KABARBURSA.COM - Wakil Ketua DPR RI Saan Mustopa menyatakan proyek elektrifikasi jalur kereta api Cikarang–Cikampek ditargetkan tuntas pada 2027. Proyek ini diposisikan sebagai prasyarat utama untuk memperpanjang layanan KRL Commuter Line hingga Karawang dan Cikampek, kawasan dengan mobilitas harian yang kian padat.
Menurut Saan, elektrifikasi jalur sepanjang kurang lebih 40 kilometer tersebut merupakan bagian dari paket besar elektrifikasi perkeretaapian di Jawa Barat yang totalnya mencapai sekitar 80 kilometer. Nilai investasinya diperkirakan menyentuh angka Rp2 triliun. “Yang perlu digarisbawahi, pembiayaannya tidak bersumber dari APBN, melainkan melalui skema kerja sama korporasi antara KAI dan PLN,” ujar Saan saat kunjungan kerja di Stasiun Cikampek, Karawang, Jawa Barat, dikutip di Jakarta, Rabu 24 Desember 2025.
Skema pembiayaan tersebut, lanjutnya, mencerminkan keseriusan badan usaha milik negara dalam mendukung penguatan transportasi publik nasional. Meski demikian, ia mengingatkan pentingnya kepastian jadwal serta orkestrasi lintas pemangku kepentingan agar target penyelesaian 2027 tidak bergeser. “Tanpa peta jalan yang jelas dan disepakati bersama, capaian proyek ini akan sulit optimal,” katanya.
Politisi Fraksi Partai NasDem itu menilai elektrifikasi jalur kereta tidak sekadar proyek teknis. Lebih dari itu, langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan efisiensi mobilitas, menekan kemacetan, sekaligus mereduksi beban polusi. “KRL bukan semata soal kereta. Ini tentang kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.
Sebagai pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Saan menegaskan DPR akan terus mengawal proyek tersebut melalui fungsi pengawasan dan dukungan kebijakan agar pelaksanaannya berjalan sesuai rencana.
Tingginya kebutuhan masyarakat, menurutnya, menjadi alasan mendasar perlunya perpanjangan layanan KRL hingga Karawang dan Cikampek. Hal itu disampaikannya saat meninjau langsung Stasiun Cikampek dalam agenda kunjungan kerja di Karawang.
Saan memaparkan bahwa Stasiun Cikarang hingga September 2025 telah melayani sekitar 5,5 juta penumpang KRL, dengan tingkat pertumbuhan mencapai 8 hingga 9 persen dibandingkan periode sebelumnya. Angka tersebut menegaskan bahwa permintaan terhadap transportasi massal berbasis rel di koridor timur Jabodetabek terus menunjukkan tren meningkat.
Di sisi lain, Stasiun Cikampek saat ini baru melayani sekitar 3.000 penumpang per hari dengan kereta lokal nonlistrik. Namun, potensi lonjakan penumpang dinilai sangat besar apabila layanan KRL mulai beroperasi. “Jika KRL sudah masuk, jumlah penumpang bisa melampaui 5.000 per hari. Bahkan berpeluang lebih tinggi, mengingat arus pekerja di wilayah ini sangat besar,” jelasnya.
Dengan jumlah penduduk Kabupaten Karawang yang telah menembus 2,6 juta jiwa dan posisinya sebagai salah satu kawasan industri nasional, Saan menilai kehadiran KRL bukan lagi sekadar alternatif. “Ini sudah menjadi kebutuhan. Bukan hanya kebutuhan transportasi, tetapi juga ekonomi, sosial, dan lingkungan,” tegasnya.
Ia menambahkan, DPR RI akan terus mendorong agar kebijakan transportasi publik benar-benar berpijak pada kebutuhan riil masyarakat dan menjawab tantangan mobilitas di kawasan penyangga ibu kota.(*)