KABARBURSA.COM - Harga emas pada peragangan Jumat dini hari WIB, 28 November 2025, bergerak dalam fase melemah setelah reli kuat sehari sebelumnya. Namun, pelemahan kali ini menandai koreksi teknikal yang masih berada dalam rentang wajar.
Tekanan turun tercermin dari pergerakan emas spot yang terkoreksi 0,11 persen ke USD4.157,61 per ons. Angka ini turun dari posisi tertingginya hampir dua pekan, yang dicapai pada sesi sebelumnya.
Kontrak emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Desember juga ikut melemah 0,3 persen ke USD4.189,60 per ons. Meskipun terkoreksi, harga emas tetap bergerak jauh di atas level psikologis USD4.000 per ons dan memperlihatkan bahwa struktur bullish jangka menengah belum rusak.
Kondisi ini menempatkan emas dalam zona konsolidasi yang sudah terbentuk sejak koreksi pada Oktober.
Analis Julius Baer Carsten Menke, menyebut bahwa fase konsolidasi ini kemungkinan besar masih akan berlanjut karena tekanan penurunan sebelumnya belum terserap maksimal oleh pasar. Ya, penurunan sekitar 5 persen sejak rekor tertinggi USD4.381,21 pada 20 Oktober kemarin, memperlihatkan proses cooling-down yang lebih bersifat normalisasi daripada perubahan tren.
Ekspektasi Naik Terhadap Pemangasan Suku Bunga
Sentimen utama yang menggerakkan emas hari ini berasal dari dinamika ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve. Pelaku pasar kini melihat peluang penurunan sebesar 85 persen, yang melesat tajam dari proyeksi 30 persen pada pekan sebelumnya berdasarkan CME FedWatch Tool.
Perubahan ekspektasi yang sangat besar ini memicu perpindahan arus lindung nilai ke instrumen swaptions dan derivatif berbasis suku bunga jangka pendek. Pasar sepertinya mempersiapkan diri untuk menghadapi lingkungan suku bunga yang berpotensi lebih rendah.
Ekspektasi tersebut diperkuat oleh serangkaian pernyataan pejabat The Fed sepanjang pekan ini. Salah satunya adalah Mary Daly dari Federal Reserve San Francisco dan Gubernur Christopher Waller. Keduanya sama-sama mengisyaratkan ruang untuk pelonggaran kebijakan.
Begitu pula dengan kabar bahwa Kevin Hassett menjadi kandidat kuat pengganti Jerome Powell sebagai Ketua The Fed. Menurut Kabara, Hassett memiliki pandangan senada dengan Presiden Donald Trump, yaitu mendorong penurunan suku bunga. Narasi kolektif inilah yang menciptakan bias dovish dan menjadi penopang utama harga emas, meski saat ini terkoreksi.
Ekonomi AS Bergerak Lambat, Dolar Melemah
Di sisi makro, beberapa faktor pendukung emas tetap solid. Perlambatan ekonomi Amerika Serikat membuka ruang lebih besar bagi pelonggaran moneter. Dolar AS melemah dan menjaga daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
Pemelian bullion oleh bank sentral yang tetap stabil, juga menjadi penopang fundamental yang penting untuk menjaga lantai harga emas pada level tinggi.
Sebagai tambahan, libur Thanksgiving di Amerika Serikat membuat likuiditas pasar lebih tipis, sehingga volatilitas dapat meningkat meskipun pergerakan intraday terlihat terbatas.
Logam mulia lain bergerak variative. Perak turun 0,3 persen ke USD53,17 per ons, sementara platinum dan paladium justru menguat masing-masing menjadi USD1.604,72 dan USD1.430,40 per ons.
Secara keseluruhan, pergerakan emas hari ini berada dalam tren koreksi ringan yang dibungkus oleh sentimen dovish The Fed. Pasar tengah menunggu konfirmasi pemangkasan suku bunga bulan depan. Selama ekspektasi tersebut bertahan di kisaran tinggi, struktur bullish emas tetap terjaga meski volatil.(*)