Logo
>

IPR Diprediksi Naik, Bagaimana dengan Emiten Ritel?

Ditulis oleh Yunila Wati
IPR Diprediksi Naik, Bagaimana dengan Emiten Ritel?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Jelang pelantikan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober mendatang, Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2024 diprediksi naik sebesar 4,7 persen year on year atau tumbuh 210,5.

    Dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, 9 Oktober 2024, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa kinerja penjualan eceran ditopang antara lain oleh Kelompok Bahan Bakan Kendaraan Bermotor, Suku Cadang, dan Aksesori serta Subkelompok Sandang.

    "Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan terkontraksi 2,5 persen month to month, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,7 persen (mtm), seiring dengan menurunnya permintaan masyarakat akibat berakhirnya program diskon yang diterapkan retailer pada event HUT RI, Agustus lalu.

    Di Agustus 2024, IPR mencatatkan peningkatan, yaitu 215,9 atau tumbuh sebesar 5,8 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 4,5 persen (yoy).  Kenaikan didorong terutama oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta bahan bakan kendaraan bermotor.

    Sementara IPR naik, inflasi justru diperkirakan menurun. Tekanan inflasi 3 dan 6 bulan yang akan datang, yaitu pada November 2024 dan Februari 2025 diperkirakan turun. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Umum (IEH) November 2024 dan Februari 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 134,3 dan 155,9.

    "IEH itu lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, yang tercatat sebesar 141,3 dan 166,7. Hal ini didukung oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan barang yang mencukupi," jelasnya.

    Dari catatan di atas, emiten apa saja yang terdampak dari kenaikan IPR tersebut?

    Dari sektor ritel, ada beberapa emiten terkait yang terdampak, sebut saja PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

    Hari ini, saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengalami penurunan sebesar 0,95 persen, atau turun 15 poin, ditutup pada level Rp1.570. Saham dibuka di level Rp1.585, sedikit lebih tinggi dari harga penutupan sebelumnya yang juga berada di Rp1.585.

    Harga sempat menyentuh Rp1.590, namun gagal mempertahankan momentum kenaikan. Pada akhirnya, saham LPPF turun ke level terendah di Rp1.570, di mana akhirnya saham tersebut ditutup.

    Sebanyak 5.000 lot saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp768,6 juta. Rata-rata harga perdagangan hari ini adalah Rp1.576.

    Dalam jangka pendek, LPPF berada di level kritis. Jika tekanan jual terus berlanjut dan harga turun di bawah Rp1.570, harga bisa bergerak menuju level support yang lebih rendah. Namun, jika sentimen pasar membaik dan saham LPPF mampu bertahan di atas level support, ada peluang teknikal rebound menuju Rp1.590 atau lebih tinggi.

    Sementara itu, saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) pada hari ini mengalami penurunan sebesar 0,58 persen, atau turun 10 poin, ditutup di level Rp1.700. Saham MAPI dibuka di level Rp1.700, yang sama dengan harga penutupan sebelumnya, Rp1.710.

    Saham sempat naik ke Rp1.750, menunjukkan adanya dorongan beli pada awal sesi. Sementara harga terendah yang tercatat hari ini adalah Rp1.695, dan harga ditutup di level yang mendekati itu, yaitu Rp1.700.

    Sebanyak 53.000 lot saham MAPI diperdagangkan, dengan nilai transaksi mencapai Rp9,1 miliar, dan rata-rata harga perdagangan (average price) tercatat di Rp1.720.

    Jika saham MAPI mampu bertahan di atas level support Rp1.695 dan mempertahankan momentum ini, ada potensi rebound menuju target resistance berikutnya di Rp1.750 atau lebih tinggi. Namun, jika harga turun di bawah level support, investor perlu berhati-hati terhadap potensi koreksi lebih lanjut.

    Selanjutnya, pergerakan saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) hari ini mencatat penurunan sebesar 0,50 persen, atau turun 2 poin, dengan harga penutupan di level Rp402. Saham RALS dibuka di level Rp404, sedikit lebih tinggi dari harga penutupan sebelumnya di Rp404.

    Level tertinggi yang dicapai hari ini adalah Rp404, yang menunjukkan adanya upaya untuk naik namun tertahan di resistance. Harga saham sempat turun ke Rp400 sebagai level terendah sebelum ditutup di Rp402.

    Sebanyak 20.000 lot saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp806,6 juta. Rata-rata harga perdagangan tercatat di Rp402.

    Jika saham RALS mampu bertahan di atas level support Rp400, ada potensi teknikal rebound menuju Rp404 atau lebih tinggi. Namun, jika tekanan jual berlanjut dan harga turun di bawah Rp400, investor perlu berhati-hati terhadap potensi koreksi lebih lanjut.

    Ketiga emiten menunjukkan sentimen negatif dengan penurunan harga, meskipun tetap berpotensi untuk rebound jika mendapati dukungan yang kuat dari faktor eksternal, seperti peningkatan daya beli dan kebijakan ekonomi yang mendukung sektor ritel.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79