Logo
>

Harga Minyak Terpukul, Sumber Tekanan Global Mulai Terlihat Jelas

Pergerakan awal pekan kembali menyalakan tanda perubahan yang semakin terasa di pasar energi global.

Ditulis oleh Syahrianto
Harga Minyak Terpukul, Sumber Tekanan Global Mulai Terlihat Jelas
Ilustrasi: Alat pengangkat minyak dari dalam tanah. (Foto: AI untuk KabarBursa)

KABARBURSA.COM – Harga minyak turun 2 persen pada Senin setelah Irak memulihkan produksi di salah satu ladang minyaknya yang menyumbang sekitar 0,5 persen pasokan minyak dunia, sementara investor menimbang perkembangan pembicaraan damai untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Seperti dilansir Reuters, kontrak Brent melemah USD1,26 atau 1,98 persen menjadi USD62,49 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun USD1,20 atau 2 persen menjadi USD58,88.

Irak memulihkan produksi di ladang minyak West Qurna 2 milik Lukoil, salah satu ladang terbesar di dunia, setelah kebocoran pada pipa ekspor menekan output secara signifikan, menurut dua pejabat energi Irak kepada Reuters.

Harga sempat memangkas sebagian kerugian setelah sumber Reuters menyebut Irak telah menghentikan produksi di ladang tersebut yang menghasilkan sekitar 460.000 barel per hari.

Kedua kontrak sebelumnya ditutup pada level tertinggi sejak 18 November.

“Jika ada kesepakatan apa pun yang tercapai dalam waktu dekat terkait Ukraina, maka ekspor minyak Rusia kemungkinan meningkat dan memberikan tekanan turun pada harga minyak,” kata Tamas Varga, analis pasar minyak PVM.

Pasar saat ini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga seperempat poin pada pertemuan The Fed Selasa dan Rabu sebesar 84 persen menurut data LSEG.

Namun komentar para anggota dewan menunjukkan pertemuan tersebut kemungkinan menjadi salah satu yang paling terpecah dalam beberapa tahun terakhir, sehingga meningkatkan fokus investor terhadap arah kebijakan dan dinamika internal bank sentral.

Kemajuan pembicaraan damai Ukraina masih lambat. Perselisihan mengenai jaminan keamanan untuk Kyiv dan status wilayah yang diduduki Rusia masih belum terselesaikan meskipun Presiden AS Donald Trump terus mendorong tercapainya kesepakatan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bertemu para pemimpin Eropa di London pada Senin.

“Berbagai kemungkinan hasil dari upaya terbaru Trump untuk mengakhiri perang dapat memicu perubahan pasokan minyak lebih dari 2 juta barel per hari,” kata analis ANZ dalam catatan kepada klien.

Setiap premi risiko geopolitik akan ditimbang dengan tanda-tanda kelebihan pasokan global, dengan pasokan dari negara OPEC+ dan non-OPEC yang meningkat lebih cepat dibanding pertumbuhan permintaan yang relatif kecil, menurut analis Aegis Hedging.

Analis Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar mengatakan gencatan senjata menjadi risiko penurunan utama bagi prospek harga minyak, sementara kerusakan berkepanjangan pada infrastruktur minyak Rusia menjadi risiko kenaikan signifikan.

Potensi Pembatasan Ekspor Rusia yang Baru

Sementara itu, negara-negara G7 dan Uni Eropa tengah membahas penggantian batas harga ekspor minyak Rusia dengan larangan penuh terhadap layanan maritim yang terkait, menurut sumber Reuters.

Kebijakan tersebut kemungkinan menekan suplai dari produsen minyak terbesar kedua dunia.

AS juga meningkatkan tekanan terhadap Venezuela, anggota OPEC, termasuk serangan terhadap kapal yang dituduh menyelundupkan narkoba dan pembicaraan mengenai kemungkinan tindakan militer untuk menggulingkan Presiden Nicolas Maduro.

Di pasar Asia, penyuling independen Tiongkok meningkatkan pembelian minyak Iran yang dikenai sanksi dari tangki penyimpanan darat dengan menggunakan kuota impor baru, menurut sumber perdagangan dan analis. Pembelian ini membantu mengurangi kelebihan pasokan.

Sementara itu, stok minyak mentah AS diperkirakan turun pada pekan lalu, sedangkan persediaan distilat dan bensin diperkirakan naik, menurut survei awal Reuters pada Senin. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.