Logo
>

Impor Batu Bara China dari Indonesia Anjlok, Tersingkir oleh Kualitas Lebih Tinggi

Penurunan harga global membuat China beralih ke batu bara berkalori tinggi, memukul ekspor Indonesia yang dikenal berkalori rendah.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Impor Batu Bara China dari Indonesia Anjlok, Tersingkir oleh Kualitas Lebih Tinggi
Impor batu bara China dari Indonesia turun 30 persen akibat pergeseran permintaan ke batu bara berkualitas tinggi dan produksi lokal yang naik. Foto: Dok, Adaro Minerals Indonesia Tbk.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Impor batu bara China dari Indonesia anjlok tajam pada Juni 2025. Berdasarkan data bea cukai terbaru yang dirilis Ahad, 20 Juli 2025, volume impor dari pemasok terbesar tersebut turun 30 persen secara tahunan, jauh lebih dalam dibanding penurunan total impor batu bara China secara keseluruhan.

    Pada bulan Juni, China hanya mengimpor 11,62 juta ton batu bara dari Indonesia. Selama paruh pertama 2025, total impor batu bara Indonesia ke China tercatat 90,98 juta ton—turun 12 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Dilansir dari Reuters, Senin, 21 Juli 2025, penyebab utama pelemahan ini adalah perubahan preferensi pasar. Penurunan harga batu bara global membuat batu bara berkualitas tinggi—yang menghasilkan energi lebih besar per ton—menjadi lebih kompetitif secara biaya. Akibatnya, permintaan terhadap batu bara kalori rendah asal Indonesia ikut tertekan.

    Selain itu, kenaikan produksi dalam negeri China turut mengurangi kebutuhan impor secara keseluruhan. Perubahan selera konsumsi yang mengarah pada batu bara berkalori tinggi mendorong pembeli beralih ke negara lain seperti Rusia dan Mongolia yang menawarkan kualitas lebih tinggi.

    Total impor batu bara China dari seluruh negara pada Juni hanya mencapai 33,04 juta ton. Angka itu turun 26 persen dibandingkan Juni tahun lalu dan menjadi volume bulanan terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir.

    Secara akumulatif, total impor batu bara China sepanjang Januari–Juni 2025 mencapai 221,7 juta ton—turun 11 persen dibanding paruh pertama 2024.

    Data ini memperkuat sinyal bahwa Indonesia, yang selama bertahun-tahun menjadi mitra utama China dalam suplai batu bara, kini mulai kehilangan pangsa pasar akibat tekanan kualitas dan efisiensi harga.

    Bagi Indonesia, tren ini berisiko menekan ekspor batu bara secara agregat, terutama untuk jenis kalori rendah yang selama ini menjadi andalan. Di sisi lain, industri perlu merespons dengan strategi hilirisasi atau peningkatan nilai tambah agar tetap relevan dalam pasar yang makin selektif.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).