Logo
>

Investasi Vietnam di Peternakan Sapi Perah, Awal Swasembada Susu di Timur RI?

Ditulis oleh Yunila Wati
Investasi Vietnam di Peternakan Sapi Perah, Awal Swasembada Susu di Timur RI?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Dalam upaya untuk memperkuat ketahanan pangan dan mencapai swasembada susu, Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertanian (Kementan), telah menjalin kerja sama dengan perusahaan besar asal Vietnam, TH Group.

    Investasi ini berfokus pada pengembangan peternakan sapi perah di tiga wilayah strategis di Indonesia, yaitu Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan produksi susu nasional dapat meningkat signifikan guna memenuhi kebutuhan domestik yang terus bertumbuh.

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan lahan di tiga lokasi utama sebagai tempat pembangunan peternakan sapi perah, yakni Poso di Sulawesi Tengah dengan luas 12.000 hektare, Sulawesi Selatan seluas 30.000 hektare, dan Kalimantan Tengah dengan 50.000 hektare. Ketiga lokasi ini dipilih karena potensi besar dalam mendukung pengembangan peternakan sapi perah berskala besar.

    Dalam kunjungannya ke Poso bersama TH Group, Mentan menjelaskan bahwa kerja sama ini mencakup tidak hanya pengadaan sapi, tetapi juga pembibitan, pemenuhan pakan berkualitas, pengolahan, hingga distribusi.

    Hal ini menunjukkan keseriusan Vietnam untuk mendukung upaya Indonesia dalam meningkatkan kapasitas produksi susu nasional, sekaligus memberdayakan peternak lokal melalui transfer teknologi dan pengetahuan.

    TH Group sendiri adalah salah satu perusahaan besar di Vietnam yang bergerak di bidang peternakan sapi perah dan produksi susu. Perusahaan ini berencana untuk mengimpor sekitar 250 ribu ekor sapi perah ke Indonesia sebagai bagian dari proyek investasi tersebut.

    Dengan skala investasi yang signifikan ini, TH Group siap membantu Indonesia meningkatkan produksi susu nasional yang saat ini masih belum mencukupi kebutuhan dalam negeri.

    Selain itu, rencana investasi ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani pada 19 Mei 2024, di mana kedua negara sepakat untuk bekerja sama di sektor pertanian, khususnya di bidang peternakan sapi perah dan pengembangan produksi susu.

    Investasi ini diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan peternakan sapi perah di Indonesia, mulai dari pembibitan, budidaya, hingga distribusi produk akhir ke pasar domestik.

    Mengatasi Ketergantungan Impor Susu

    Indonesia saat ini masih bergantung pada impor susu untuk memenuhi kebutuhan nasional. Mentan menyampaikan, bahwa mengandalkan sapi indukan yang sudah ada di dalam negeri akan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai swasembada. Oleh karena itu, impor sapi perah dari Vietnam menjadi solusi penting untuk mempercepat proses tersebut.

    Dengan adanya investasi ini, Indonesia dapat mempercepat peningkatan produksi susu sehingga ketergantungan pada impor bisa berkurang secara signifikan. Mentan juga menambahkan bahwa impor sapi perah sangat penting dalam program swasembada daging dan susu yang telah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Program ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional, sekaligus mendukung program makan bergizi gratis yang saat ini menjadi salah satu prioritas utama pemerintah.

    Investasi TH Group di Indonesia juga memberikan peluang besar bagi pengusaha lokal dan internasional untuk ikut serta dalam pengembangan industri susu nasional. Selain berdampak positif pada peningkatan produksi susu, proyek ini juga akan meningkatkan lapangan kerja, khususnya di sektor peternakan dan pengolahan susu.

    Transfer teknologi dari Vietnam juga diharapkan akan membantu peternak lokal dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas susu yang dihasilkan.

    Pemerintah Indonesia sendiri terus berupaya untuk mempermudah proses investasi, sehingga menarik minat lebih banyak investor asing untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek strategis di Indonesia. Dengan begitu, selain dapat meningkatkan produksi susu, investasi ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang menjadi lokasi pengembangan peternakan.

    Kerja sama investasi antara Indonesia dan Vietnam di bidang peternakan sapi perah ini merupakan langkah strategis yang sangat penting dalam mewujudkan swasembada susu nasional. Dengan dukungan dari TH Group dan pemerintah Indonesia, pembangunan peternakan sapi perah di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah akan menjadi kunci dalam meningkatkan kapasitas produksi susu domestik dan mengurangi ketergantungan impor.

    Selain itu, investasi ini juga akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan membuka peluang bisnis baru bagi pengusaha lokal dan internasional. Pemerintah Indonesia optimis bahwa proyek ini dapat membantu memperkuat ketahanan pangan nasional di masa depan.

    Bukan Impor Susu

    Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menepis adanya rencana impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam terkait Program Makan Bergizi Gratis yang diprakarsai Presiden Prabowo Subianto.

    Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan Moch Arief Cahyono, menjelaskan bahwa Kementan tidak memiliki rencana untuk melakukan impor tersebut. Sebaliknya, Kementan mengajak investor asal Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia.

    “Perlu ditegaskan bahwa Indonesia tidak merencanakan impor 1,8 juta ton susu dari Vietnam. Kebijakan Kementan adalah mengundang investor dari Vietnam untuk membangun industri sapi perah di Indonesia, dengan tujuan meningkatkan produksi susu nasional, bukan mengimpor produk susu,” ujar Arief, Minggu 27 Oktober 2024.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79