Logo
>

Langkah AS dan China Beri Sengatan Positif buat Saham Eropa

Kesepakatan sementara AS dan China untuk memangkas tarif memberi kelegaan pada pasar Eropa, mendorong kenaikan harga saham di berbagai sektor.

Ditulis oleh Syahrianto
Langkah AS dan China Beri Sengatan Positif buat Saham Eropa
Papan pantau saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menampilkan indeks saham dunia. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Saham-saham Eropa memulai minggu ini dengan catatan positif pada Senin, 12 Mei 2025, setelah Amerika Serikat dan China sepakat untuk sementara memangkas tarif, memberikan sedikit kelegaan pada pasar global yang diguncang oleh perang dagang. 

AS akan mengurangi tarif tambahan atas impor China menjadi 30 persen dari sebelumnya 145 persen, sementara tarif China atas impor AS akan turun menjadi 10 persen dari 125 persen selama 90 hari ke depan, sesuai dengan kesepakatan.

Indeks STOXX 600 pan-Eropa ditutup menguat 1,2 persen, sementara bursa regional termasuk yang ada di Jerman dan Inggris juga mencatatkan kenaikan. 

"Kesepakatan ini adalah langkah menuju sesuatu yang jauh lebih baik... Skenario terburuk yang dihitung oleh investor pada bulan April tampaknya telah terangkat dalam beberapa minggu terakhir karena adanya pelunakan retorika," kata Patrick Armstrong, kepala investasi di Plurimi Wealth.

Para pedagang mengurangi taruhan pada pemangkasan suku bunga dari Bank Sentral Eropa setelah kesepakatan ini, dengan kemungkinan pemangkasan yang lebih kecil turut dibantu oleh pernyataan anggota dewan ECB Isabel Schnabel. 

Pelonggaran ketegangan ini meredakan kekhawatiran pasar finansial mengenai pertumbuhan ekonomi global, dan tanda-tanda de-eskalasi membantu saham Eropa pulih dari kerugian tajam pada awal April.

Perusahaan pembuat pakaian olahraga seperti Puma dan Adidas masing-masing ditutup menguat 6,5 persen dan 3,8 persen, sementara perusahaan logistik Maersk dan Hapag-Lloyd masing-masing menguat 11,2 persen dan 13 persen. Penambang logam dasar menjadi penguat terbesar dengan kenaikan 5 persen setelah kesepakatan ini mendorong harga logam industri.

Sebagian besar saham perusahaan kesehatan seperti Roche Holding, Sanofi, dan AstraZeneca sempat turun lebih awal pada hari itu, setelah Presiden AS Donald Trump berencana menandatangani perintah eksekutif untuk memangkas harga obat resep ke level yang dibayar oleh negara-negara berpendapatan tinggi lainnya. Namun, mereka membalikkan kerugian, dengan sektor kesehatan berakhir 0,5 persen lebih tinggi.

"Pasar sebelumnya memperkirakan aturan yang sangat ketat, namun aturan ini akan sulit untuk ditegakkan," kata Armstrong, menambahkan bahwa perintah tersebut sedikit kabur. 

Saham Novo Nordisk turun sedikit setelah pesaing AS, Eli Lilly, mengatakan bahwa obat mereka, Zepbound, terbukti lebih unggul dibandingkan Wegovy milik Novo dalam lima target penurunan berat badan dalam uji coba langsung.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa ia siap bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Turki pada hari Kamis. 

Saham pertahanan seperti Hensoldt dan Rheinmetall masing-masing turun 11,6 persen dan 5,9 persen, dengan indeks yang melacak pembuat senjata Eropa turun 1,4 persen. 

UniCredit menguat 4,2 persen setelah bank terbesar kedua Italia tersebut menguatkan proyeksi 2025-nya setelah melaporkan kenaikan tak terduga dalam laba kuartal pertama.

Wall Street Naik usai Gencatan Tarif AS-China

Wall Street mengakhiri sesi perdagangan Senin, 12 Mei 2025, waktu setempat dengan lonjakan tajam, ditandai dengan indeks S&P 500 yang mencetak level tertinggi sejak awal Maret. 

Kenaikan ini terjadi setelah Amerika Serikat dan China menyepakati pemangkasan tarif sementara selama 90 hari, yang memunculkan harapan meredanya ketegangan perang dagang global yang dipicu Presiden AS Donald Trump sejak awal April.

Kedua negara mengumumkan bahwa tarif impor yang saling diberlakukan akan dipotong secara signifikan. Pemerintah AS menyatakan akan memangkas tarif impor barang dari China menjadi 30 persen dari sebelumnya 145 persen. Sementara itu, China menyebut akan menurunkan bea masuk atas produk AS menjadi 10 persen dari sebelumnya 125 persen.

Investor merespons positif langkah ini dengan mengalihkan dana ke aset berisiko dan menjauh dari instrumen defensif. Meski demikian, ketidakpastian tetap menyelimuti arah kebijakan tarif jangka panjang. 

“Ini adalah reli yang terjadi karena rasa lega, mengingat sebelumnya ada banyak kecemasan dan ketegangan terkait tarif antara AS dan China,” ujar John Praveen, direktur pelaksana di Paleo Leon, Princeton, New Jersey, kepada Reuters

Ia menambahkan bahwa dua ekonomi terbesar dunia itu tampaknya berupaya menghindari skenario tarif terburuk. “Mereka akan memangkas tarif ke level yang lebih masuk akal sehingga dampaknya akan lebih bisa dikendalikan dan terbatas,” kata Praveen.

Chris Brigati, kepala investasi di SWBC, perusahaan investasi yang berbasis di San Antonio, Texas, menyatakan, “Pasar menganggap setiap kemajuan sebagai hal positif.” 

Namun ia mengingatkan, “Pasar sedang merayakan hal ini untuk saat ini, tetapi dalam jangka panjang mungkin saja muncul komplikasi dan dampak negatif.”

Saham-saham AS sebelumnya mengalami penurunan tajam dan volatilitas tinggi sejak pengumuman tarif oleh Trump pada dua April terhadap sejumlah mitra dagang. 

Namun sejak pengumuman penangguhan tarif 90 hari pada sembilan April (tidak termasuk China), laporan keuangan yang solid, dan kesepakatan terbatas antara AS dan Inggris pekan lalu, indeks S&P 500 dan Nasdaq yang berfokus pada teknologi berhasil pulih.

Pada Senin, S&P 500, Nasdaq, dan Dow mencatat kenaikan harian tertajam sejak sembilan April. Indeks S&P bahkan berhasil menembus rata-rata pergerakan 200 harinya untuk pertama kali sejak akhir Maret. 

Dow Jones Industrial Average naik 1.160,72 poin atau 2,81 persen ke 42.410,10, penutupan tertinggi sejak 26 Maret. S&P 500 melonjak 184,28 poin atau 3,26 persen ke 5.844,19, tertinggi sejak tiga Maret. 

Sementara itu, Nasdaq Composite menguat 779,43 poin atau 4,35 persen ke 18.708,34, penutupan tertinggi sejak 28 Februari.

Nasdaq tercatat telah naik lebih dari 22 persen dibandingkan posisi terendahnya selama aksi jual akibat tarif pada April, meski masih 8 persen di bawah rekor penutupan tertingginya pada 16 Desember. 

Indeks volatilitas CBOE atau “fear gauge” Wall Street, yang sempat menyentuh angka 60 pada April karena kekhawatiran tarif, turun di bawah 20 untuk pertama kalinya sejak akhir Maret. Di pasar komoditas, harga emas sebagai aset lindung nilai turun sekitar 2,6 persen. (

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.