Logo
>

IEU-CEPA Jadi Pilar Baru Kemitraan Ekonomi Indonesia dan Uni Eropa

Perjanjian ini, Indonesia dan Uni Eropa bersepakat untuk menghapus lebih dari 98 persen tarif barang

Ditulis oleh Pramirvan Datu
IEU-CEPA Jadi Pilar Baru Kemitraan Ekonomi Indonesia dan Uni Eropa
Ilustrasi Perdagangan Internasional. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti menegaskan urgensi memperkuat pelaksanaan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) sebagai upaya mendorong perdagangan, investasi, dan daya saing yang berkelanjutan.

    Ia menyatakan bahwa di tengah arus proteksionisme global yang kian menguat, kemitraan strategis seperti IEU-CEPA menjadi jangkar penting untuk menjaga keterbukaan pasar dan kelancaran arus perdagangan internasional.

    “Jika kita ingin memperkuat perdagangan dan daya saing, maka proteksionisme harus kita hadapi melalui kolaborasi yang lebih erat,” ujar Roro dalam sambutannya pada CSIS Strategic Dialogue bertema Trade and Competitiveness in a Changing Global Landscape: Building a Stronger Economic Partnership Between Europe and Indonesia di Jakarta.

    Ia menuturkan bahwa melalui perjanjian ini, Indonesia dan Uni Eropa bersepakat untuk menghapus lebih dari 98 persen tarif barang, memperluas akses pasar, serta menciptakan kepastian hukum bagi pelaku usaha di kedua wilayah.

    “IEU-CEPA adalah bukti nyata bahwa kerja sama dapat menumbuhkan kepercayaan, menjamin kepastian berusaha, dan memastikan tidak ada pihak yang dirugikan,” ungkapnya.

    Roro menambahkan, ruang kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa masih terbuka lebar untuk dioptimalkan.

    Data Kementerian Perdagangan menunjukkan nilai perdagangan Indonesia–UE mencapai 30,4 miliar dolar AS pada 2024, tumbuh 6,2 persen dibanding tahun sebelumnya. Di sisi lain, Uni Eropa juga menempati posisi keenam terbesar sebagai sumber investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia dengan total investasi 3,5 miliar dolar AS.

    Lebih jauh, ia menegaskan bahwa IEU-CEPA bukan sekadar perjanjian dagang, melainkan kemitraan strategis yang berlandaskan nilai-nilai bersama: kolaborasi, keberlanjutan, dan pertumbuhan inklusif. Perjanjian ini menciptakan mekanisme yang transparan, memastikan perdagangan berlangsung adil, sekaligus melindungi semua pihak dari risiko kebijakan proteksionisme sepihak.

    Roro juga menyoroti pentingnya menyeimbangkan agenda perdagangan dan isu perubahan iklim. Dunia, katanya, kini menghadapi tantangan ganda — menjaga laju pertumbuhan ekonomi tanpa mengabaikan keberlanjutan lingkungan.

    Ia menekankan perlunya dukungan global bagi negara berkembang seperti Indonesia agar dapat melaksanakan transisi hijau tanpa mengorbankan kemajuan ekonomi maupun arus perdagangan.

    “Kita ingin terus berdagang dan berbisnis, tetapi harus memastikan bahwa aktivitas ekonomi tidak merusak lingkungan. Diperlukan asistensi dan kerja sama agar transisi menuju ekonomi hijau tidak menghambat perdagangan dunia,” ujarnya.

    Dalam forum yang sama, Roro menyinggung perlunya penyelarasan kebijakan perdagangan dan lingkungan antara Indonesia dan Uni Eropa, termasuk dalam menghadapi regulasi baru seperti EU Deforestation Regulation (EUDR) dan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM).

    Menurutnya, kedua kebijakan tersebut perlu diimplementasikan dengan semangat kolaboratif agar mitigasi perubahan iklim tidak menjelma menjadi hambatan baru bagi perdagangan internasional.

    “Kita harus memastikan bahwa langkah mitigasi iklim justru memperkuat komitmen bersama menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, bukan sebaliknya,” tegasnya.

    Melalui dialog strategis ini, Roro Esti berharap Indonesia dan Uni Eropa dapat memperdalam kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan, memperkuat posisi di pasar global, dan menjadi contoh konkret bahwa perdagangan dan keberlanjutan dapat berjalan beriringan dalam membangun masa depan ekonomi yang hijau dan inklusif.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.