KABARBURSA.COM – Harga minyak mentah ditutup naik sekitar 1 persen pada perdagangan Senin, 18 Agustus 2025, setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyusul KTT AS–Rusia di Alaska pada Jumat lalu yang berakhir tanpa kesepakatan.
Sebagaimana dilansir Reuters, kontrak berjangka Brent ditutup naik 75 sen atau 1,14 persen menjadi USD66,60 per barel.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 62 sen atau 0,99 persen ke USD63,42 per barel. Pekan lalu, Brent turun 1,1 persen, sementara WTI melemah 1,7 persen.
Trump dan Zelenskiy bertemu di Gedung Putih pada Senin untuk membahas jalan keluar dari perang Rusia–Ukraina.
Dalam pernyataan kepada wartawan di Oval Office, Trump menyampaikan harapan bahwa pertemuan tersebut pada akhirnya dapat mengarah pada pertemuan trilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Trump mengatakan ia percaya Putin ingin perang segera berakhir. Ia juga menegaskan bahwa Ukraina harus melupakan ambisi mengembalikan Crimea maupun bergabung dengan NATO, dengan posisi yang lebih selaras dengan Moskow untuk mencari kesepakatan damai alih-alih gencatan senjata.
“Pasar kini menunggu apakah akan diumumkan tanggal untuk pertemuan trilateral,” ujar Giovanni Staunovo, analis UBS. KTT Alaska sendiri berakhir tanpa kesepakatan, namun Trump keluar dengan sikap yang lebih dekat dengan Moskow dalam upaya mencari kesepakatan damai.
Pada hari yang sama, Ukraina meningkatkan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia. Serangan drone dilaporkan mengenai fasilitas di wilayah Tambov sehingga pasokan energi sempat terganggu, memberi dukungan tambahan bagi harga minyak.
Di sisi lain, Penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menyatakan pembelian minyak mentah Rusia oleh India telah membantu pendanaan perang di Ukraina dan harus dihentikan.
“India bertindak sebagai pusat perantara global untuk minyak Rusia, mengubah minyak mentah yang terkena embargo menjadi ekspor bernilai tinggi dan memberi Moskow aliran dolar yang dibutuhkan,” kata Navarro.
Priyanka Sachdeva, Analis Senior di Phillip Nova, mengatakan bahwa komentar tajam dari AS mengenai impor minyak Rusia oleh India, ditambah penundaan negosiasi perdagangan, memunculkan kembali kekhawatiran bahwa aliran energi masih rentan terhadap gesekan dagang dan diplomatik, meskipun peluang damai Ukraina mulai terbuka.
Investor juga menanti pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell di simposium Jackson Hole pekan ini untuk petunjuk arah kebijakan suku bunga AS.
Sementara itu, di kawasan Timur Tengah, sumber resmi Mesir mengatakan Hamas menyetujui proposal gencatan senjata 60 hari dengan Israel, termasuk pembebasan setengah dari sandera di Gaza dengan imbalan pembebasan sejumlah tahanan Palestina oleh Israel. (*)