KABARBURSA.COM - Harga minyak mentah dunia melesat pada perdagangan Rabu waktu New York, 24 September 2025, menandai setelmen tertinggi dalam tujuh pekan.
Lonjakan ini dipicu penyusutan tak terduga persediaan minyak Amerika dan kabar gangguan pasokan dari Irak, Venezuela, hingga Rusia. Sementara, pelaku pasar menimbang risiko geopolitik dan prospek kebijakan energi global yang semakin ketat.
Brent ditutup me, guat USD1,68 atau 2,5 persen ke USD69,31 per barel, sedangkan WTI melompat USD1,58 atau 2,5 persen ke USD64,99 per barel. Masing-masing mengalami kenaikan tertinggi sejak 1 Agustus dan 2 September.
Dorongan paling nyata datang dari laporan EIA yang menunjukkan stok minyak mentah AS turun 607.000 barel, berbalik dari perkiraan survei yang justru memprediksi kenaikan persediaan. Penyusutan yang meluas ke komponen distilat dan bensin memperkuat keyakinan bahwa keseimbangan pasar tengah mengetat.
Pada saat yang sama, kabar serangan terhadap infrastruktur energi Rusia, disertai kondisi darurat di pelabuhan utama Novorossiisk—menciptakan premi risiko baru di harga, di tengah wacana sanksi tambahan yang berpotensi menghambat arus ekspor Moskow.
Pasokan Global Turun Tipis
Di tataran pasokan global, kombinasi isu teknis dan regulasi terus menahan output. Di Kurdistan Irak, kesepakatan prinsip antara delapan perusahaan internasional dengan pemerintah pusat dan otoritas regional baru sekadar membuka jalan, belum sepenuhnya mengalirkan volume ekspor normal.
Di Amerika Latin, hambatan perizinan AS menggerus laju ekspor Venezuela via Chevron, serta menambah ketidakpastian pasokan jangka pendek. Dari Iran, sinyal kelanjutan penjualan ke China meredam sebagian kekhawatiran, namun bayang-bayang sanksi tetap menjadi variabel yang tak bisa diabaikan.
Di AS sendiri, survei The Dallas Fed mengindikasikan aktivitas hulu di Texas, Louisiana, dan New Mexico menurun tipis pada kuartal III, faktor lain yang menyokong harga ketika permintaan tetap tangguh.
Teknikal Harian Berikan Sinyal Beli
Dari sudut pandang teknikal harian, Brent memancarkan bias “Sangat Beli”. RSI 14 berada di 57 cukup sehat untuk tren naik tanpa masuk zona jenuh beli ekstrem, Sementara StochRSI menyentuh 100 dan Williams %R berada di area overbought, menandakan momentum kuat namun rawan jeda teknis setelah reli cepat.
MACD berada tipis di wilayah positif, mengafirmasi arah bullish, meski ADX di kisaran 24 masih menandakan kekuatan tren yang moderat. Rerata bergerak memberikan dukungan luas (10 sinyal beli berbanding 2 jual), dengan catatan harga masih menguji MA200 (sekitar USD70) dari bawah.
Artinya, ambang teknikal yang jika ditembus bersih dapat mengakselerasi kenaikan menuju area resistensi USD69,26 hingga USD70,43. Sebaliknya, zona USD66,45–USD65,28 menjadi bantalan pertama jika terjadi tarik-ulur profit taking.
WTI juga mengirim sinyal “Sangat Beli”, meski konfigurasi sedikit lebih campuran. RSI di 55 menunjukkan ruang kenaikan masih tersedia, StochRSI di 100 dan Williams %R di area overbought menandai momentum yang memanas.
Tetapi MACD harian masih tipis negative, mencerminkan jeda sinyal yang kerap tertinggal saat reli mendadak. ADX di sekitar 24 memperlihatkan tren yang mulai terbentuk, dan mayoritas moving average (8 beli vs 4 jual) menyokong bias kenaikan, walau MA100 dan MA200 di atas harga kini menyisakan “pagar” yang harus ditembus untuk validasi tren menengah.
Di sisi level, rentang resistensi terdekat terbentang di USD64,25–USD65,09–USD66,29; penurunan intraday berpotensi tertahan di USD63,05–USD62,21 sebelum ke USD61,01 jika koreksi menguat.
Bagi investor, kombinasi fundamental yang mengetat, juga stok AS menyusut, jalur pasokan berisiko, dan sinyal aktivitas hulu yang melambat, dengan teknikal yang membaik pada kedua benchmark yang menghadirkan skenario bullish yang kredibel untuk jangka pendek.
Namun, indikator momentum yang sudah overbought di Brent dan WTI menyiratkan peluang konsolidasi atau pullback dangkal sebelum harga melanjutkan tren.
Selama dukungan fundamental tidak berubah dan geopolitik tetap bergejolak, reli berpotensi berumur panjang, dengan konfirmasi penting datang dari kemampuan Brent menembus mantap MA200 di sekitar USD70 dan WTI menaklukkan hambatan menengah menuju kisaran pertengahan USD65–66.(*)