Logo
>

Harga Emas Naik Tajam, Tembus Level Tertinggi Lima Pekan

Emas dunia menguat setelah dolar AS dan imbal hasil obligasi melemah, sementara pasar menanti tenggat kesepakatan dagang global pada 1 Agustus.

Ditulis oleh Syahrianto
Harga Emas Naik Tajam, Tembus Level Tertinggi Lima Pekan
Ilustrasi: sebongkah emas batangan. (Foto: Pexels/Michael Steinberg)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Harga emas dunia melonjak lebih dari 1 persen dan mencapai level tertinggi dalam lima pekan pada perdagangan Senin, 21 Juli 2025, seiring pelemahan dolar Amerika Serikat dan imbal hasil obligasi pemerintah AS. 

    Ketidakpastian menjelang tenggat 1 Agustus, batas akhir kesepakatan dagang dengan AS, mendorong investor beralih ke aset lindung nilai.

    Sebagaimana dilansir Reuters, harga emas di pasar spot naik 1,3 persen menjadi USD3.394,23 per troy ounce, level tertinggi sejak 17 Juni. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup naik 1,4 persen di posisi USD3.406,40 per troy ounce.

    Indeks dolar AS tercatat turun 0,6 persen, membuat harga emas dalam denominasi dolar menjadi lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lain. Di saat yang sama, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun jatuh ke level terendah dalam lebih dari sepekan.

    “Dengan mendekatnya tenggat 1 Agustus, ketidakpastian meningkat dan pasar cenderung mencari perlindungan, ini mengangkat harga emas,” ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

    Negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa masih belum mencapai titik terang. Menurut para diplomat Eropa, Uni Eropa sedang menjajaki serangkaian langkah balasan yang lebih luas jika Washington tetap melanjutkan ancaman tarif.

    Dari sisi kebijakan suku bunga, pelaku pasar kini memperkirakan peluang sebesar 59 persen bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan September, berdasarkan alat pemantau FedWatch milik CME Group.

    Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa keseluruhan struktur Federal Reserve perlu ditinjau ulang. Spekulasi tentang kemungkinan pergantian Ketua The Fed Jerome Powell dan perubahan struktur kelembagaan bank sentral turut menambah ketegangan pasar.

    Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas cenderung menjadi aset yang diminati karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap gejolak ekonomi dan inflasi.

    Sementara itu, data menunjukkan bahwa China, sebagai konsumen emas terbesar dunia, mengimpor 63 metrik ton emas pada Juni, terendah sejak Januari. Impor platinum negara tersebut juga turun 6,1 persen dibanding bulan sebelumnya.

    Logam mulia lainnya turut menguat. Harga perak di pasar spot naik 2,1 persen menjadi USD38,99 per ounce, platinum naik 1,4 persen menjadi USD1.440,75, dan palladium menguat 2,1 persen ke posisi USD1.266,04. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.