KABARBURSA.COM - Data pemerintah yang dikeluarkan hari Kamis, 11 Juli 2024, menunjukkan tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) pada bulan Juni turun. Penurunan tersebut diharapkan meningkatkan keyakinan kalangan pejabat Federal Reserve (The Fed) bahwa mereka dapat segera menurunkan suku bunga acuan yang ditunggu di seluruh dunia.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal melihat ada kemungkinan pemangkasan suku bunga bisa terjadi pada bulan September 2024. Menurutnya, ada indikasi kuat yang mendukung kemungkinan tersebut, mengingat tren penurunan inflasi yang lebih tajam dari yang diharapkan dan perlambatan dalam beberapa indikator ekonomi kunci.
Meskipun, dia mencatat bahwa keputusan tersebut masih belum pasti karena beberapa pihak memperkirakan waktu yang berbeda, dengan beberapa pengamat masih memiliki pendapat yang berbeda mengenai waktu yang tepat untuk tindakan tersebut. Namun, menurutnya dengan adanya penurunan inflasi di AS memungkinkan adanya percepatan pemangkasan suku bunga the Fed.
"Beberapa pengamat masih beda pendapat tapi arahnya semestinya dipercepat, The Fed lebih yakin untuk memangkas tingkat suku bunga," katanya kepada KabarBursa, Kamis, 12 Juli 2024.
Namun, mempercepat pemangkasan suku bunga sebenarnya sulit untuk diprediksi. Faisal mengungkapkan kesulitan dalam menginterpretasi kecenderungan pejabat The Fed terkait langkah ini. Dia menjelaskan bahwa seperti bulan lalu, meskipun terjadi penurunan inflasi sebesar 0,1 persen, namun The Fed belum merasa cukup puas dengan kondisi tersebut.
Tapi dia menyatakan dengan adanya penurunan yang lebih signifikan pada bulan ini, Di berharap para pejabat The Fed akan merasa lebih terdorong untuk mempercepat langkah-langkah mereka.
"Saya harap dengan penurunan yang lebih tajam pada bulan ini mereka lebih terdorong untuk mempercepat," ungkap dia.
Sebagai catatan, ada deflasi inflasi di AS pada bulan Juni, dengan penurunan yang lebih besar dari perkiraan, yaitu 0,1 persen. Secara tahun ke tahun (year-on-year), inflasi turun dari 3,3 persen pada bulan sebelumnya menjadi 3 persen.
"Turunnya lebih tajam ini," terang dia
Menurut pandangannya, dengan kondisi tersebut, ditambah dengan indikator lain seperti perlambatan pertumbuhan lapangan kerja dan non farm payroll yang lemah, dapat memperkuat dorongan untuk mempercepat pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Namun, sekali lagi dia menekankan bahwa keputusan untuk mempercepat pemangkasan suku bunga The Fed bergantung pada bagaimana para pejabat bank sentral tersebut menafsirkan kondisi ekonomi di AS. Keputusan akhir akan diambil dalam pertemuan FOMC yang berikutnya, yang dijadwalkan pada akhir Juli 2024 ini.
"Jadi kita lihat nanti bagaimana mereka membaca ini semua sampai dengan akhir Juli, semestinya sih kalau mereka sensitif terhadap kondisi di Amerika mestinya ada sinyal," jelasnya.
Dia menjelaskan bahwa sinyal yang dimaksud bukanlah tentang waktu pasti pemangkasan suku bunga, tetapi mengenai kemungkinan untuk melakukan pemangkasan lebih cepat.
"Karena kalau tidak (memangkas suku bunga) mereka (The Fed) masih menunggu, artinya belum cukup puas dengan kondisi yang ada ini bisa berdampak pada makin terkoreksi lagi pertumbuhan ekonomi Amerika," tandas dia.
Diketahui, Indeks harga konsumen atau inflasi Amerika Serikat (AS) turun secara tak terduga pada Juni 2024 dan kenaikan inflasi AS secara tahunan merupakan yang terkecil dalam setahun. Hal ini memperkuat pandangan bahwa tren disinflasi kembali ke jalurnya, sehingga waktu penurunan suku bunga Federal Reserve diperkirakan akan semakin dekat.
Berdasarkan data Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS menyebutkan inflasi turun 0,1 persen pada Juni, setelah tak berubah pada Mei. Secara tahunan, inflasi CPI pada Juni naik 3,0 persen lebih rendah dari Mei yang sebesar 3,3 persen.
Kemudian, Kenaikan harga konsumen tahunan telah melambat dari puncaknya sebesar 9,1 persen pada bulan Juni 2022. CPI berjalan jauh di depan langkah-langkah yang dilakukan oleh The Fed untuk mewujudkan target inflasi sebesar 2 persen.
Indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) keduanya meningkat 2,6 persen di bulan Mei.
Laporan CPI menyusul berita minggu lalu bahwa tingkat pengangguran naik ke level tertinggi dalam 2,5 tahun sebesar 4,1 persen di bulan Juni dari 4,0 persen di bulan Mei.
Pertumbuhan ekonomi juga melambat sebagai respons terhadap kenaikan suku bunga bank sentral yang besar pada tahun 2022 dan 2023, dengan perkiraan produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua mendekati tingkat tahunan sebesar 1,8 persen.
Gubernur The Fed Jerome Powell telah mengakui tren peningkatan tekanan harga baru-baru ini, namun mengatakan kepada anggota parlemen minggu ini bahwa ia belum siap untuk menyatakan bahwa inflasi telah reda dan bahwa lebih banyak data yang baik akan memperkuat alasan penurunan suku bunga.
Pasar tenaga kerja yang melemah dan perekonomian yang melambat telah membuat pasar keuangan dan sebagian besar ekonom memperkirakan The Fed akan memulai siklus pelonggaran kebijakannya pada bulan September.
Bank sentral telah mempertahankan suku bunga acuan overnight pada kisaran 5,25 persen - 5,50 persen sejak Juli lalu. Pemerintah telah menaikkan suku bunga kebijakannya sebesar 525 basis poin sejak tahun 2022. Tidak termasuk komponen pangan dan energi yang mudah berubah, CPI naik 0,1 persen di bulan Juni setelah naik 0,2 persen di bulan Mei. Dalam 12 bulan hingga Juni, CPI inti meningkat 3,3 persen setelah naik 3,4 persen di bulan Mei. (*)