Logo
>

Libya dan Irak Bergejolak, Haga Minyak Dunia Melonjak

Ditulis oleh KabarBursa.com
Libya dan Irak Bergejolak, Haga Minyak Dunia Melonjak

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak dunia kembali menguat lebih dari USD1 per barel, dipicu oleh ketidakpastian pasokan dari Libya serta rencana pengurangan produksi di Irak yang memicu kekhawatiran akan semakin ketatnya pasokan global.

    Pada Kamis, 29 Agustus 2024, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober 2024 melonjak sebesar USD1,29 atau 1,6 persen, dan ditutup pada level USD79,94 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2024 juga mencatat kenaikan signifikan sebesar USD1,39 atau 1,9 persen, menjadi USD75,91 per barel.

    Krisis produksi di Libya semakin memburuk, dengan lebih dari separuh output minyak terhenti pada Kamis, dan ekspor di beberapa pelabuhan dihentikan akibat konflik antara faksi-faksi politik yang berseteru. Diperkirakan sekitar 700.000 barel minyak per hari berhenti diproduksi di negara tersebut, menurut analisis Reuters.

    Meskipun ekspor Libya hingga kini masih berlangsung, penutupan terminal ekspor berpotensi memperketat pasokan di kawasan Atlantik, ujar Giovanni Staunovo, analis di UBS.

    Kendati blokade mungkin akan dicabut, pasar tetap harus waspada terhadap ketidakpastian dari Libya yang kini menjadi variabel liar di pasar minyak, ungkap Aline Carnizelo, mitra pengelola di Frontier Commodities.

    Carnizelo juga memperingatkan bahwa gangguan produksi di Libya berisiko mencapai 1 juta barel per hari, dengan menambahkan bahwa pemulihan yang signifikan kemungkinan baru akan terjadi pada Oktober.

    Di sisi lain, Irak berencana mengurangi produksi minyak pada September sebagai bagian dari upaya untuk mengkompensasi produksi yang melebihi kuota yang telah disepakati dengan OPEC dan sekutunya (OPEC+), menurut sumber yang mengetahui langsung situasi tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

    Pada Juli, Irak memproduksi 4,25 juta barel per hari, namun produksi ini akan dikurangi menjadi antara 3,85 juta hingga 3,9 juta barel per hari pada bulan depan, kata sumber tersebut. Kuota yang telah disepakati adalah 4 juta barel per hari.

    Pasar saat ini berada dalam kondisi ketat dan sangat rentan terhadap kenaikan harga, tambah Carnizelo.

    Ekspektasi bahwa bank sentral AS akan mulai memangkas suku bunga pada bulan depan juga turut mendukung penguatan harga minyak. Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, memberi isyarat bahwa sudah saatnya untuk memotong suku bunga, dengan inflasi yang mulai mereda dan tingkat pengangguran yang meningkat lebih dari perkiraan.

    Gangguan pasokan, serta ekspektasi suku bunga yang lebih rendah di AS, telah mengalihkan perhatian pasar dari sinyal-sinyal lemahnya permintaan.

    Pada Rabu, harga minyak sempat turun lebih dari 1 persen setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah AS pekan lalu turun sebesar 846.000 barel menjadi 425,2 juta barel, lebih kecil dari penurunan 2,3 juta barel yang diperkirakan oleh para analis dalam jajak pendapat Reuters.

    Total persediaan produk minyak di pusat penyulingan Amsterdam-Rotterdam-Antwerp (ARA) Eropa naik 1,1 persen dalam sepekan hingga Kamis, menurut data dari konsultan Belanda, Insights Global.

    Perusahaan Italia ENI menyatakan bahwa operasinya di Libya tetap berjalan lancar meskipun terjadi insiden kekerasan.

    Italia sendiri memperoleh sepertiga dari pasokan minyak dan gasnya dari Libya, menjadikannya konsumen terbesar hingga saat ini.

    Para pengamat mencatat bahwa ENI telah menjadi pelanggan setia gas Libya selama beberapa dekade, memperkokoh hubungan politik antara kedua negara.

    Pada tahun 2008-2009, pemerintah Libya sempat mempertimbangkan untuk membeli hingga 10 persen saham ENI, meski rencana investasi tersebut akhirnya tidak terealisasi.

    Sekitar 13 persen dari total pendapatan ENI berasal dari Libya, dan 30 persen lainnya berasal dari Afrika Utara. Hal ini membuat perusahaan Italia ini sangat rentan terhadap gejolak di kawasan tersebut.

    Walaupun ada kekhawatiran tersebut, ENI tetap memusatkan perhatian pada dampak jangka pendek dari kerusuhan yang sedang berlangsung.

    Para pengamat juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa aset-aset ENI di Libya, serta perusahaan asing lainnya, bisa saja dinasionalisasi.

    Sementara itu, saham perusahaan Austria, OMV, yang juga beroperasi di Libya, anjlok 5 persen pada hari Senin.

    OMV bersama Royal Dutch Shell dan Statoil dari Norwegia sedang bersiap untuk memindahkan stafnya dari Libya.

    BP juga berencana mengevakuasi sekitar 140 pekerjanya dari negara tersebut.

    Harga minyak dunia melonjak pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), dipicu oleh penurunan tajam produksi minyak mentah di Libya.

    Menurut laporan Investing.com, Selasa, 27 Agustus 2024, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2024 mengalami kenaikan sebesar USD2,59 atau sekitar 3,5 persen, menutup perdagangan di angka USD77,42 per barel di New York Mercantile Exchange.

    Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober 2024 juga mencatat peningkatan sebesar USD2,41 atau sekitar 3,05 persen, menjadi USD81,43 per barel di London ICE Futures Exchange. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi