KABARBURSA.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta pemasangan pompa di seluruh Indonesia dipercepat. Hal itu dianggap penting untuk mengantisipasi tantangan di sektor pertanian terkait ancaman kekeringan panjang yang berpotensi menurunkan produksi pertanian.
"Dimana ada air, maka di situ harus dipompa. Sekarang ini sudah saatnya kita bergerak mengantisipasi darurat pangan," kata Amran Sulaiman dalam keterangan tertulisnya, Senin, 29 Juli 2024.
Amran menuturkan, pompanisasi menjadi bagian penting yang harus terpasang secara cepat dan merata di seluruh Indonesia.
Dia juga meminta kepada jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memenuhi kebutuhan pompanisasi dalam jangka waktu dua minggu.
"Aku minta tolong, tidak ada tanggal merah bagi jajaran Kementan. Turun langsung ke lapangan dan tolong pengadaan pompa jangan lewat dari dua minggu," tegasnya.
Amran menyatakan, potensi terjadinya kekeringan saat ini menjadi yang terparah lantaran el nino yang dihadapi merupakan periode terpanjang dalam sejarah. Karena itu, perlu kolaborasi dengan pejabat daerah, yakni gubernur, bupati, dan wali kota agar secepat mungkin sawah-sawah kering yang ada bisa melakukan aktivitas produksi.
"Saya sudah telepon Menteri PUPR (Basuki Hadimuljono) dan mengatakan bahwa kalau ada air mau langsung dipompa. Jadi tolong kepada BSIP (Badan Standarisasi Instrumen Pertanian) seluruh Indonesia segera bergerak pasang semua pompa dengan target ada 2 juta lahan mulai dari nol," tuturnya.
Untuk diketahui, total pompanisasi yang sudah termanfaatkan di seluruh Indonesia kurang lebih mencapai 20.559 unit atau seluas 582.528 hektar pompanisasi yang sudah terealisasikan.
Angka sebanyak ini kemungkinan akan bertambah seiring adanya tambahan dan pemasangan.
Saat ini, kegiatan pompanisasi juga sejalan dengan perluasan areal tanam atau PAT di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan tidak ada cara lain selain mengejar target pemasangan pompa untuk meningkatkan produksi di saat darurat pangan berlangsung di seluruh dunia.
"Ingat, saat ini soal pangan adalah masalah urgent dan jangan dianggap sepele. Ini harus ngebut dan enggak ada cara lain selain kejar target. Karena itu kita harus fokus dan siang malam tidak ada waktu libur," jelasnya.
Optimisme Swasembada Pangan
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan optimis Indonesia mampu mewujudkan swasembada pangan dalam waktu kurang dari tiga tahun ke depan. Keyakinannya sejalan dengan upaya pemerintah yang terus menggencarkan perluasan areal tanam (PAT) dan pengadaan pompanisasi.
"Insya Allah tidak lebih dari tiga tahun kita akan swasembada kembali," kata Amran dalam festival pangan nusantara Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) di Glora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu, 28 Juli 2024.
Amran menyebut, Kementan terus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas nasional. Adapun beberapa langkah yang dilakukan, diantaranya menambah alokasi pupuk subsidi menjadi 9,5 juta ton, pembagian benih gratis, penggunaan alsintan, hingga pompanisasi.
"Oleh sebab itu kita melakukan pompanisasi ini pertama dalam sejarah, pompa yang termanfaatkan sebanyak 20.559 unit per hari dan realisasinya sebesar 582.528 hektar. apa tujuannya? tujuannya adalah memompa sungai yang tidak pernah kering untuk dialirkan ke sawah. Hasilnya sudah ada, bahkan bapak presiden sudah mengunjungi tujuh daerah pompanisasi, dan beliau minta agar segera dipercepat karena hasilnya nyata dari yang tanam satu kali menjadi tiga kali," katanya.
Berdasarkan data prognosa Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Amran mengungkapkan bahwa pompanisasi mampu meningkatkan produksi secara signifikan di musim panen dua bulan ke depan.
Adapun prognosa BPS dan Bapenas sendiri menyatakan, Indonesia akan memiliki surplus sebesar 700.000 ton. Dengan begitu, kata Amran, kekurangan pangan yang dipenuhi dari impor bisa ditekan melalui produksi dalam negeri.
Lebih jauh, Amran juga merinci sebaran pompa telah mengairi 500.000 hektare sawah baik yang ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur maupun luar pulau jawa lainya. Dia berharap, penambahan pompa terus dilakukan melalui usulan pemerintah daerah.
"Bayangkan kalau 500.000 hektare kita pompa dikali 5 ton saja itu hasilnya dan bisa mengurangi impor. Jadi sudah kelihatan efektifitasnya selama pompa kita jalankan produksi meningkat," pungkasnya.
2,5 Juta Ton Beras Impor Banjiri Pasar Indonesia
Perum Bulog menyebutkan beras impor yang telah masuk ke Indonesia mencapai 2.565.596 ton. Untuk tahun ini, kuota impor beras ditetapkan sebesar 3,6 juta ton.
"Kami sudah mencapai angka 2,5 juta ton untuk realisasi impor beras per hari ini," kata Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Epi Sulandari, dalam Rapat Koordinasi Inflasi yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Senin, 29 Juli 2024.
Selain melakukan impor beras, Bulog menyatakan juga aktif melakukan penyerapan dari petani domestik. Menurut Epi, hingga 27 Juli 2024, penyerapan beras dari petani mencapai 768.716 ton. Angka tersebut terdiri dari cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 613.724 ton dan beras komersial sebesar 154.992 ton.
Saat ini, total stok beras di gudang Bulog mencapai 1.612.602 ton. Stok ini meliputi 1.533.594 ton beras CBP dan 78.467 ton beras komersial.
"Sudah kami distribusikan ke seluruh wilayah Indonesia untuk kegiatan Stabilitas Harga Pangan (SPHP), bantuan pangan, serta untuk kesiapsiagaan terhadap bencana alam," pungkas Epi. (*)