KABARBURSA.COM - Di tengah situasi ekonomi yang menantang dan melemahnya daya beli masyarakat, segmen Low Cost Green Car (LCGC) atau mobil dengan harga terjangkau dan konsumsi bahan bakar efisien masih menunjukkan performa yang stabil.
Merujuk pada data Gaikindo, selama periode Januari hingga Juni 2025, distribusi kendaraan LCGC dari pabrik ke dealer (wholesales) mencapai 64.063 unit. Jumlah ini menyumbang 17,1 persen dari total pengiriman mobil secara nasional yang mencapai 374.740 unit.
Dari sisi penjualan ke konsumen akhir (retail), LCGC mencatat angka 67.887 unit, atau sekitar 17,4 persen dari total penjualan mobil nasional sebanyak 390.467 unit pada paruh pertama tahun ini.
Persentase tersebut relatif konsisten dibanding tahun lalu, mencerminkan bahwa LCGC tetap menjadi pilihan utama bagi masyarakat kelas menengah yang mempertimbangkan efisiensi dan keterjangkauan harga.
Model-model seperti Toyota Calya, Daihatsu Sigra, Honda Brio Satya, dan Suzuki Karimun Wagon R masih menjadi tulang punggung segmen ini. Namun, kontribusi paling besar tetap datang dari kolaborasi Toyota dan Daihatsu yang memanfaatkan kesamaan platform dan jaringan distribusi yang luas untuk menjangkau pasar di kawasan perkotaan dan pinggiran.
Konsistensi performa LCGC di tengah tekanan ekonomi turut menggambarkan masih kuatnya ketergantungan segmen ini pada dukungan kebijakan pemerintah. Sejak awal, program Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) memberikan insentif fiskal berupa keringanan pajak yang mempermudah penetrasi pasar.
Meski kini insentif tersebut tidak lagi seintensif sebelumnya, model-model LCGC tetap mampu bertahan berkat kombinasi harga yang kompetitif dan efisiensi bahan bakar yang menjadi daya tarik utama.
Namun, segmen ini tidak sepenuhnya bebas dari tantangan. Nilai tukar rupiah yang fluktuatif, potensi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), serta masuknya mobil-mobil Tiongkok yang menawarkan fitur lebih lengkap di harga bersaing dapat memberi tekanan pada margin keuntungan produsen LCGC. Tanpa inovasi promosi dan insentif tambahan, ada risiko stagnasi yang perlu diwaspadai dalam jangka menengah.
LCGC Diprediksi Laris di 2025
Kendaraan di segmen Low Cost Green Car (LCGC) tampaknya masih menjadi pilihan utama bagi konsumen Indonesia yang ingin membeli mobil baru pada tahun 2025. Meski industri otomotif nasional tengah menghadapi sejumlah tekanan, minat terhadap mobil-mobil di kelas harga terjangkau ini tetap tinggi.
Pandangan serupa disampaikan oleh David Thamrin, selaku Product Division Head Seva, platform pencarian mobil di bawah naungan Astra. Menurutnya, prospek penjualan LCGC di tahun ini diperkirakan akan tetap positif.
David menjelaskan, tantangan yang dihadapi industri roda empat saat ini bukan hanya soal penurunan angka penjualan, tetapi juga mencakup menyusutnya populasi kelas menengah—yang selama ini menjadi motor utama pertumbuhan pasar otomotif. Dalam situasi seperti ini, LCGC hadir sebagai solusi rasional karena menawarkan harga yang lebih bersahabat.
"Kalau kita lihat tren tahun 2023 hingga 2024, masih mirip untuk tahun ini yaitu LCGC. Ini sesuai dengan target market kami di first car buyer atau pembeli mobil pertama. Jadi trennya akan balik lagi ke Sigra, Calya, Ayla dan Agya," ujarnya kepada media, Kamis 7 Maret 2025.
Saat ini, segmen LCGC di Indonesia didominasi oleh lima model dari pabrikan Jepang: Daihatsu Ayla, Daihatsu Sigra, Toyota Agya, Toyota Calya, dan Honda Brio Satya. Model-model inilah yang kerap menjadi pilihan bagi konsumen pemula yang mencari kendaraan pertama mereka.
David juga menyebut bahwa tren pembelian LCGC sudah terlihat sejak tahun lalu melalui data internal Seva. Platform tersebut mencatat bahwa mayoritas peminat mobil baru cenderung memilih model-model dari segmen LCGC.
"Top 5 mobil baru terlaris di Seva yaitu pertama ada Sigra, lalu All New Avanza, Rush, Calya, dan New Ayla. Ini kalau kita lihat memang didominasi oleh produk LCGC yang sesuai dengan target pasar kami yakni first car buyer," sebut David.
Dengan kecenderungan konsumen yang tetap menaruh minat besar terhadap mobil terjangkau, serta kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, LCGC diperkirakan akan terus memainkan peran penting dalam menjaga volume penjualan otomotif nasional di tahun 2025.