KABARBURSA.COM - Harga minyak dunia mencatat penurunan pada perdagangan Selasa, 4 November 2025 yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti penguatan dolar Amerika Serikat dan rencana OPEC+ menghentikan produksi pada kuartal I tahun 2026.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup turun 45 sen, atau 0,7 persen menjadi USD64,44 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 49 sen, atau 0,8 persen, menjadi USD60,56.
Wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial, Dennis Kissler menyebut harga minyak mentah berjangka sedang tertekan per kemarin akibat tingginya valuasi dolar AS.
"Pasar saham AS juga mengalami koreksi penurunan yang signifikan pada awal perdagangan karena penutupan pemerintah mungkin mulai menambah tekanan, yang pada akhirnya dapat menekan permintaan bahan bakar domestik," ujar dia.
Perlu diketahui, Dolar AS menguat ke level tertinggi dalam empat bulan terhadap euro pada hari Selasa, meningkatkan keraguan tentang prospek penurunan suku bunga lagi tahun ini. Mata uang AS yang lebih kuat membuat aset berharga dolar seperti minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Pada hari Minggu lalu, OPEC+ , Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak menyetujui sedikit peningkatan produksi minyak untuk bulan Desember 2025 dan penghentian sementara peningkatan pada kuartal I tahun 2026.
Pada hari Selasa, survei Reuters menemukan bahwa produksi minyak OPEC terus meningkat pada bulan Oktober setelah kesepakatan OPEC+ untuk meningkatkan produksi. Skala peningkatan melambat tajam sejak bulan-bulan musim panas.
Kepala analis komoditas Bjarne Schieldrop di SEB Research menuturkan dorongan harga minyak dari sanksi AS terhadap perusahaan energi Rusia Lukoil dan Rosneft memudar.
"Pada 21 November, ketika sanksi (terhadap perusahaan lain yang terus berdagang dengan perusahaan Rusia) mulai berlaku, sanksi tersebut kemungkinan besar akan menguap, menghilang, atau dihapuskan seiring waktu." ungkapnya.
Adapun pelaku pasar kini tengah menunggu data inventaris AS terbaru dari American Petroleum Institute (API), yang akan dirilis hari ini. Jajak pendapat awal Reuters menunjukkan stok minyak mentah AS diperkirakan akan meningkat.