Logo
>

Jangan Gegabah Meski FOMO Bitcoin Bikin Tangan Gatal Mau Beli

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Jangan Gegabah Meski FOMO Bitcoin Bikin Tangan Gatal Mau Beli

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kenaikan harga Bitcoin yang akhirnya menembus angka USD100.000 memang bikin banyak orang ngiler, termasuk investor ritel dan institusional. Ini adalah momen yang bikin kita FOMO alias Fear of Missing Out. Fenomena ini muncul ketika rasa takut ketinggalan momentum mulai menyerang dan akhirnya mendorong orang-orang buat buru-buru masuk ke pasar, meskipun harga sudah selangit.

    Menurut Tokocrypto, efek FOMO ini jelas banget kelihatan saat harga Bitcoin melonjak, apalagi sekarang narasi bahwa harga bisa naik lebih tinggi terus digaungkan. CEO Pantera Capital, Dan Morehead, malah optimis harga Bitcoin bisa sampai ke USD740.000 (Rp11,70 miliar dengan kurs saat ini Rp15.800-an) pada April 2028. Kalau dengar angka segitu, siapa yang enggak gatal pengen ikut-ikutan, kan?

    Tapi jangan salah, FOMO ini bukan cuma masalah “eh aku enggak mau ketinggalan untung nih.” Ini reaksi psikologis alami yang sering muncul, terutama pas harga suatu aset—dalam hal ini Bitcoin—naik tajam. Orang jadi merasa takut kalau mereka enggak ikut masuk sekarang, bakal rugi besar. Masalahnya, banyak yang nekat beli di harga tinggi tanpa mikir panjang, cuma karena terjebak euforia.

    Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, bilang kalau kenaikan harga Bitcoin yang sudah tembus USD100.000 itu nunjukin minat terhadap aset digital makin besar. Fenomena ini juga kemungkinan bakal terasa di pasar Indonesia, apalagi investor ritel sering kebawa arus FOMO.

    Menurut dia, sentimen pasar yang lagi optimis bakal menarik banyak investor baru, entah buat investasi jangka panjang atau sekadar trading harian. “Sejarah menunjukkan lonjakan harga Bitcoin sering diikuti oleh aliran likuiditas ke altcoin, yang pada akhirnya mendorong diversifikasi portofolio dan memperbesar nilai transaksi kripto secara keseluruhan,” kata Iqbal dalam keterangan tertulisnya, Jumat pekan lalu.

    [caption id="attachment_104808" align="alignnone" width="1179"] Harga Bitcoin per 9 Desember 2024. Sumber: Coin Market Cap[/caption]

    Di satu sisi, kenaikan ini bikin banyak orang yang tadinya ragu jadi pengen ikut masuk pasar kripto. Tapi, rasa cemas karena takut telat masuk juga bikin banyak yang gegabah, enggak mikir risiko jangka panjang, dan akhirnya cuma ikut-ikutan. Fenomena ini bukan cuma terjadi di kalangan investor pemula, tapi juga institusional yang mungkin sudah tahu risikonya. Sialnya, mereka tetap kena magnet FOMO karena prospek keuntungan terlihat besar.

    Tokocrypto mencatat sejak awal tahun, harga Bitcoin sudah naik 131 persen. Lonjakan ini jadi semacam katalis yang bikin investor mulai lirik altcoin bahkan meme coin.

    Meski begitu, investasi di tengah euforia tetap harus pakai akal sehat. Pasar kripto itu volatile alias turun naiknya parah banget. Hari ini naik, besok bisa jungkir balik. Para ahli menyarankan untuk fokus pada strategi jangka panjang, bukan cuma ikut-ikutan. Jadi, sebelum memutuskan masuk pasar, pastikan sudah paham risikonya. Kalau enggak, FOMO yang awalnya bikin semangat malah bisa jadi bumerang.

    “Dengan begitu, investor dapat menghindari kesalahan yang sering dilakukan oleh mereka yang terjebak dalam euforia pasar dan membuat keputusan investasi yang lebih sehat dan terukur,” kata Iqbal.

    Prediksi Harga Bitcoin yang Makin Fantastis

    Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad, percaya setelah Bitcoin berhasil melewati angka USD100.000, dominasi aset ini akan berpindah ke individu dan institusi ultra kaya. Mulai dari korporasi besar, bank, hingga dana kekayaan negara, mereka diprediksi akan memegang kendali.

