Logo
>

Kelas Menengah RI Baru 17 Persen, Pemerintah Incar Naik

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Kelas Menengah RI Baru 17 Persen, Pemerintah Incar Naik

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa saat ini sekitar 17 persen dari total penduduk Indonesia tergolong kelas menengah. Dalam lima tahun ke depan, persentase ini diproyeksikan akan meningkat secara bertahap hingga melampaui 20 persen, dengan harapan mencapai 80 persen pada tahun 2045.

    "Jadi proporsi kelas menengah tahun 2045 juga diharapkan mencapai 80 persen. Karena kan kelas menengah ini menjadi bantalan dari perekonomian, kalau supaya kokoh perekonomian maka kelas menengahnya harus tebal," ujar dia di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Agustus 2024.

    Amalia menjelaskan bahwa penguatan kelas menengah dilakukan sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai tujuh persen, sebagaimana juga tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

    "Supaya bisa mencapai enam-tujuh persen, salah satu syaratnya adalah kita harus juga mempertebal kelas menengah, maksudnya middle class ini," terang Amalia

    Lebih lanjut, Amalia menambahkan jika menyesuaikan apa yang tercantum dalam  target RPJPN, kebijakan untuk memperkuat kelas menengah akan berlangsung dalam jangka menengah dan panjang. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat penting dalam mendukung kebijakan tersebut, termasuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong kewirausahaan.

    "Ya tentunya kan industrialisasi menjadi penting, kita harus menciptakan middle class jobs atau lapangan pekerjaan untuk yang berkelas menengah, jadi itu disebut middle class jobs," ujar Amalia.

    Menurutnya hal itu penting dilakukan agar pekerja informal dapat beralih menjadi pekerja formal, sehingga pendapatan mereka dapat meningkat dan masuk ke kategori kelas menengah.

    "Itu menjadi penting supaya nanti yang tadinya informal bisa graduate menjadi formal, kemudian pendapatan juga bisa naik kelas menjadi kelas menengah," terang dia.

    Amalia juga menyebutkan bahwa saat ini sekitar 50 persen dari penduduk Indonesia tergolong dalam kategori aspiring middle class, yaitu kelompok yang hampir masuk ke kelas menengah.

    Karena itu menurutnya salah satu tugas utama dalam RPJPN adalah bagaimana mengangkat kelompok ini agar benar-benar menjadi bagian dari kelas menengah. "Sebenarnya kan ini kita punya aspiring middle class yang sekitar 50 persen, ini tugas kita dalam RPJPN adalah bagaimana menaikkan aspiring middle class menjadi middle class," tambahnya.

    "Aspiring itu kan hampir mau dia menjadi middle class, nah ini ada 50 persen yang punya potensi yang kita naikkan menjadi middle class," tandas dia.

    Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar diskusi bersama dengan Sejumlah mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) dengan tema Ekonomi 'Peran dan Potensi Kelas Menengah Menuju Indonesia Emas 2045'.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan diskusi tersebut membahas terkait peran kelas menengah di Indonesia sebagai penggerak utama perekonomian. Saat ini ada sekitar 17,13 persen golongan kelas menengah dan nyaris 50 persen expiring middle class atau kelompok rentan di Tanah Air.

    "Kami sampaikan bahwa kelas menengah adalah motor penggerak ekonomi," dalam konferensi pers di Gedung AA Maramis, Jakarta Pusat, Selasa 27 Agustus 2024.

    Menurut Airlangga, kelompok kelas menengah punya karakteristik yang berkaitan erat dengan pola konsumsi. Pengeluaran mereka didominasi oleh sektor makanan, perumahan, pendidikan, hingga hiburan atau jasa.

    "Kemudian karakteristiknya di kelas menengah adalah pola konsumsi, di mana pengeluaran terbesar biasanya dari sektor makanan, diikuti oleh perumahan, kesehatan, pendidikan, hingga hiburan atau jasa," sebut dia.

    Adapun yang paling mendominasi adalah sektor makanan dan minuman. Posisi selanjutnya lalu diikuti oleh sektor perumahan. Karena itu Airlangga melihat perumahan menjadi sektor yang penting bagi kelas menengah.

    "Perumahan juga, prioritas ini menjadi salah satu pengeluaran kedua terbesar setelah makanan dan minuman. Sehingga bagi kelas menengah, sektor perumahan ini menjadi penting," tambah dia.

    Airlangga juga menyoroti peran kelas menengah dalam menduduki perekonomian, khususnya berkaitan dengan kewirausahaan dan penciptaan lapangan kerja. Mereka dinilai memiliki peran dalam mencapai target Indonesia emas 2045.

    "Oleh karena itu untuk menjaga kelas menengah kita perlu mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil dan tinggi, karena ini akan mendorong kelas mendorong kelas menengah kita untuk terus tumbuh dan mengurangi mereka yang expiring middle class," pungkasnya.

    Namun di sisi lain, terdapat kabar bahwa kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen akan diberlakukan mulai 1 Januari 2025.

    Menanggapi itu, pengamat pajak dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA), Fajry Akbar, menilai kebijakan tersebut merupakan upaya dari Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk memenuhi kebutuhan penerimaan negara sekaligus merealisasikan janji kampanye mereka.

    Menurut dia, kenaikan tarif PPN ini akan berdampak pada peningkatan harga, dan kelompok menengah ke bawah akan merasakan dampaknya. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengantisipasi dan mencari solusi yang tepat.

    “Pasti akan ada dampak terhadap kenaikan harga dan kelompok menengah-bawah. Pemerintah perlu mengantisipasi hal ini dan mencari solusinya,” ujar Fajry kepada  Kabar Bursa, Senin, 19 Agustus 2024.

    Namun, menurutnya, selama kenaikan harga akibat kenaikan tarif PPN ini tidak melebihi 1 persen, kebijakan tersebut masih dapat dijalankan dengan baik. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.