KABARBURSA.COM – Harga logam mulia pada perdagangan Kamis pagi WIB, 4 Desember 2025, bergerak seragam. Harga perak sempat mencapai rekor baru USD58,98 per ons di awal sesi. Kenaikan harga logam mulia ini didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada pekan depan. Bagaimana dengan harga emas?
Menurut laporan Reuters di Bengaluru, Rabu waktu setempat, 3 Desember 2025, emas sport bertahan di sekitar USD4.202,06 per ons setelah sempat menyentuh level tertingginya di USD4.241,29. Sementara, harga emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Februari, ditutup naik 0,3 persen menjadi USD4.232,50.
Selain ekspektasi penurunan suku bunga, Senior Market Strategist RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan, data ADP yang meleset dari ekspektasi turut mengangkat sentimen terhadap emas. Menurut dia, emas saat ini bergerak mengikuti pergerakan perak.
Laporan ADP Turun, Emas Terdongkrak
Berbicara tentang laporan ketenagakerjaan ADP, payroll sektor swasta Amerika pada November turun 32.000. Hal ini bertentangan dengan proyeksi ekonom yang justru memperkirakan akan naik 10.000.
Laporan inilah yang kemudian dilihat pasar memperkuat keyakinan bahwa the Fed akan semakin dekat memangkas suku bunga. FedWatch Tool CME Group sebagai alat ukur akhirnya mencatat bahwa peluang tersebut naik sebesar 89 persen. Hal ini sejalan pula dengan proyeksi sejumlah broker kakap menjelang pertemuan 9-10 Desember mendatang.
Saat ini, pasar juga menanti rilis data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) September yang sempat tertunda dan rencananya akan diterbitkan pada Jumat besok. Data ini menjadi indicator inflasi favorit the Fed, karena dapat mempengaruhi arah kebijakan moneter selanjutnya.
Perak Diprediksi Sentuh USD60 per Ons
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa suku bunga yang lebih rendah akan menguntungkan aset tanpa imbah hasil seperti logam kuning. Begitu pula dengan perak yang Berjaya dengan mencatat kenaikan 102 persen sepanjang tahun ini.
Melesatnya harga perak didorong oleh banyak faktor. Beberapa di antaranya adalah kekhawatiran terkait likuiditas pasar akibat arus keluar ke saham Amerika. Lalu, masuknya perak ke daftar mineral kritis AS, serta deficit pasokan structural.
“Lonjakan harga perak terutama ditopang oleh kekurangan pasokan di tingkat bursa. Perak bisa segera menyentuh level USD60 per ons,” kata Haberkorn.
Pada perdagangan hari ini, tidak hanya emas dan perak yang berjaya. Platinum naik 0,9 persen ke level USD1.652,03 per ons. Begitu pula dengan Paladium yang menguat 0,4 persen menuju level USD1.466,98 per ons.
Sedangkan tembaga, mengekor perak, mencetak rekor. Melesatnya harga tembaga kali ini terdorong oleh pelemahan dolar, kekhawatiran akan pasokan, dan semakin ketatnya ketersediaan logam di gudang-gudang London Metal Exchange.(*)