    Kiyosaki bahkan mendorong para investor untuk membeli lebih awal agar tidak kehilangan peluang investasi yang ia sebut sebagai “potensial.” Ia juga berpendapat bahwa FOMO, dalam konteks Bitcoin, adalah hal yang baik.

    Sementara itu, Trader Tardigrade punya analisis lain yang tak kalah optimis. Menurutnya, Bitcoin bisa melonjak hingga 457 persen, dengan estimasi harga berada di kisaran USD260 ribu (Rp4,10 miliar) hingga USD390 ribu (Rp6,16 miliar).

    Di sisi lain, Max Keiser, salah satu nama besar di dunia Bitcoin, menyatakan potensi Bitcoin jauh lebih besar dari sekadar lonjakan harga. “Pasar total yang bisa dijangkau oleh Bitcoin adalah seluruh sektor keuangan di dunia, sekitar USD400 triliun,” ujarnya dalam video yang diunggah oleh kanal Simply Bitcoin.

    Optimisme serupa juga datang dari CEO Pantera Capital, Dan Morehead. Ia memproyeksikan harga Bitcoin bisa mencapai USD740.000 pada April 2028. Menurut Morehead, prediksi ini didukung oleh faktor seperti adopsi institusional yang makin masif dan peran Bitcoin sebagai aset digital global. Jika target ini tercapai, kapitalisasi pasar Bitcoin diperkirakan akan tembus USD15 triliun (Rp237 kuadriliun). Angka ini, katanya, masih masuk akal, mengingat total nilai aset keuangan global saat ini mencapai USD500 triliun (Rp7.900 kuadriliun).

    Greg Cipolaro, Kepala Riset Global di NYDIG, juga menyebut harga Bitcoin berpotensi naik hingga USD170 ribu, atau sekitar Rp2,7 miliar dengan kurs saat ini. Bahkan, indikator lainnya menunjukkan bahwa puncak harga Bitcoin bisa berada di kisaran USD309 ribu (Rp4,88 miliar) dalam beberapa bulan mendatang.

    Prediksi-prediksi ini menunjukkan satu hal: di dunia Bitcoin, tidak ada yang dianggap mustahil. Tapi di balik optimisme itu, penting untuk tetap ingat bahwa volatilitas adalah bagian dari permainan.

    Strategi Investasi Kripto di Ambang Tahun Baru

    Bagi yang ingin terjun ke dunia kripto, akhir 2024 adalah momen menarik sekaligus penuh tantangan. Beberapa strategi ini bisa menjadi panduan:

    1. Diversifikasi Portofolio

    Jangan taruh semua uang di Bitcoin, meskipun harganya sedang naik. Alokasikan sebagian ke altcoin seperti XRP atau Sui yang memiliki potensi besar. Tapi ingat, altcoin biasanya lebih volatil dibandingkan Bitcoin.

    2. Gunakan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA)

    Metode DCA memungkinkan Anda membeli kripto secara bertahap sehingga mengurangi risiko beli di harga puncak. Misalnya, alokasikan USD50 (sekitar Rp793.250) per bulan untuk membeli Bitcoin atau altcoin.

    3. Pantau Perkembangan ETF dan Regulasi

    ETF Bitcoin telah menjadi game changer tahun ini. Jika ETF untuk XRP disetujui, potensi kenaikan bisa luar biasa. Selain itu, pantau perkembangan regulasi, terutama di bawah pemerintahan Trump yang pro-kripto.

    4. Tetap Bijak di Tengah Euforia

    Meski pasar sedang naik, jangan terbawa hype. Gunakan uang dingin, bukan dana untuk kebutuhan harian, sehingga risiko kerugian bisa diminimalkan.

    Bitcoin dan altcoin seperti XRP, Dogecoin, dan Sui menawarkan peluang besar menjelang 2025. Namun, dunia kripto tetap penuh dengan risiko. Volatilitas harga dan ketidakpastian regulasi adalah tantangan utama yang harus dihadapi investor.

    Bagi yang ingin mencoba, penting untuk tetap bijak dan tidak terbawa euforia. Dengan strategi yang tepat, tahun 2025 bisa menjadi awal baru yang menjanjikan bagi portofolio investasi Anda.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).