Logo
>

Ini Alasan Smelter Wajib Gunakan EBT

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Ini Alasan Smelter Wajib Gunakan EBT

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mendorong agar fasilitas pengolahan tambang atau smelter menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT).

    Sejalan dengan arahan itu, Direktur Institute for Essential Services Reform (IESR), Faby Tumiwa, menyatakan dukungannya. Menurut dia, kebijakan ini seharusnya sudah menjadi prioritas sejak Indonesia menetapkan target net-zero emission pada 2060.

    Faby menambahkan, setiap perizinan baru untuk pembangunan smelter perlu mencantumkan syarat penggunaan listrik rendah karbon. Langkah ini, ujar dia, penting agar produk smelter Indonesia dapat diterima di pasar Eropa dan Amerika Serikat.

    "Ini untuk kepentingan Indonesia sendiri, yaitu agar produk dari smelter dapat diterima di pasar Eropa dan AS," katanya kepada KabarBursa.com, Sabtu 28 September 2024.

    Selain itu, kebijakan ini juga bertujuan agar Indonesia tidak dijadikan sebagai basis produksi yang menghasilkan polusi dari negara-negara lain. "Ya, menghindari Indonesia dijadikan basis produksi kotor dari negara lain," kata dia.

    Faby menekankan, sudah waktunya pemerintah memberlakukan aturan penggunaan energi terbarukan pada semua smelter baru. Langkah ini, menurut dia, sesuai dengan target nasional untuk peningkatan energi terbarukan dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).

    "Ketentuan ini kemudian diterapkan ke pemilik smelter lama secara bertahap," katanya.

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya mengusulkan agar fasilitas pengolahan tambang atau smelter di Indonesia beralih ke penggunaan EBT dan meninggalkan ketergantungan pada batu bara yang berbasis fosil.

    Pemerintah juga berencana menyusun regulasi mengenai penerapan energi terbarukan di berbagai industri di Indonesia, termasuk smelter. "Kita akan mengganti smelter-smelter yang saat ini masih menggunakan batu bara dengan energi baru terbarukan," kata Bahlil dalam acara Green Initiative Conference di Hotel Borobudur, Jakarta, 25 September 2024.

    Sebagai contoh, ia menyebut smelter nikel milik PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Maluku Utara, yang memerlukan tenaga listrik sebesar 8-10 gigawatt (GW).

    Bahlil menjelaskan pihaknya telah berdiskusi dengan pengelola smelter tersebut untuk memulai proses transisi dari penggunaan batu bara ke panel surya pada tahun 2025. Proses ini akan berlangsung secara bertahap.

    "Targetnya pada tahun 2030, minimal 60-70 persen energi yang digunakan sudah berasal dari energi baru terbarukan," katanya.

    Perubahan Paradigma

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya mengungkapkan telah terjadi pergeseran pandangan industri global yang kini sudah bergeser ke arah yang lebih hijau.

    “Dalam industri dan pertumbuhan ekonomi dunia, termasuk Indonesia sudah mulai insaf bertahap. Karena dulu kita berpikir tentang mencari uang dengan cepat tanpa memperhatikan proses lingkungan dengan baik,” ujarnya, dalam keterangan resmi di laman Kementerian ESDM, Kamis, 26 September 2024, lalu.

    Sejalan dengan paradigma global tersebut, kqta Bahlil, pemerintah akan membuat peraturan untuk memanfaatkan EBT di dalam industri-industri smelter secara bertahap dan perlahan, yang sebelumnya menggunakan batu bara sebagai sumber energi listriknya.

    “Di Weda Bay itu membangun industri hilirisasi dari bahan baku nikel. Sekarang dia sudah punya lebih kurang lebih sekitar 8-10 gigawatt, artinya 8-10 ribu megawatt,” katanya.

    Bahlil menyebutkan bahwa sudah berdiskusi dengan pemilik smelter Weda Bay mulai tahun 2025 mendatang pengolahan nikel di sana akan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lahan bekas tambang, dengan target lima tahun selanjutnya pemanfaatan EBT sudah di atas 50 persen.

    “Puncaknya nanti di tahun 2030 minimal 60-70 persen mereka sudah bisa melakukan konversi memakai energi baru terbarukan,” katanya.

    Selanjutnya, Bahlil mengatakan smelter-smelter yang produk turunannya hanya sampai dengan Nickel Iron Pig (NPI) akan diberikan persyaratan sudah harus memakai EBT, atau setidaknya menggunakan energi berbasis gas bumi, meski memiliki investasi yang lebih mahal.

    “Tetapi, mahalnya Capex untuk melakukan investasi terhadap power plant yang berorientasi pada EBT itu ditutupi dengan harga produk yang memang harganya lebih mahal ketimbang produk yang dihasilkan dari energi batu bara atau fosil. Jadi kalau dihitung secara ekonomi, itu no issue,” katanya.

    Smelter AMMN

    Langkah mendorong penggunaan energi baru terbarukan di industri smelter tidak hanya sebatas kebijakan, tetapi juga diwujudkan dalam proyek-proyek strategis nasional. Salah satu contohnya adalah peresmian smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, pada Senin, 23 September 2024. Peresmian ini menjadi bagian dari upaya pemerintah meningkatkan nilai tambah industri tambang dalam negeri.

    Proyek smelter ini mengantongi investasi sebesar Rp21 triliun, jumlah yang disebut Jokowi sebagai investasi yang sangat besar. Jokowi menekankan pentingnya pembangunan smelter ini agar Indonesia tidak lagi bergantung pada ekspor bahan mentah yang minim nilai tambah. “Kita tidak boleh lagi mengekspor bahan mentah ke luar negeri, di mana nilai tambahnya hanya dinikmati oleh negara lain yang memiliki smelter,” ungkapnya.

    Smelter PT Amman Mineral memiliki kapasitas produksi yang signifikan, dengan potensi menghasilkan 220 ribu ton tembaga, 18 ton emas, 55 ton perak, serta 850 ribu ton asam sulfat setiap tahunnya. Jokowi berharap fasilitas ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi kawasan Sumbawa.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.