KABARBURSA.COM - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Dewan Kerajinan Nasional melakukan penguatan identitas brand industri kecil dan menengah (IKM) kerajinan. Penguatan ini dilakukan untuk memperkuat posisi IKM kerajinan di pasar internasional.
Penguatan jenama IKM kerajinan ini dilakukan seiring dengan pergeseran tren konsumsi global menuju produk yang otentik, ramah lingkungan dan memiliki dampak sosial.
“Nilai budaya yang tercermin dari produk kerajinan Indonesia merupakan sebuah kekuatan (strength) bagi IKM kerajinan. Kekuatan ini akan lebih efektif dan maksimal pemanfaatannya jika didukung dengan upaya-upaya lainnya,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 14 September 2025.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menyampaikan bahwa produk kerajinan berbasis budaya memiliki daya tarik unik karena mengandung ciri khas, nilai, dan cerita dari daerah asalnya.
“Kerajinan lokal karya para perajin di berbagai daerah di Indonesia tak lepas dari nilai budaya setempat dan dapat dimanfaatkan sebagai medium untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia,” katanya.
Salah satu tindak lanjut penguatan jenama IKM kerajinan adalah melalui webinar bertajuk, “Karya, Cerita, dan Identitas: Membangun Brand Identity Produk Kerajinan Unggulan” yang digelar pada akhir Agustus 2025 yang bertepatan dengan perayaan HUT ke-45 Dekranas.
Lebih lanjut, Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan, menekankan pentingnya arah baru dalam mengembangkan produk. Ia berharap pendampingan ini dapat mendorong para perajin dan pemilik jenama kerajinan menciptakan produk kerajinan yang tidak hanya unggul secara estetika, tapi juga mampu berkelanjutan dan menembus pasar global.
Ia menambahkan, konsumen global kini menunjukkan ketertarikan yang lebih kuat terhadap produk dengan nilai orisinalitas dan keberlanjutan.
“Kebetulan, selera konsumen produk kerajinan kini condong ke arah produk orisinal otentik, ramah lingkungan, dan berdampak sosial. Kerajinan Indonesia memenuhi semuanya, jadi tidak heran sangat disukai konsumen global, terutama dari Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa,” ujar Budi.
Pada kesempatan yang sama, pakar ekspor UMKM dari Centrum tot Bevordering van de Import uit ontwikkelingslanden (CBI) Belanda, Liena Mahalli, mencontohkan bagaimana brand fesyen kecil di Eropa berhasil menembus pasar global berkat identitas jenama yang kuat.
Ia mengingatkan IKM Indonesia agar selalu peka terhadap karakter pasar yang dituju, sekaligus terus berinovasi seiring perkembangan zaman.
Sementara itu, pendiri IKM Studio Dapur, Mega Puspita, menekankan bahwa penguatan identitas jenama harus berjalan beriringan dengan inovasi. “Masa depan kerajinan Indonesia bukan soal memilih tradisi atau inovasi, namun perpaduan keduanya,” ungkapnya.(*)