KABARBURSA.COM - Kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa telah memasuki babak usai menempuh perjalanan panjang hampir satu dekade perundingan. Hal ini terjadi usai disepakatinya Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Uni Eropa sendiri merupakan mitra dagang terbesar kelima bagi Indonesia dengan total nilai perdagangan yang terus menunjukkan tren positif yang mencapai USD30,1 miliar pada tahun 2024.
Neraca perdagangan antara kedua pihak juga mencatatkan surplus bagi Indonesia dengan peningkatan signifikan dari USD2,5 miliar pada tahun 2023 menjadi USD4,5 miliar pada tahun 2024.
Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, mengatakan kesepakatan ini memiliki nilai strategis yang tinggi karena tidak hanya menghadirkan keuntungan nyata bagi pelaku usaha di Indonesia maupun Eropa, tetapi juga memperkuat komitmen terhadap praktik keberlanjutan yang kini menjadi fokus utama kebijakan Uni Eropa.
"Melalui kerja sama ini, Indonesia diharapkan dapat kian menegaskan peran aktifnya dalam perdagangan global yang berkelanjutan," ujar dia dalam keterangannya, Selasa, 23 September 2025.
Kesepakatan IEU–CEPA juga menjadi tonggak penting dalam membangun fondasi kerja sama ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Kesepakatan IEU-CEPA tersebut sekaligus akan membuka akses ekspor bagi produk Indonesia ke 27 negara anggota Uni Eropa, dan menghapus tarif impor secara signifikan dimana sebanyak 80 persen ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan menikmati tarif sebesar 0 persen.
Komoditas unggulan seperti produk padat karya (alas kaki, tekstil, garmen), minyak sawit, perikanan, serta sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik juga akan mendapat perlakuan preferensial yang lebih adil.
Melalui kerja sama tersebut, perdagangan Indonesia dan Uni Eropa diharapkan dapat meningkat hingga dua kali llipat pada lima tahun mendatang.