Logo
>

Inklusi Perempuan Masih Rendah di Pasar Modal, ini Upaya BEI

BEI menggelar HERSHARE 2025 untuk memperluas inklusi dan literasi keuangan perempuan di pasar modal.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Inklusi Perempuan Masih Rendah di Pasar Modal, ini Upaya BEI
BEI menggelar HERSHARE 2025 untuk memperluas inklusi dan literasi keuangan perempuan di pasar modal. Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia atau BEI mencatat tingkat inklusi perempuan terhadap pasar modal di dalam negeri masih terbilang rendah. Merujuk data dari C-BEST dan S-Invest KSEI, dari total jumlah investor pasar modal yang mencapai 16.021.179 investor sampai dengan 22 April 2025, lebih dari 37 persen merupakan investor perempuan yang total asetnya mencapai lebih dari Rp500 triliun atau lebih dari 30 persen dari total aset investor pasar modal. 

    BEI mencatat, Angka tersebut menunjukkan bahwa tingkat inklusi perempuan perihal pasar modal masih lebih rendah, jika dibandingkan dengan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dikeluarkan oleh OJK pada tahun 2024. 

    "Dari sisi gender, indeks literasi keuangan komposit perempuan lebih tinggi yakni sebesar 66,75 persen dibanding laki-laki 64,14 persen," ujar Sekretaris Perusahaan BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, dalam keterangannya yang dikutip Sabtu, 26 April 2025.

    Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia tercatat mencapai 65,43 persen, sedangkan tingkat inklusi keuangannya berada di angka 75,02 persen. Survei ini juga untuk pertama kalinya mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan berbasis syariah. Hasilnya, indeks literasi keuangan syariah nasional berada di level 39,11 persen, sementara indeks inklusi keuangan syariah tercatat sebesar 12,88 persen.

    Kautsar menyebut indeks inklusi keuangan komposit perempuan  lebih tinggi yakni sebesar 76,08 persen dibanding laki-laki sebesar 73,97 persen. Guna memberikan wadah yang tepat bagi para perempuan meningkatkan pengetahuan terkait berinvestasi di pasar modal.

    Perbandingan indeks literasi dan inklusi keuangan berdasarkan gender dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024. Sumber: OJK.go.id.

    Karena hal tersebut, HERSHARE 2025 diselenggarakan untuk memberikan wadah yang tepat bagi para perempuan meningkatkan pengetahuan perihal berinvestasi di pasar modal. BEI menyelenggarakan HERSHARE 2025 di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat 25 April 2025

    Penyelenggaraan HERSHARE 2025 tersebut juga diselaraskan dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang merupakan agenda Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan pemerintah daerah yang pada tahun ini mengusung tema “pasar modal”.

    Melalui penyelenggaraan HERSHARE 2025 ini diharapkan semakin banyak perempuan yang terlibat aktif dalam berinvestasi khususnya di pasar modal syariah Indonesia. 

    Kautsar bilang, stigma bahwa investasi bersifat rumit dan hanya bisa dilakukan oleh laki-laki dapat berubah sehingga inklusi pasar modal menjangkau semua gender dan latar belakang masyarakat Indonesia. 

    "Selain itu pula, ke depannya diharapkan inklusi dan partisipasi perempuan di pasar modal syariah Indonesia semakin meningkat dengan berbekal pengetahuan yang juga memadai," katanya. 

    Target Dua Juta Investor 

    BEI sebelumnya memiliki sejumlah target dalam menyambut tahun 2025. Salah satu ambisinya ialah menggaet investor.

    BEI menyatakan pada 2025 telah menargetkan pertumbuhan 2 juta investor baru. Adapun target lainnya ialah rata-rata nilai transaksi saham harian mencapai Rp13,5 triliun dan total jumlah pencatatan efek baru di pasar modal mencapai 407 efek.

    "Pencapaian target tersebut tentunya memerlukan dukungan serta kontribusi dari seluruh stakeholders pasar modal demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia," tulis manajemen BEI di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024, lalu.

    Di sisi lain, BEI juga tetap melaksanakan sejumlah inisiatif dalam rangka pendalaman pasar, mulai dari sisi peningkatan likuiditas pasar, pengembangan produk dan instrumen baru, hingga penyempurnaan teknologi dan infrastruktur.

    Beberapa pengembangan baru yang akan dilakukan BEI di antaranya, Intraday Short Selling, Pembaruan Sistem Perdagangan dan Pengawasan (PSPP), Pembaruan Sistem Perdagangan (PSP) Surat Utang, Implementasi SPPA Repo, Pengembangan Liquidity Provider Saham, Pengembangan Derivatif Keuangan UU P2SK melalui Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) dan Implementasi Periode Non-Cancellation pada sesi pre-opening dan pre-closing.

    Selain itu, BEI juga berencana meluncurkan produk ETF Emas yang diharapkan dapat menjadi alternatif investasi bagi para investor yang tertarik dengan produk berbasis emas. "Seluruh pengembangan ini diharapkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025 hingga tahun 2026," tulis BEI.

    Merujuk laporan BEI, Senin, 30 Desember 2024, investor pasar modal, yang terdiri dari investor saham, obligasi, dan reksa dana meningkat menjadi 14,84 juta investor. Sementara itu, khusus untuk investor saham, terdapat peningkatan lebih dari 1 juta investor dengan total menjadi 6,37 juta investor saham.

    Sementara dari sisi partisipasi investor, rata-rata investor yang aktif bertransaksi per 24 Desember 2024 mencapai 147 ribu per hari. Jika dilihat dari jumlah kepemilikan investor, porsi transaksi investor ritel masih stabil, yakni sebesar 32,8 persen.

    Namun, terlihat peningkatan pada porsi transaksi investor institusi asing dengan porsi transaksi mencapai lebih dari 36,6 persen dari total rata-rata nilai transaksi harian per November 2024.

    Peningkatan jumlah investor di pasar modal Indonesia merupakan hasil upaya edukasi dan sosialisasi pasar modal yang masif serta menjangkau masyarakat secara luas. Hingga 27 Desember 2024, di seluruh Indonesia telah berlangsung 33.955 kegiatan edukasi, dengan jumlah peserta mencapai lebih dari 57,4 juta orang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.