KABARBURSA.COM – Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar inspeksi mendadak atau sidak ke 13 gudang importir daging domba dan kambing di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Sidak tersebut bertujuan memastikan arus pemasukan dan distribusi daging impor sesuai aturan, sekaligus melindungi peternak lokal dari tekanan persaingan produk impor.
“Kami ingin memastikan pemasukan dan distribusi daging impor, khususnya daging mutton, sesuai regulasi. Pemerintah tidak akan mentoleransi praktik yang merugikan peternak lokal,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, dalam keterangannya, dikutip Selasa, 26 November 2024.
Sidak ini, kata Agung, merupakan tindak lanjut arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk melindungi peternak lokal dari dampak murahnya daging domba dewasa (mutton) impor. Harga produk impor yang lebih rendah berpotensi menekan harga daging domestik. “Jika ditemukan pelanggaran, kami akan mengambil tindakan tegas,” tegasnya.
Selain memeriksa dokumen, sidak itu juga memastikan kualitas daging yang disimpan di gudang tersebut sesuai dengan standar kesehatan dan keamanan pangan. Agung menuturkan, sidak yang dilakukan menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan pasar daging domestik tetap kondusif dan tidak merugikan peternak lokal.
Sebelumnya, Kementan telah menghentikan sementara penerbitan rekomendasi impor daging mutton sambil melakukan evaluasi dan menghitung stok yang ada di gudang-gudang importir. “Kami tidak ingin surplus daging mutton impor menekan harga daging domba dan kambing lokal, sehingga peternak kita tidak mendapatkan harga yang layak. Tugas kami adalah melindungi mereka,” katanya.
[caption id="attachment_102185" align="alignnone" width="1600"] Grafik menunjukkan volume impor daging lembu Indonesia tahun 2023 berdasarkan negara asal, dengan India sebagai pemasok terbesar.[/caption]
Pemerintah juga meminta importir untuk menahan distribusi karkas dan daging mutton ketika harga domba dan kambing di tingkat peternak jatuh. Selain itu, importir diimbau untuk menyerap karkas dan daging domba kambing lokal melalui asosiasi-asosiasi yang menaungi para peternak sesuai dengan klaster yang telah dibangun.
Di sisi lain, pemerintah terus berupaya mempertemukan importir dan distributor dengan peternak lokal untuk meningkatkan penyerapan daging lokal. Upaya harmonisasi persyaratan ekspor dengan Malaysia dan Brunei juga dipercepat agar surplus kambing dan domba lokal dapat terserap di pasar internasional.
“Kami optimistis bahwa langkah-langkah yang kami ambil, termasuk pengawasan ketat terhadap impor, akan memperkuat posisi peternak lokal dan menjaga keberlanjutan peternakan rakyat,” tutupnya.
Kementan Pelototi Impor
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, meminta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) untuk tidak lagi mengeluarkan rekomendasi impor pada industri pengolahan daging sapi.
Ia menegaskan, industri pengolahan perlu didorong untuk menyerap sapi peternak lokal. Hal itu dikatakannya saat melakukan kunjungan kerja di Lampung Tengah, Sabtu, 16 November 2024 kemarin.
Dalam kunjungannya, para peternak mengeluhkan rendahnya harga daging sapi, yakni di kisaran Rp48.000 hingga Rp50.000 per kilogram.
“Pak Dirjen PKH jangan keluarkan rekomendasi impor (daging) yang menghantam peternak Indonesia,” kata Amran dalam keterangannya, dikutip Minggu, 17 November 2024.
Ia juga meminta Dirjen PKH segera melakukan upaya stabilisasi harga daging sapi. Menurutnya, keseimbangan harga juga harus selaras antara kepentingan konsumen dan produsen. Menurutnya, harga daging sapi yang dikeluhkan peternak mesti ditetapkan sebagai garis minimal.
“Kita harus jaga keseimbangan harga di konsumen dan harga di produsen. Pesanku Rp48 ribu-Rp50 ribu itu garis minimal, jangan di bawah itu,” tegasnya.
Amran juga mengaku akan menindaklanjuti penurunan harga daging sapi yang disebabkan oleh pihak-pihak yang merugikan peternak. Ia mengaku akan mencari pelaku industri yang melakukan operasi pasar sehingga mengganggu stabilitas harga.
“Manakala harga (jual) di bawah itu, bapak turun tangan cari siapa investor yang melakukan operasi pasar yang semena-mena ke peternak kita,” katanya.
Impor Daging Indonesia 2024
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengimpor 99,12 ribu ton daging lembu—yang mencakup daging sapi dan kerbau—selama Januari hingga September 2024. Nilai impor tersebut mencapai USD375,68 juta atau sekitar Rp5,87 triliun, dengan asumsi kurs Rp15.635 per USD pada penutupan perdagangan 25 Oktober 2024. Data ini disampaikan oleh Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin, 28 Oktober 2024.
Tiga negara utama pemasok daging impor Indonesia adalah Australia, India, dan Amerika Serikat. Australia menjadi penyumbang terbesar dengan volume impor mencapai 71,40 ribu ton, senilai USD244,93 juta. Disusul India dengan impor sebesar 11,89 ribu ton, senilai USD42,06 juta, yang seluruhnya berupa daging kerbau. Daging kerbau dari India ini hanya diimpor oleh PT Berdikari dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), sesuai izin yang diberikan pemerintah.
Dalam rapat yang sama, Sekretaris Utama Bapanas, Sarwo Edhy, memaparkan proyeksi neraca pangan nasional 2024. Total kebutuhan daging sapi dan kerbau nasional diperkirakan mencapai 774.410 ton, dengan produksi lokal sebesar 488.959 ton. Kekurangan pasokan dipenuhi melalui impor, di mana realisasi impor sepanjang Januari-Agustus 2024 mencapai 100.454 ton, sementara rencana impor untuk periode September-Desember 2024 diperkirakan sebesar 268.324 ton.
Pada Juni 2024, Sarwo Edhy mengungkapkan bahwa pemerintah telah menetapkan kuota impor daging lembu tahun 2024 sebesar 270.352 ton. Dari jumlah tersebut, Persetujuan Impor yang diterbitkan mencapai 219.244 ton, sementara realisasi impor baru menyentuh angka 51.363 ton.(*)