KABARBURSA.COM – Bursa ekuitas Amerika Serikat, Wall Street, menutup sesi perdagangan Kamis waktu New York, 23 Oktober 2025, dengan penguatan. Seluruh indeks tampil ceria usai adanya kepastian pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Investor kembali optimis setelah beberapa hari penuh ketidakpastian. Pasar menjadi tenang setelah sebelumnya tegang akibat eskalasi tarif dan pembatasan ekspor antara Washington dan Beijing.
Tiga indeks utama Wall Street serempak menghijau. Dow Jones Industrial Average naik 144,20 poin atau 0,31 persen menjadi 46.734,61, sementara S&P 500 menanjak 0,58 persen ke 6.738,43. Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, memimpin penguatan dengan lonjakan 201,40 poin atau 0,89 persen ke level 22.941,80.
Bahkan, indeks saham berkapitalisasi kecil Russell 2000 tampil paling impresif dengan kenaikan 1,27 persen. Tampak adanya minat beli yang merata di berbagai segmen pasar, termasuk sektor-sektor yang sebelumnya tertinggal.
Kepala Manajemen Portofolio di Horizon Investments Zachary Hill menyebut, kabar pertemuan Trump–Xi sebagai “katalis positif” yang meredakan kekhawatiran pasar. Sentimen investor yang sempat terombang-ambing akibat ketegangan geopolitik, kini mendapatkan arah yang lebih jelas. Peluang perbaikan hubungan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia mulai terlihat.
Di tengah suasana yang lebih tenang ini, fokus investor juga tertuju pada musim laporan keuangan kuartal III yang menunjukkan hasil menggembirakan. Sekitar seperempat perusahaan di indeks S&P 500 telah melaporkan hasilnya.
Sebanyak 86 persen perusahaan berhasil melampaui ekspektasi konsensus. Laju pertumbuhan laba korporasi kini diproyeksikan mencapai hampir 10 persen secara tahunan. Fakta ini menandakan bahwa ekonomi korporasi AS masih berdenyut kuat, meski dihadang ketidakpastian global.
Saham Coca-Cola dan McDonalds Melemah
Saham-saham individu menunjukkan dinamika yang beragam namun menarik. Di indeks Dow Jones, Honeywell International Inc mencatat lonjakan tertinggi sebesar 6,85 persen berkat permintaan kuat di sektor kedirgantaraan.
Begitu pula dengan 3M Company yang naik 2,61 persen dan Amazon.com Inc yang menguat 1,44 persen. Sebaliknya, Verizon Communications menjadi saham dengan performa terburuk di indeks biru tersebut setelah anjlok 3,53 persen. Pun dengan Coca-Cola Co dan McDonald’s, yang masing-masing melemah lebih dari satu persen.
Di S&P 500, Dow Inc mencuri perhatian dengan lonjakan hampir 13 persen setelah melaporkan kerugian kuartalan yang lebih kecil dari perkiraan berkat efisiensi biaya dan peningkatan volume produksi.
Perusahaan kasino Las Vegas Sands Corp juga naik 12,39 persen, sementara West Pharmaceutical Services Inc melesat 10,91 persen. Sebaliknya, Molina Healthcare menjadi pecundang terbesar dengan penurunan tajam 17,49 persen setelah memangkas proyeksi laba tahunannya.
Tekanan juga menghantam Super Micro Computer Inc yang turun 8,73 persen dan United Rentals Inc yang merosot 7,79 persen. Sepertinya ada rotasi sektor ketika investor mengalihkan modal ke saham-saham yang lebih defensif dan sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pasar teknologi di Nasdaq menunjukkan volatilitas ekstrem. Beberapa saham kecil mengalami pergerakan luar biasa.
Scienture Holdings Inc naik fantastis 354,94 persen, Multisensor AI Holdings Inc melonjak 101,73 persen, dan American Rebel Holdings Inc meningkat 75,35 persen. Di sisi lain, FlexShopper Inc anjlok 74,74 persen dan AiRWA Inc ambruk lebih dari 50 persen. Kondisi pasar sepertinya sangat spekulatif di sektor teknologi dan AI.
Exxon Mobil dan Chevron Melambung
Dari sisi sektoral, energi menjadi bintang utama dengan kenaikan 1,3 persen, seiring lonjakan harga minyak global sebesar 5 persen setelah AS menjatuhkan sanksi terhadap perusahaan minyak Rusia Rosneft dan Lukoil.
Saham raksasa energi seperti Exxon Mobil dan Chevron ikut menguat, sementara Valero Energy mencatat lonjakan 7 persen usai melaporkan laba kuartalan di atas ekspektasi. Sektor kedirgantaraan dan pertahanan juga mencatat kenaikan 2,2 persen, didorong meningkatnya permintaan global di tengah ketegangan geopolitik yang masih menyelimuti pasar.
Secara keseluruhan, struktur pasar menunjukkan dominasi saham yang menguat. Di NYSE, jumlah saham naik dua kali lipat lebih banyak dibanding saham yang turun, dengan rasio 2,05 banding 1.
Di Nasdaq pun situasinya serupa, dengan lebih dari 3.000 saham menguat berbanding 1.600 saham yang melemah. Aktivitas perdagangan relatif stabil, dengan volume mencapai 19,07 miliar lembar saham. Angka ini sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir namun tetap mencerminkan minat beli yang sehat.
Kinerja positif Wall Street kali ini menandakan kembalinya rasa percaya diri investor terhadap prospek ekonomi dan stabilitas kebijakan global, setidaknya dalam jangka pendek. Optimisme bahwa ketegangan AS–China dapat mereda, ditambah laporan keuangan perusahaan yang solid, menciptakan fondasi yang kuat bagi kelanjutan reli pasar.
Meski demikian, volatilitas masih berpotensi muncul jika hasil pertemuan Trump–Xi tidak sejalan dengan harapan atau jika inflasi dan suku bunga kembali menjadi isu dominan. Untuk saat ini, Wall Street menikmati momen jeda yang manis. Sebuah napas lega di tengah ketidakpastian global yang tak kunjung surut.(*)