3.900 menjelang akhir tahun.
Investor saat ini memusatkan perhatian pada rilis inflasi konsumen (CPI) yang akan diumumkan Kamis. Data tersebut dipandang sebagai penentu arah kebijakan Federal Reserve, sekaligus menjadi pemicu apakah emas mampu menembus rekor baru atau justru mengalami konsolidasi.
Dengan dukungan fundamental yang kondusif serta teknikal yang solid, prospek emas tetap bullish dalam jangka pendek hingga menengah, menjadikannya salah satu aset paling menarik di tengah ketidakpastian global.(*)