KABARBURSA.COM - Akademisi dan praktisi bisnis, Rhenald Kasali meyakini jika Kabarbursa.com bisa menjadi media yang mengangkat isu ekonomi di masyarakat.
Rhenald mengatakan, masyarakat, khususnya anak muda di Indonesia sangat membutuhkan media yang menyajikan informasi terkait keadaan ekonomi dalam negeri. Dalam hal ini, ia memandang kabarbursa.com bisa melakukan itu semua.
"Kabarbursa.com tentu saja sangat dibutuhkan oleh kaum muda dan banyak sekali para investor yang ingin tahu mengenai keadaan ekonomi," ujar dia dalam sambutannya untuk Kabarbursa Economic Insight (KEI) 2025 di Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025.
Renald kemudian berharap kepada kabarbursa.com untuk mengkaji mengenai ketimpangan data ekonomi makro dan mikro di Indonesia.
Pria kelahiran Jakarta tersebut melihat makro ekonomi Indonesia cukup bagus. Namun sayang, kata dia, saat ini masih banyak pemuda yang belum memiliki pekerjaan.
"Banyak perusahaan-perusahaan yang industrinya sakit, entah itu industri keuangan, perbankan dan asuransi," jelas dia.
Selain itu, pria berusia 64 tahun tersebut juga meminta agar kabarbursa.com senantiasa mengampanyekan isu-isu terkait sustainablity. Sebab, kata dia, kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja.
Seperti halnya water management. Dia menuturkan, manusia kini telah menguasai 72,9 persen dari seluruh area produktif dalam penggunaan air.
"Tentu saya berharap bahwa kabarbursa.com ini bisa memberikan jawaban-jawaban dan terus mengampanyekan kepada masyarakat isu-isu sustainablity," pungkasnya.
KEI 2025: Kontribusi Ciptakan Target Pertumbuhan Ekonomi Hijau
Founder dan CEO Kabarbursa.com, Upi Asmaradhana, menyoroti tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam mencapai transisi energi yang berkelanjutan (sustainability) dan target nol emisi (net zero emission).
Menurutnya, peralihan dari energi fosil menuju energi baru terbarukan (EBT) bukan hanya sekadar pilihan tetapi merupakan kebutuhan mendesak untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
“Media saat ini dituntut untuk berkontribusi dalam sektor ekonomi hijau di Indonesia. Saya berharap forum ini dapat menjadi forum yang berkelanjutan,” ujar Upi Asmaradhana dalam sambutan pembuka KabarBursa Economic Insight (KEI) 2025, dengan tema “Greenomic Indonesia: Challenges in Banking, Energy Transition, and Net Zero Emissions", di Le Meridien, Jakarta Pusat, Rabu, 26 Februari 2025.
Menurut Upi Asmaradhana, KEI 2025 diharapkan dapat membicarakan berbagai peluang dan tantangan dalam membangun ekonomi hijau di Indonesia. Ini juga sejalan dengan cara semua pemangku kepentingan (stakeholder) dapat bertransformasi mendukung target itu.
“Saya berharap kegiatan hari ini benar-benar akan memberi semacam pemahaman yang menyeluruh bagaimana kita sebagai bangsa ikut berkontribusi ke dalam menciptakan target keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia,” paparnya.
Ia menyampaikan harapan dari acara hari ini untuk bisa melahirkan apa yang kita sebut sebagai kolaborasi membangun negeri.
“Dan kami berharap semua pihak dapat berkontribusi dalam membangun negeri ini,” tutup Upi Asmaradhana dalam opening remarks KEI 2025.
Tentang KEI 2025
KabarBursa Economic Insight (KEI) 2025 merupakan forum diskusi tahunan yang mempertemukan pemangku kepentingan di sektor energi, keuangan, dan industri dalam membahas tantangan serta peluang menuju ekonomi hijau. Tahun ini, KEI mengusung tema besar Greenomic Indonesia: Challenges in Banking, Energy Transition, and Net Zero Emissions, yang bertujuan untuk menggali solusi konkret dalam mewujudkan transformasi keberlanjutan energi di Indonesia.
Acara ini mengundang sejumlah tokoh penting, seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Selain itu, berbagai akademisi, pelaku industri, dan analis pasar modal, dan perwakilan dari sektor keuangan juga turut berpartisipasi dalam forum ini.
Dalam agenda KEI 2025, terdapat tiga panel diskusi utama yang membahas sektor pertambangan, kendaraan ramah lingkungan, dan strategi keuangan hijau. Setiap sesi diharapkan dapat menghasilkan wawasan baru serta rekomendasi kebijakan yang dapat membantu mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon di Indonesia. (*)