KABARBURSA.COM – Harga batu bara global pada perdagangan Selasa, 2 Desember 2025, masih berada di zona hijau. Harga batu bara Newcastle dan Rotterdam kompak menguat. Penguatan didukung kenaikan tipis persediaan batu bara termal di Pelabuhan India.
Diketahui, harga batu bara Newcastle untuk kontrak Desember 2025 menguat sebesar USD0,45 dan mendorongnya naik ke level USD108,8 per ton. Hal serupa terjadi untuk kontrak Januari 2026, di mata harga batu bara global naik sebanyak USD0,55 menjadi USD110,05 per ton.
Selain persediaan batu bara yang naik tipis, sentimen positif dari China juga menjadi pendorong kenaikan harga batu bara. China diketahui mulai menerbitkan izin ekspor tanah jarang atau rare earth, setelah meredanya tensi dagang dengan Amerika Serikat.
Sentimen positif ini mendorong harga batu bara untuk kontrak Februari 2026 terkatrol USD0,65 manjadi USD111 per ton.
Beralih ke harga batu bara Rotterdam. Untuk kontrak Desember 2025 harganya melesat USD2 menjadi USD99,55 per ton. Sedangkan Januari 2026 melonjak USD1,55 menjadi USD99,8 dan untuk Februari 2026 naik USD1,45 menjadi USD99,85.
Persediaan Batu Bara India Naik Tipis
Terkait dengan naiknya persediaan batu bara termal di pelabuhan India yang naik tipis 0,5 persen menjadi 12,94 juta ton pada 24-30 November (pekan ke-48), dibandingkan 12,88 juta ton pada pekan sebelumnya, pergerakan terlihat bervariasi di setiap pelabuhan.
Di satu sisi, ada pemulihan kuat di terminal yang terhubung ke wilayah pedalaman. Namun di sisi lain, terjadi penurunan di Pelabuhan utama tujuan bongkar. Penyebabnya adalah kedatangan kapal yang tidak konsisten dan pembelian yang masih berhati-hati. Tujuannya untuk menjaga momentum tetap seimbang.
Katalis positif lainnya yang menjadi penguat harga batu bara pada perdagangan hari ini adalah penawaran kuat dari Afrikan Selatan dan fluktuasi biaya yang terus mempengaruhi sentiment pasar. Selain itu, pedagang juga menunggu sinyal harga yang lebih jelas, sebelum melakukan restocking besar menjelang permintaan Desember.
Soal Izin Ekspor Tanah Jarang China
Kabar lainnya datang dari China. Mengutip laporan Mining.com, saat ini China telah menerbitkan batch pertama izin ekspor baru untuk tanah jarang (rare earth). Di batch ini, prosedurnya lebih disederhanakan dan bertujuan untuk pemenuhan kesepakatan dagang terbarunya dengan Amerika Serikat (AS).
Sementara, dalam laporan Reuters, izin-izin baru ini diberikan kepada tiga produsen yang menjadi magnet utama China, yaitu JL Mag Rare Earth, Ningbo Yunsheng, dan Beijing Zhong Ke San Huan High-Tech.
Penerbitan izin ini dilakukan lebih dari sebulan, yaitu setelah China sepakat menangguhkan sementara pemberlakuan pemberlakukan perluasan kontrol ekspor tanah jarang sebagai bagian dari kesepakatan dagang.
Dalam sepekan terakhir, harga batu bara memang sangat volatile. Sempat jatuh 0,9 persen pada Kamis pekan lalu, 27 November 2025, tetapi kemudian menguai 0,7 persen pada Jumat, 28 November 2025. Tetapi pada Senin kemarin, harganya jatuh 0,82 persen dan sehari berikutnya hingga hari ini harga naik tipis.(*)