Logo
>

Harga Minyak Dunia Lesu, Dipicu Ketegangan AS-China

Harga minyak mentah Brent turun 93 sen, atau 1,5 persen menjadi USD62,39 per barel.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Harga Minyak Dunia Lesu, Dipicu Ketegangan AS-China
Ilustrasi: Fasilitas rig minyak (Foto: Pexels/Joseph Martin)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak dunia mengalami penurunan sebesar 1,5 persen pada Selasa, 14 Oktober 2025. Pelemahan ini dipicu oleh ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas.

    Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun 93 sen, atau 1,5 persen menjadi USD62,39 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,3 persen atau 79 sen, di harga USD58,70. Keduanya berada di level terendah dalam lima bulan terakhir.

    Adapun pada perdagangan sebelumnya, Brent ditutup 0,9 persen lebih tinggi, dan WTI AS ditutup naik 1 persen.

    Selain memanasnya perdagangan AS-China, pelemahan harga minyak juga dipengaruhi peringatan dari Badan Energi Internasional (IEA) yang memprediksi kelebihan pasokan yang besar pada tahun 2026.

    Badan Energi Internasional memprediksi, pasar minyak dunia menghadapi surplus yang lebih besar tahun depan, yakni sebanyak 4 juta barel per hari karena OPEC+ dan para pesaingnya meningkatkan produksi, namun di satu sisi permintaan lesu.

    Pada hari Senin, laporan bulanan oleh oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak bertolak belakang dengan pandangan IEA. Mereka menyatakan pasokan pasar minyak akan menyusut pada tahun 2026, seiring aliansi OPEC+ yang lebih luas melanjutkan rencana peningkatan produksi.

    Namun, para eksekutif di perusahaan-perusahaan minyak besar dan rumah dagang terkemuka mengatakan mereka memperkirakan pasar minyak global akan menguat dalam jangka menengah hingga panjang serta pulih dari kelemahan jangka pendek.

    "Ketegangan terbaru antara AS dan China juga akan menjadi titik tekanan pada minyak mentah karena ekonomi China bisa dipertanyakan jika ketegangan terus meningkat," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

    Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan sentimen penghindaran risiko telah menguat karena ketegangan perdagangan membebani sentimen dan laporan IEA bersifat bearish.

    Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pada hari Senin bahwa Presiden AS, Donald Trump tetap berkomitmen untuk bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping di Korea Selatan pada bulan ini. Washington dan Beijing berupaya meredakan ketegangan terkait ancaman tarif dan pengendalian ekspor.(*) 

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.