Logo
>

Indonesia bakal Dibanjiri Daging Sapi Impor 180 Ribu Ton pada 2025

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Indonesia bakal Dibanjiri Daging Sapi Impor 180 Ribu Ton pada 2025

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pemerintah Indonesia berencana mengimpor 180 ribu ton daging sapi pada 2025 untuk memenuhi kebutuhan nasional, yang merupakan hasil rapat terbatas (ratas) 2024 untuk pengadaan tahun 2025.

    "Keputusan sudah diambil untuk mengimpor 180 ribu ton. Daging yang diimpor bisa dalam bentuk beku atau bakalan," kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan di Graha Mandiri, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Januari 2025.

    Berdasarkan bentuknya, Arief mengungkapkan bahwa daging tersebut dapat berupa beku maupun sapi bakalan. Daging beku adalah daging yang diproses dengan pendinginan di mesin es sedangkan bakalan adalah sapi yang dipelihara untuk produksi daging namun bukan bibit melainkan memiliki sifat unggul yang dipelihara selama periode tertentu. 

    "Itu bisa berupa bakalan, dan nanti akan dihitung berapa yang akan menjadi karkas, berapa yang menjadi daging. Semua itu sudah diperhitungkan," terangnya.

    Arief juga menyebutkan bahwa sumber daging sapi impor tersebut umumnya berasal dari dua negara, yakni Australia dan Selandia Baru. Namun, keputusan akhir terkait impor tersebut masih akan dibahas lebih lanjut dengan kementerian dan lembaga terkait.

    "Impor 180 ribu ton sudah diputuskan dalam rapat terbatas tahun lalu. Namun, untuk langkah berikutnya, kami masih menunggu risalah rapat (berikutnya)," tambah Arief.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menekankan pentingnya mempercepat pengadaan daging sapi menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025. Ia mengungkapkan bahwa ketersediaan daging sapi harus dipastikan agar tidak terjadi kelangkaan pada saat kedua momen besar tersebut.

    "Beberapa hal memang harus segera diputuskan, termasuk pengadaan daging untuk puasa dan lebaran," kata Zulkifli saat konferensi pers di kantornya, Rabu, 22 Januari 2025.

    Zulhas, yang juga Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), menegaskan komitmennya untuk mempercepat pengadaan daging sapi guna memenuhi lonjakan permintaan selama Ramadan dan Idulfitri.

    "Kita harus segera memonitor pengadaan ini agar tidak terjadi kekurangan stok pada saat puasa dan lebaran," pungkasnya.

    Sementara itu, Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyatakan bahwa pihaknya telah mengeluarkan surat persetujuan impor (PI) untuk sapi jenis bakalan. Beberapa sapi tersebut bahkan telah tiba di Indonesia untuk memastikan ketersediaan stok menjelang Ramadan dan lebaran.

    "Sebagian sapi impor telah mulai masuk sejak awal Januari setelah izin impor (PI) dikeluarkan," jelasnya.

    Di sisi lain, Badan Karantina Indonesia (Barantin) pun mengonfirmasi bahwa sebanyak 2.797 ekor sapi asal Australia yang tiba di Indonesia pada awal Januari 2025 telah dipastikan bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD), untuk memenuhi kebutuhan daging pada periode Ramadan dan Idulfitri.

    "Kami fokus pada dua penyakit utama, yaitu PMK dan LSD. Seluruh hewan diperiksa secara menyeluruh," ujarnya.

    Penurunan BI Rate Stabilkan Harga Impor

    Bank Indonesia (BI) dinilai telah mengambil langkah yang tepat dengan menurunkan BI Rate untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Melihat hal tersebut, pengamat ekonomi Wahyu Laksono menjelaskan bahwa fokus BI terhadap stabilitas moneter sangat penting untuk memitigasi tekanan dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS) atau USD dan dampak kebijakan moneter Amerika Serikat.

    “Secara moneter, BI saat ini fokus menjaga stabilitas rupiah, terutama karena tekanan fundamental global seperti kebijakan The Fed dan penguatan USD,” ujar Wahyu saat dihubungi Kabarbursa.com melalui telepon di Jakarta, Minggu, 19 Januari 2025.

    Langkah penurunan suku bunga dilakukan setelah BI mempertahankan tingkat bunga pada Desember 2024. Namun, ancaman ketidakpastian global akibat kebijakan AS dan ketegangan geopolitik membuat langkah pelonggaran moneter menjadi tidak terhindarkan.

    Menurut Wahyu, stabilitas nilai tukar rupiah sangat penting untuk menjaga harga impor agar tetap terkendali. “Jika stabilitas rupiah terjaga, konsumen dan produsen yang bergantung pada impor akan lebih terlindungi dari tekanan biaya yang lebih besar,” katanya, menjelaskan.

    Ia menambahkan bahwa daya beli masyarakat juga dipengaruhi oleh nilai tukar USD. Dengan menjaga kestabilan rupiah, BI membantu mengurangi dampak buruk dari lonjakan harga barang impor yang dapat menggerus daya beli.

    Langkah pelonggaran moneter ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka pendek bagi berbagai sektor.

    “Kebijakan Bank Indonesia ini akan membantu perbankan, sektor riil, dan konsumen terkait impor,” tutur Wahyu.

    Meski demikian, ia mengingatkan bahwa potensi penguatan dolar AS tetap menjadi ancaman serius bagi ekonomi domestik. Oleh karena itu, kebijakan moneter yang konsisten diperlukan untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah tantangan global. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.