Logo
>

Harga Emas Sentuh Tertinggi Sepekan Terdorong Pelemahan Dolar AS

Harga perak naik 0,8 persen ke USD33,32 per ounce. Platinum melesat 1,4 persen ke USD1.068,16, menyentuh level tertingginya sejak Mei tahun lalu.

Ditulis oleh Yunila Wati
Harga Emas Sentuh Tertinggi Sepekan Terdorong Pelemahan Dolar AS
Seorang pedagang menunjukkan emas perhiasan. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Harga emas menguat untuk hari ketiga berturut-turut pada Rabu waktu New York, atau Kamis WIB, 22 Mei 2025, didorong oleh pelemahan dolar AS dan meningkatnya permintaan terhadap aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. 

Harga emas di pasar spot tercatat naik 0,7 persen menjadi USD3.312,77 per troy ounce, sementara kontrak berjangka di AS ditutup di level USD3.313,50, menguat 0,9 persen. Ini merupakan level tertinggi dalam satu pekan terakhir.

Pelemahan indeks dolar, yang turun 0,6 persen terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, membuat emas menjadi lebih murah bagi pembeli dari luar negeri. 

Di saat yang sama, pasar saham AS justru mengalami tekanan, dan imbal hasil obligasi pemerintah naik seiring kecemasan investor terhadap dinamika fiskal dan politik di dalam negeri.

Sorotan utama investor saat ini tertuju pada perdebatan panas di Kongres AS mengenai rencana pemangkasan pajak yang diusulkan Presiden Donald Trump. Wacana ini kembali memicu kekhawatiran pasar atas potensi lonjakan utang pemerintah, yang dipandang bisa memperlemah pondasi fiskal AS ke depan.

“Pasar seperti sedang menunggu arah, berada di tengah-tengah antara harga tertinggi dan terendah dalam beberapa waktu terakhir,” ujar Daniel Pavilonis, analis senior di RJO Futures. 

Ia menilai, investor tengah mencari sinyal yang lebih jelas mengenai arah kebijakan perdagangan maupun langkah lanjutan dari pemerintah terkait tarif.

Secara fundamental, perekonomian AS belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang solid. Meski tensi perang dagang dengan China sempat mereda, jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom menunjukkan bahwa prospek ekonomi Negeri Paman Sam masih tergolong lemah. 

Ketidakpastian semacam ini membuat emas kembali menjadi instrumen perlindungan yang menarik bagi investor.

Dari sisi geopolitik, laporan CNN yang menyebut bahwa Israel tengah bersiap menyerang fasilitas nuklir Iran juga turut memberi tekanan psikologis pada pasar. Meski belum ada keputusan final dari Tel Aviv, kabar ini menambah lapisan kekhawatiran di tengah proses diplomasi yang masih berlangsung antara AS dan Iran.

Dengan latar belakang kondisi global yang kompleks, emas kembali mengambil peran sebagai pelindung nilai di tengah badai. Apalagi, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di kisaran USD3.500 per ounce bulan lalu.

ANZ dalam laporannya menyebut bahwa penurunan harga emas baru-baru ini justru akan membuka ruang bagi pembelian investasi, mengingat ketidakpastian makroekonomi dan politik yang belum menunjukkan tanda-tanda reda.

Harga Perak dan Platinum Ikut Melesat

Logam mulia lainnya pun turut menikmati sentimen positif. Harga perak naik 0,8 persen ke USD33,32 per ounce. Platinum melesat 1,4 persen ke USD1.068,16, menyentuh level tertingginya sejak Mei tahun lalu. Palladium juga menguat 0,8 persen ke USD1.021,40, menandai level tertinggi dalam lebih dari enam bulan.

Khusus platinum, lonjakan harga terjadi di tengah laporan bahwa China mencatatkan impor tertingginya dalam satu tahun terakhir. Minimnya stok global mendorong kekhawatiran akan potensi defisit pasokan. 

Untuk palladium, penguatan terjadi karena meredanya kecemasan soal permintaan, menurut Fawad Razaqzada, analis pasar dari City Index dan FOREX.com.

Dengan kombinasi antara tekanan makro, ketegangan geopolitik, dan dinamika pasar logam mulia yang semakin menarik, investor kini menatap emas bukan hanya sebagai aset pelindung, tetapi juga peluang jangka menengah dalam portofolio investasi mereka.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79