KABARBURSA.COM - Pasar kripto mengalami penurunan signifikan dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin turun drastis lebih dari 3 persen akibat perseteruan antara Celsius dan Tether.
Menurut data dari Coinmarketcap pada Senin, 12 Agustus 2024, kapitalisasi pasar kripto global turun 2,99 persen menjadi USD2,07 triliun dalam 24 jam terakhir. Bitcoin (BTC), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, mengalami penurunan sebesar 3,48 persen dalam periode tersebut. Saat ini, harga Bitcoin berada di USD58.747 per koin, setara dengan Rp937 juta (kurs Rp15.949).
Ethereum (ETH) mengalami penurunan serupa sebesar 1,9 persen, sehingga harganya turun menjadi USD2.556 per koin. Sementara itu, Binance (BNB) mengalami penurunan sebesar 3,84 persen dalam 24 jam, dengan harga BNB saat ini menjadi USD520 per koin.
Menurut Cryptonews, Bitcoin mengalami dampak negatif akibat berita mengenai Celsius yang menuduh Tether melakukan transfer Bitcoin ‘penipuan’ lebih dari USD2 miliar. Tether diduga melanggar ketentuan kontrak dan melikuidasi Bitcoin secara terburu-buru, yang dapat mengurangi kepercayaan investor dan menekan harga BTC.
Likuidasi yang terburu-buru ini dilakukan untuk memberikan keuntungan tidak adil kepada Tether, terutama karena Celsius hampir bangkrut. Mereka mengklaim bahwa Tether menjual 39.542,42 BTC dengan harga di bawah nilai pasar, yang menyebabkan kerugian finansial besar bagi Celsius.
Celcius kini tengah berupaya mendapatkan kembali Bitcoin yang hilang tersebut dan meminta ganti rugi atas pelanggaran kontrak tersebut.
Di sisi lain, CEO Tether Paolo Ardoino membantah tuduhan tersebut. Ia menjelaskan bahwa likuidasi Bitcoin dilakukan atas permintaan Celsius selama pasar sedang lesu, dan ia menggambarkan gugatan tersebut tidak berdasar. Tether berencana untuk membela diri terhadap klaim tersebut di pengadilan dengan tegas.
Akibat perseteruan hukum antara Celsius dan Tether dapat mengguncang kepercayaan investor, yang berpotensi menyebabkan penurunan harga BTC.
Empat Kripto ini tetap Hasilkan Cuan
Sementara itu, selama sepekan terakhir, pasar kripto mengalami volatilitas hebat, dimana sempat terjadi penurunan yang tidak main-main dan menyebabkan likuidasi besar-besaran. Namun, salah satu trader papan atas di media sosial X dengan nama samaran VirtualBacon, mengatakan bahwa dirinya tidak khawatir apabila penurunan terjadi.
Dalam sejumlah postingan yang ia unggah baru-baru ini, VirtualBacon menjelaskan bahwa Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH) dan banyak altcoin lainnya mengalami penurunan drastis.
"Harga dari Bitcoin sempat jatuh di bawah USD500.000 dan Ethereum di bawah US$ 2.300. Sebagian besar altcoin turun hingga 20-30 persen," ungkap VirtualBacon.
Meski begitu, ia menyatakan optimismenya pada pasar kripto, sembari menyatakan bahwa penurunan yang merupakan ‘koreksi’ ini bersifat sementara. Apa yang terjadi beberapa hari lalu, baginya hanya bersifat sementara dan bukannya peralihan tren ke bearish.
"Seperti diketahui, salah satu penyebab anjloknya pasar kripto ini adalah suku bunga yang tiba-tiba naik dari Bank of Japan. Keputusan ini pun membuat banyak investor menjual mata uang yen Jepang. yang mempengaruhi pasar global, termasuk kripto," ujarnya.
Akan tetapi hal tersebut segera teredam lantaran Bank of Japan dengan cepat membalikkan keputusan ini, yang mana membantu menstabilkan pasar.
