Logo
>

Harga Emas Tiba-Tiba Anjlok, Ada Pergerakan Baru dari AS–China?

Logam mulia sempat tembus di bawah USD4.000 per ounce saat tensi dagang mencair dan pasar menanti sinyal The Fed.

Ditulis oleh Syahrianto
Harga Emas Tiba-Tiba Anjlok, Ada Pergerakan Baru dari AS–China?
Ilustrasi: Sebongkah emas (gold nugget). (Foto: Pixabay/Csaba Nagy)

KABARBURSA.COM – Harga emas dunia tergelincir di bawah level USD4.000 per ounce pada perdagangan Senin, 27 Oktober 2025, seiring meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai. 

Pasar juga menunggu keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pekan ini.

Seperti dilansir Reuters, emas spot turun 2,7 persen menjadi USD4.002,29 per ounce pada pukul 13.45 waktu New York, setelah sempat jatuh ke USD3.970,81, level terendah sejak 10 Oktober.

Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 2,9 persen dan ditutup di USD4.019,70 per ounce.

“Kemungkinan adanya kesepakatan dagang AS–China mengurangi kebutuhan investor terhadap aset aman seperti emas,” kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

Sebelumnya, emas sempat menyentuh rekor tertinggi USD4.381,21 per ounce pada 20 Oktober lalu, sebelum terkoreksi 3,2 persen sepanjang pekan lalu akibat meredanya kekhawatiran atas tensi perdagangan dua ekonomi terbesar dunia itu.

Pada Minggu, negosiator dari AS dan China telah menyusun kerangka kesepakatan untuk menunda kenaikan tarif baru dan menangguhkan pembatasan ekspor mineral tanah jarang dari Beijing.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping dijadwalkan bertemu pada Kamis untuk melanjutkan pembahasan finalisasi kesepakatan tersebut.

Selain tekanan fundamental, penurunan harga emas juga dipicu oleh aksi jual teknikal setelah lonjakan harga dari USD3.800 ke USD4.400 dalam tiga pekan pertama Oktober.

“Kini pasar sedang melakukan penyesuaian setelah reli tajam sebelumnya, seiring mencairnya tensi dagang AS–China,” ujar Jeffrey Christian, Managing Partner di CPM Group.

Pasar Tunggu Keputusan The Fed

Pelaku pasar memperkirakan 97 persen kemungkinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan pada Rabu.
Biasanya, emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung menguat di lingkungan suku bunga rendah, karena biaya peluang kepemilikan menjadi lebih kecil.

Namun, meski banyak analis masih memperkirakan potensi penguatan lanjutan hingga mendekati USD5.000 per ounce, sebagian pelaku pasar mulai meragukan keberlanjutan reli tajam emas dalam beberapa bulan terakhir.

Lembaga riset Capital Economics bahkan memangkas proyeksi harga emas menjadi USD3.500 per ounce pada akhir 2026.

“Lonjakan harga 25 persen sejak Agustus jauh lebih sulit dijustifikasi dibandingkan kenaikan sebelumnya selama tren reli emas,” tulis laporan lembaga itu.

Selain emas, perak spot turun 3,6 persen menjadi USD46,85 per ounce, platinum melemah 0,4 persen ke USD1.592,03, sementara palladium terkoreksi 1,8 persen ke USD1.402,98. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.