Logo
>

Harga Pangan Naik, DPR: Hidup Masyarakat Makin Pedas

DPR menilai pemerintah harus bergerak cepat merespons lonjakan harga pangan menjelang Lebaran. Harga di lapangan disebut jauh lebih tinggi dari panel resmi, sementara kelas menengah mulai tertekan.

Ditulis oleh Dian Finka
Harga Pangan Naik, DPR: Hidup Masyarakat Makin Pedas
Anggota Komisi IV DPR RI Sonny T. Danaparamita. Foto: dpr.go.id.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM –  Lonjakan harga pangan menjelang Lebaran bikin gerah parlemen. Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Sonny Danaparamita, meminta pemerintah segera turun tangan sebelum rakyat makin menjerit. Ia menilai data yang tercatat di panel resmi tidak mencerminkan kondisi riil di lapangan.

    Sonny mencontohkan harga cabai keriting yang menurut panel Badan Pangan hanya Rp83.702 per kg, kenyatannya di berbagai daerah sudah tembus hingga Rp120.000 per kg. Lonjakan harga yang terjadi di lapangan itu dinilai sangat jauh. Ia pun khawatir tren ini akan terus memburuk menjelang hari raya.

    “Jangan-jangan makin dekat Lebaran, harga terus naik. Meskipun Pak Presiden sudah mengarahkan agar jangan terlalu banyak makan pedas, kalau ini tidak segera ditangani, kehidupan masyarakat justru yang terasa pedas,” sindir Sonny dalam rapat Komisi IV DPR dengan Kementerian Pertanian dan lembaga-lembaga terkait di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin, 24 Maret 2025.

    Sonny juga mengutip data BPS yang menunjukkan kenaikan harga pada berbagai bahan pokok seperti cabai rawit, bawang merah, gula pasir, minyak goreng, hingga beras. Meski pemerintah mengklaim stok beras aman, faktanya harga tetap tinggi dan di atas HET.

    “Ini harus jadi perhatian serius. Jangan sampai rakyat menanggung beban sendiri tanpa ada intervensi yang jelas dari pemerintah,” katanya.

    Harga-harga Makin Naik

    Harga pangan di pasar tradisional jelang Lebaran makin membara, khususnya dari lini cabai-cabaian. Berdasarkan data dari laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional per 24 Maret 2025, harga cabai merah keriting meroket hingga Rp58.400 per kg, naik tajam 6,76 persen atau Rp3.700 dari hari sebelumnya. Tak jauh berbeda, cabai merah besar ikut menyusul dengan harga Rp57.800 per kg, naik Rp3.200 atau 5,86 persen.

    Yang lebih memanas adalah cabai rawit merah, tembus Rp92.050 per kg, melambung 5,02 persen atau naik Rp4.400. Sementara cabai rawit hijau juga naik, meski tidak setajam yang merah, berada di angka Rp63.600 per kg, naik Rp1.250 atau 2 persen.

    Lonjakan harga cabai ini seakan menyulut tekanan di tengah masyarakat, terlebih menjelang momen Ramadan dan Lebaran yang identik dengan konsumsi tinggi. Namun, bukan hanya cabai yang bikin kantong megap-megap.

    Harga bawang merah ukuran sedang juga ikut naik Rp1.800 atau 4 persen, menjadi Rp46.800 per kg. Sementara itu, bawang putih lebih stabil dengan kenaikan tipis Rp550 atau 1,19 persen, kini di harga Rp46.850 per kg.

    Untuk beras, nyaris semua kualitas mencatat kenaikan harga meski tergolong tipis. Beras kualitas bawah I dan bawah II masing-masing naik Rp50, kini di harga Rp14.100 dan Rp13.850 per kg. Begitu pula beras medium dan medium II masing-masing naik Rp50, menjadi Rp15.400 dan Rp15.250 per kg. Kelas atas pun tak luput, beras super I dan super II masing-masing berada di Rp16.750 dan Rp16.300, juga naik Rp50.

    Kenaikan juga terjadi pada daging sapi kualitas 1, kini dihargai Rp141.600 per kg, naik Rp1.950 atau 1,4 persen. Versi kualitas 2 bahkan melonjak lebih tajam, naik Rp2.100 atau 1,6 persen, kini seharga Rp133.400 per kg. Sedangkan daging ayam ras segar relatif lebih tenang, hanya naik Rp300 menjadi Rp36.550 per kg.

    Untuk gula pasir, baik versi lokal maupun premium sama-sama mengalami kenaikan Rp100. Gula lokal kini di harga Rp18.800 per kg, sedangkan premium di Rp19.850 per kg.

    Di sektor minyak goreng, minyak goreng curah dan kemasan bermerek 1 sama-sama naik Rp100, masing-masing menjadi Rp18.850 dan Rp22.300 per kg. Kemasan bermerek 2 naik lebih tinggi, Rp150 menjadi Rp21.250 per kg.

    Satu-satunya komoditas yang sedikit memberi napas adalah telur ayam ras segar yang justru mengalami penurunan tipis 0,49 persen atau Rp150, kini di harga Rp30.250 per kg.

    Di tengah lonjakan harga pangan menjelang Lebaran, harga beras di Pulau Jawa ikut merangkak naik meski belum setinggi di kawasan Indonesia timur. Jawa Timur tercatat sebagai provinsi dengan harga beras kualitas bawah I paling rendah, yakni Rp14.250 per kilogram. Menyusul di belakangnya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan harga Rp14.300 per kilogram.

    Sementara di Jawa Barat, harga beras berada di angka Rp14.600 per kilogram. Adapun di Jawa Tengah, tren serupa juga terlihat dengan harga Rp14.750 per kilogram—angka yang sama dengan di Lampung, Gorontalo, dan beberapa provinsi luar Jawa lainnya.

    Harga paling tinggi di Pulau Jawa dicatat oleh Provinsi Banten dan DKI Jakarta. Di Banten, beras kualitas bawah I dijual seharga Rp14.850 per kilogram, sedangkan di ibu kota, harga menembus Rp15.700 per kilogram, menjadikannya yang tertinggi di antara seluruh provinsi di Jawa.

    Kondisi ini menunjukkan adanya disparitas harga antarwilayah di pulau yang menjadi pusat konsumsi nasional ini. Jakarta yang memiliki akses logistik terbaik justru menghadapi tekanan harga paling besar, sementara daerah-daerah dengan basis produksi lebih kuat seperti Jawa Timur masih mampu menjaga harga lebih rendah.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.