Pasca pemulihan tersebut, banyak investor yang menutup posisi mereka pada yen. Di saat inilah ia mengakumulasi sejumlah aset kripto, yakni Bitcoin (BTC) ketika harganya menyentuh USD53.000, Ethereum (ETH) saat harganya mencapai USD2.400 dan Solana (SOL) ketika harganya masuk ke USD120.
Sektor Altcoin Menjanjikan
Selain itu, VirtualBacon juga menyoroti beberapa sektor altcoin yang ia nilai akan berkinerja baik dalam masa mendatang. Altcoin tersebut, yakni:
1. Koin Meme: Meskipun berisiko, koin-koin meme seperti Pepecoin, Mog Coin dan Popcat masih menarik sebagian besar investor dan memiliki potensi untuk bangkit kembali.
2. Koin AI: Dengan semakin populernya AI terdesentralisasi, koin seperti Bitsensor, Near Protocol, Arweave dan Fetchai diperkirakan bakal mengalami pertumbuhan.
3. Koin Gaming: Meskipun banyak pesaing di sektor ini, VirtualBacon fokus pada koin infrastruktur seperti SuperVerse, Echelon Prime dan Beam.
4. Koin RWA: Sektor ini, merupakan salah satu sektor yang sedang berkembang menurutnya. Karena itu, dia memilih untuk masuk ke koin seperti Ondo, Mantra dan Orion Protocol.
"Untuk sekarang, fokus saja pada koin berkapitalisasi besar yang likuid, karena koin-koin ini biasanya pulih lebih cepat ketika pasar mulai stabil. Demi keamanan portofolio, miliki selalu memiliki Bitcoin, Ethereum, dan Solana," pungkas VirtualBacon.
Semester I-2024 Transaksi Kripto Tembus Rp301,75 Triliun
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terjadinya peningkatan nilai transaksi aset kripto pada enam bulan pertama 2024. Selama semester pertama 2024, total transaksi aset kripto mencapai Rp301,75 triliun.
Kata Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengungkapkan, kenaikan nilai transaksi sebesar 354,17 triliun.
"Tumbuh 354,17 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," kata Hasan Fawzi dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 5 Agustus 2024.
"Tumbuh 354,17 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya," kata Hasan Fawzi dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 5 Agustus 2024.
Sementara, total jumlah investor aset kripto sampai Juni 2024 juga mengalami kenaikan, yaitu totalnya 20,24 juta investor. Angka itu naik dari bulan Mei 19,75 juta investor.
Namun, di periode yang sama, nilai transaksi aset kripto mengalami perlambatan dari Rp49,8 triliun pada akhir Mei 2024 menjadi Rp40,85 triliun di bulan Juni 2024.
Hasan mengungkapkan, Indonesia berada di posisi ketujuh dunia dengan jumlah investor aset kripto terbesar. Hal ini berdasarkan data dari The 2023 Global Crypto Adoption Index yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam adopsi kripto di Indonesia. Peringkat ini mencerminkan tingginya minat dan partisipasi masyarakat Indonesia dalam pasar kripto, serta potensi pasar yang besar bagi perkembangan dan inovasi di sektor ini.
"Sedangkan dalam perspektif global, Indonesia sebagai negara terbesar kelima yang menunjukan minat besar terkait aktivitas di aset kripto ini," tuturnya.
Dengan meningkatnya jumlah investor aset kripto, OJK mengamati bahwa tidak terjadi pergeseran investor secara signifikan dari pasar saham menuju aset kripto.
Menurut berbagai sumber, mayoritas investor di pasar aset kripto adalah mereka yang baru memasuki dunia investasi. Profil investor ini sering kali terdiri dari individu yang mencari peluang baru dan alternatif investasi dengan risiko tinggi.
"Kami melihat tidak sepenuhnya terjadi pergeseran investor dari pasar saham ke pasar kripto. Dalam hal ini karena instrumen baik transaksi maupun investasi memiliki karakteristik tetsendiri yang tentu dipilih investor," tuturnya. (*)