KABARBURSA.COM - Kementerian Perdagangan (Kemendag) meyakini industri alas kaki di Indonesia memiliki peluang yang cukup besar karena memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan industri alas kaki dalam negeri memiliki tenaga kerja yang terampil dan teknologi industri yang canggih. Hal ini menjadi kelebihan Indonesia dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
"Indonesia memiliki keunggulan komparatif sumber daya manusia. Tenaga kerjanya terampil, sabar, dan tekun. Selain itu, industri alas kaki kita didukung oleh teknologi industri yang canggih sehingga tidak kalah dengan negara lainnya," kata Zulkifli Hasan, Rabu 31 Juli 2024.
Pria yang akrab disapa dengan sebutan Zulhas ini memaparkan beberapa langkah strategis yang telah dilakukan pihaknya untuk meningkatkan ekspor komiditi alas kaki. Di antaranya, melalui promosi perdagangan dan diplomasi perdagangan ke berbagai negara, terutama Uni Eropa.
Menurut dia, perdagangan alas kaki Indonesia dengan Uni Eropa akan semakin meningkat melalui upaya Kemendag dalam penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA).
"Kita selesaikan diplomasi perjanjian dagang terutama dengan Uni Eropa. Dengan perjanjian ini, pakaian dan alas kaki yang awalnya dikenai pajak 5 sampai 6 persen saat masuk Eropa akan menjadi nol persen. Mudah-mudahan September tahun ini selesai,” ungkap Zulhas.
Perlu diketahui, Indonesia tercatat sebagai eksportir alas kaki terbesar keenam dunia. Tren pertumbuhan ekspor Indonesia tercatat sebesar 13,13 persen dalam lima tahun terakhir (2019–2023).
Adapun negara tujuan ekspor utama alas kaki Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), Tiongkok (China), Belgia, Belanda, dan Jepang.
Peluang pasar produk kulit dunia menunjukkan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 1,63 persen untuk periode 2024–2029 dengan nilai pendapatan sebesar USD44 miliar pada 2024.
Seperti produk kulit, peluang pasar alas kaki dunia secara global pada 2024–2028 diprediksi terus tumbuh positif sebesar 3,4 persen rata-rata per tahun dengan nilai USD412 miliar.
Berdasarkan data World Population Review menampilkan Indonesia masuk lima besar produsen alas kaki di dunia. Sepanjang 2023, Indonesia memproduksi 660 juta pasang sepatu. Di urutan pertama ada China yang menghasilkan 12,6 miliar pasang sepatu dalam setahun.
Pada 2024 industri alas kaki nasional masih menghadapi tantangan berat. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor alas kaki Indonesia mencapai USD1,6 miliar hingga kuartal I-2024.
Meski mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen year on year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu, dapat dikatakan industri ini masih dalam proses pemulihan.
Dari dalam negeri, pasar alas kaki diproyeksikan tumbuh membaik. Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melihat adanya pertumbuhan positif industri alas kaki sekitar 5,90 persen yoy. Karena dari periode yang sama tahun lalu, industri masih terkontraksi minus 2,75 persen yoy.
Hal ini dibuktikan oleh riset Statista yang menunjukkan bahwa pasar alas kaki di Indonesia masih menjanjikan. Data Statista memperlihatkan rata-rata pertumbuhan pendapatan tahunan pasar alas kaki nasional berkisar 5,50 persen pada periode 2024 sampai 2028.
Untuk tahun ini saja, pendapatan pasar alas kaki di Tanah Air diperkirakan tembus di angka USD5,49 miliar. Segmen alas kaki kulit diperkirakan menjadi kontributor utama dengan potensi pendapatan sebesar USD2,34 miliar pada tahun ini.
Di sisi lain, alas kaki menjadi produk yang tergabung dalam tujuh komoditas yang diawasi oleh satgas impor ilegal.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia telah resmi membentuk Satuan Tugas (Satgas) Barang Impor Ilegal pada 18 Juli 2024 lalu.
Pembentukan Satgas ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 932 Tahun 2024 yang akan bekerja hingga 31 Desember 2024.
Selain alas kaki, produk-produk lainnya yang diawasi satgas impor ilegal meliputi produk kecantikan, pakaian jadi, keramik, elektronik, serta tekstil dan produk tekstil lainnya.
Mengutip dari pernyataan Kepmendag, terdapat sejumlah daftar tugas Satgas Barang Impor Ilegal. Di antaranya ialah melakukan inventarisasi permasalahan terkait dengan barang tertentu yang diberlakukan tata niaga impor.
Selain itu, ada juga penetapan sasaran dan prosedur kerja. Di sini, maksudnya adalah menetapkan sasaran, program, dan prosedur kerja dalam melaksanakan pengawasan barang tertentu yang diberlakukan tata niaga impor.
"Kami baru membentuk satgas untuk melindungi industri dalam negeri. Industri kita, salah satunya kecantikan, memiliki potensi untuk berkembang lebih jauh. Beberapa waktu yang lalu, banyak industri kecantikan gulung tikar karena serbuan barang-barang dari luar. Kita atur dulu, mudah-mudahan membantu," ujar Zulkifli Hasan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.