Logo
>

Jepang Lobi Trump buat Hapus Tarif dan Suku Cadang Otomotif

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Jepang Lobi Trump buat Hapus Tarif dan Suku Cadang Otomotif

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Luar Negeri Jepang, Takeshi Iwaya, mengungkapkan bahwa Tokyo berencana untuk memulai perundingan dagang dengan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump. Fokus utama dari negosiasi ini adalah penghapusan tarif untuk mobil dan suku cadang mobil. Kesepakatan tersebut, yang telah dibahas sejak masa jabatan pertama Trump, memungkinkan kedua negara untuk mengupayakan kemajuan perdagangan yang saling menguntungkan.

    Iwaya menjelaskan bahwa kesepakatan ini terjalin lima tahun lalu, ketika Jepang dan AS mencapai kesepakatan dagang yang memberi petani AS akses yang lebih besar ke pasar Jepang, sementara Tokyo berhasil menghindari tarif tambahan untuk ekspor mobil ke AS. Seperti dilansir bloomberg di Jakarta, Jumat 6 Desember 2024.

    Dalam kerangka Perjanjian Dagang Jepang-AS, Amerika Serikat telah mencantumkan mobil dan suku cadang mobil dalam daftar barang yang masih memerlukan negosiasi lebih lanjut mengenai penghapusan tarif. Iwaya menegaskan, negosiasi akan dilakukan dengan asumsi tarif tersebut akan dihapuskan.

    Pernyataan Iwaya datang di tengah upaya Jepang, bersama negara-negara lain, untuk merumuskan strategi menghadapi kebijakan perdagangan proteksionis yang akan diberlakukan oleh Trump. Presiden terpilih AS itu telah berjanji untuk mengenakan tarif tambahan antara 10 hingga 20 persen pada seluruh barang impor, termasuk yang berasal dari Jepang.

    Pada tahun 2023, Amerika Serikat tetap menjadi tujuan ekspor terbesar bagi Jepang, dengan mobil dan suku cadang mobil menyumbang sepertiga dari total pengiriman, menurut data Kementerian Keuangan Jepang.

    Iwaya juga menambahkan bahwa saat ini AS tengah mengalami masa transisi pemerintahan. “Kita perlu mengumpulkan informasi dan menganalisisnya dengan cermat untuk memahami pendekatan pemerintahan baru terhadap kebijakan perdagangan, agar kita dapat merumuskan langkah yang tepat untuk menghadapinya,” kata Iwaya.

    Perdana Menteri Shigeru Ishiba, yang hanya berkomunikasi singkat dengan Trump melalui telepon setelah kemenangan pemilihan umum, berusaha untuk segera mengatur pertemuan dengan Presiden terpilih tersebut. Meskipun Ishiba berharap bisa bertemu Trump dalam perjalanan baliknya dari Amerika Selatan, ia diberitahu bahwa Trump tidak berencana untuk bertemu dengan pemimpin dunia mana pun sebelum pelantikannya pada 20 Januari.

    Para pengamat menilai bahwa hubungan pribadi yang erat antara Trump dan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe telah memainkan peran kunci dalam memperlancar jalannya hubungan perdagangan dan diplomatik antara Jepang dan Amerika Serikat.

    Motor Utama Manufaktur

    Aktivitas pabrik di negara-negara manufaktur terbesar Asia meningkat pada November 2024. Pemulihan ekonomi China, didorong oleh stimulus negara tersebut dan lonjakan ekspor menjadi motor utama gairah manufaktur ini. Namun, ada beberapa titik lemah di wilayah lain yang menjadi tantangan serius.

    Dilansir dari Reuters, Senin, 2 Desember 2024, risiko global tengah membayangi dengan potensi kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih. Data Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dirilis Senin hari ini menggambarkan situasi yang beragam bagi negara-negara Asia yang bergantung pada ekspor.

    PMI Caixin menunjukkan aktivitas pabrik China tumbuh tercepat dalam lima bulan terakhir, berkat lonjakan pesanan baru, termasuk dari luar negeri. Hal ini sejalan dengan survei resmi sebelumnya, yang menandakan stimulus mulai berdampak pada ekonomi terbesar kedua dunia itu.

    Kabar baik dari China membawa angin segar bagi negara-negara manufaktur Asia lainnya seperti Korea Selatan dan Taiwan, yang aktivitas pabriknya juga meningkat. Menurut Xing Zhaopeng, analis senior ANZ, pemulihan China saat ini sebagian besar didorong oleh ekspor.

    “Pesanan ekspor baru melonjak, baik di PMI resmi maupun PMI Caixin. Namun, permintaan domestik masih lemah, terlihat dari PMI non-manufaktur yang hanya mencapai angka 50,” kata Xing.

    Banyak eksportir China bergegas mengirim barang ke pasar utama seperti AS dan Uni Eropa untuk menghindari tarif baru. Risiko tarif ini menambah tantangan yang dihadapi pembuat kebijakan.

    Sejak paruh kedua tahun ini, Beijing menggelontorkan berbagai paket stimulus besar untuk mencegah penurunan tajam dalam konsumsi dan produksi. Meski analis menyebut langkah lanjutan masih diperlukan, tanda-tanda perbaikan mulai terlihat, dengan stabilnya belanja ritel dan pasar properti.

    Namun, ancaman tarif dari Trump tetap menjadi bayang-bayang besar. Presiden AS terpilih itu berjanji menerapkan tarif agresif untuk membangkitkan industri dan lapangan kerja Amerika. Baru-baru ini, Trump mengancam akan mengenakan tarif 10 persen pada barang-barang China dengan alasan Negeri Tirai Bambu itu harus bertindak lebih tegas dalam memerangi penyelundupan bahan kimia untuk produksi fentanyl.

    Sementara itu, di Jepang, situasinya memburuk. PMI menunjukkan penurunan aktivitas tercepat dalam delapan bulan terakhir akibat lemahnya permintaan. Namun, data resmi menunjukkan belanja perusahaan pada peralatan dan fasilitas justru meningkat di kuartal ketiga.

    Di Asia Tenggara, aktivitas pabrik masih menurun di Indonesia dan Malaysia, sementara pertumbuhan melambat di Thailand dan Vietnam.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.