KABARBURSA.COM – Menteri Perdagangan RI Budi Santoso mengatakan saat ini pemerintah tengah memperkuat hubungan dagang dengan Rusia dan Hong Kong melalui dua pertemuan bilateral di sela-sela APEC Economic Leaders Meeting di Gyeongju, Korea Selatan, pada akhir Oktober lalu.
Pertemuan tersebut dipakai untuk mempercepat penyelesaian perjanjian perdagangan bebas Indonesia–Uni Ekonomi Eurasia (Indonesia-EAEU FTA) dan membahas dukungan terhadap aksesi Hong Kong dalam Perjanjian RCEP.
“Kedua pertemuan ini menjadi bagian dari upaya memperluas akses pasar ekspor dan memperkuat daya saing perdagangan Indonesia,” ujar Mendag Budi Santoso dikutip Senin, 3 November 2025.
Dalam dialog dengan Wakil Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia, Vladimir Ilyichev, kedua pihak menyoroti progres positif perundingan Indonesia-EAEU FTA yang telah menyelesaikan lima putaran sejak diluncurkan pada Desember 2022.
Penandatanganan resmi perjanjian tersebut ditargetkan berlangsung pada Desember 2025 bersamaan dengan pelaksanaan KTT EAEU di St. Petersburg, Rusia.
“Indonesia menyambut baik tuntasnya proses telaah hukum dan berharap penandatanganan dapat terealisasi sesuai jadwal,” kata Budi.
Sementara itu, Wamen Ilyichev menilai hubungan ekonomi kedua negara semakin solid. Rusia berencana memperdalam kerja sama di sektor pupuk dan standar halal. Menurutnya, sinergi dalam sertifikasi halal dapat memperluas potensi pasar bagi kedua negara.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia dan Rusia pada Januari hingga Agustus 2025 mencapai USD3,29 miliar.
Ekspor Indonesia tercatat USD1,26 miliar, sementara impor dari Rusia mencapai USD2,03 miliar. Sepanjang 2024, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD3,98 miliar.
Komoditas utama ekspor Indonesia ke Rusia meliputi minyak kelapa sawit, kopi, logam korundum buatan, minyak kelapa, dan lemak kakao. Sementara itu, impor dari Rusia didominasi batu bara, gandum dan meslin, pupuk kalium, serta minyak bumi dan produk setengah jadi dari baja.
Dalam kesempatan terpisah, pertemuan bilateral dengan Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong, Algernon Yau, membahas rencana aksesi Hong Kong ke dalam RCEP. Indonesia mendukung langkah tersebut karena sejalan dengan semangat regionalisme terbuka yang inklusif dan berbasis aturan.
“Kami percaya RCEP akan memperkuat perdagangan regional yang transparan dan saling menguntungkan,” ujarnya.
Algernon Yau menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan Indonesia dan menegaskan komitmen Hong Kong untuk meningkatkan investasi dan pariwisata ke Indonesia.
Selama Januari hingga Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dan Hong Kong tercatat sebesar USD3,50 miliar dengan ekspor Indonesia mencapai USD1,43 miliar. Pada 2024, nilai perdagangan kedua pihak mencapai USD5,74 miliar dengan ekspor Indonesia senilai USD2,62 miliar.
Produk ekspor unggulan Indonesia ke Hong Kong antara lain batu bara, gas petroleum, pupuk mineral, akumulator listrik, serta monitor dan proyektor. Adapun impor utama dari Hong Kong terdiri atas sirkuit elektronik terpadu, minyak petroleum, telepon, karet sintetis, dan polimer propilena.
Langkah diplomasi perdagangan yang diambil pemerintah tersebut dinilai sebagai strategi memperluas pasar ekspor nontradisional dan memperkuat peran Indonesia di rantai pasok global.
Dengan terjalinnya kesepahaman dengan Rusia dan Hong Kong, Indonesia berpeluang meningkatkan nilai ekspor ke kawasan Eurasia dan Asia Timur dalam jangka menengah.(*)