Logo
>

LPEI Catatkan Kinerja Positif di 2024: Laba Bersih Rp232,5 Miliar

Ditulis oleh Syahrianto
LPEI Catatkan Kinerja Positif di 2024: Laba Bersih Rp232,5 Miliar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menutup tahun 2024 dengan membukukan kinerja keuangan positif, mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp232,5 miliar. Pencapaian ini merupakan hasil dari upaya penyehatan yang dilakukan secara konsisten sejak 2020, termasuk proses transformasi untuk perbaikan proses bisnis dan penguatan di seluruh aspek lembaga.

    Pelaksana Tugas Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif LPEI, Yon Arsal, mengatakan, LPEI terus berupaya meningkatkan pertumbuhan bisnis yang prudent dan berkelanjutan, tercermin dalam pencapaian positif sepanjang 2024.

    "LPEI berhasil mencetak pertumbuhan laba, perbaikan kualitas aset, serta rasio modal yang kuat,” kata Yon melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, 12 Februari 2025.

    Sepanjang 2024, LPEI fokus memperbaiki kinerja keuangan yang tercermin dalam rasio keuangan, antara lain meningkatnya rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) menjadi 34,25 persen dari 17,82 persen pada tahun sebelumnya.

    Selain itu, recovery asset collection mencapai Rp2,8 triliun dengan Non-Performing Financing (NPF) net sebesar 4,52 persen, masih dalam batas yang dapat diterima industri keuangan. Return on Equity (ROE) meningkat signifikan menjadi 2,51 persen dari -71,71 persen di tahun sebelumnya. Dari sisi kualitas aset produktif, pertumbuhan pembiayaan difokuskan pada portofolio terpilih yang tumbuh 2 persen menjadi Rp30,2 triliun.

    Manajemen LPEI telah melaksanakan berbagai langkah strategis dalam lima tahun terakhir untuk menyehatkan lembaga, antara lain penerapan strategi bisnis yang selektif, penguatan manajemen risiko melalui perbaikan proses, sistem, dan kebijakan.

    Selain itu, LPEI juga fokus pada pemulihan serta pengelolaan aset bermasalah, penguatan sumber daya manusia, teknologi informasi, serta pengelolaan biaya operasional yang disiplin.

    Sebagai bagian dari pelaksanaan mandat Undang-Undang No. 2 Tahun 2009 tentang LPEI, lembaga ini turut mendukung pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor melalui jasa konsultasi.

    Sepanjang 2024, LPEI bekerja sama dengan Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Bank Indonesia, serta berbagai pemerintah daerah. Kolaborasi ini berhasil mendorong tumbuhnya 1.097 eksportir baru dan pembangunan 928 Desa Devisa, sehingga total Desa Devisa mencapai 1.845 desa secara akumulatif.

    Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Pemerintah, LPEI mencatat penyaluran pembiayaan melalui program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) mencapai lebih dari Rp7,2 triliun di tahun 2024, dan lebih dari Rp20 triliun sejak 2020.

    Melalui PKE, LPEI mendukung program strategis Pemerintah dalam meningkatkan daya saing ekspor nasional, termasuk fasilitasi perluasan pasar ekspor ke Afrika, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa Timur, dan Amerika Latin. Program ini juga memfasilitasi ekspor industri farmasi, alat kesehatan, serta industri strategis seperti alat transportasi dan penerbangan.

    Kehadiran Pemerintah melalui Program PKE di tahun 2024 juga terlihat dalam fasilitas pembiayaan dan penjaminan untuk produksi gerbong wagon asal Indonesia yang diekspor ke Selandia Baru serta penyediaan kredit modal kerja ekspor bagi BUMN Farmasi untuk produksi vaksin yang didistribusikan ke lebih dari 160 negara.

    “Pemanfaatan Program PKE sepanjang 2024 telah menciptakan developmental impact hingga Rp18,8 triliun dengan negara tujuan ekspor lebih dari 90 negara, dan angka ini akan terus bertumbuh,” ujar Yon.

    LPEI, lanjut Yon, berkomitmen menjaga kesehatan lembaga agar dapat menjalankan fungsi dan perannya dalam mendukung pertumbuhan ekspor nasional dalam ekosistem ekspor. Hal ini dilakukan melalui pertumbuhan bisnis yang sehat, prudent, dan berbasis tata kelola yang baik.

    Strategi LPEI untuk mencapai sasaran 2025 meliputi kelanjutan transformasi untuk memperkuat fondasi lembaga serta membangun sinergi dengan instansi kementerian, lembaga, otoritas, institusi keuangan, mitra pelaku usaha, dan pemerintah daerah.

    “Melalui strategi dan komitmen yang dituangkan dalam rencana kerja ke depan, LPEI berharap dapat menjadi lembaga yang kredibel dan diandalkan oleh Pemerintah Indonesia, serta berkontribusi aktif dalam peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekspor nasional,” pungkas Yon.

    LPEI dan Bio Farma Dukung Ekspor Farmasi

    Sebelumnya diberitakan Kabarbursa.com, LPEI memberikan fasilitas kredit modal kerja ekspor senilai Rp300 miliar kepada PT Bio Farma (Persero). Kredit ini disalurkan melalui program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) yang difokuskan pada pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan.

    Pemberian fasilitas ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat daya saing industri farmasi Indonesia di pasar global.

    Dalam penandatanganan perjanjian kredit ini, LPEI dan Bio Farma menegaskan komitmen bersama untuk menciptakan sinergi yang lebih kuat. Sinergi ini diharapkan dapat mendorong pengembangan produk-produk farmasi Indonesia agar mampu bersaing dengan negara lain di pasar internasional.

    Penandatanganan perjanjian kredit dilakukan oleh Kepala Divisi Bisnis III LPEI Nurrohmanudin dan Direktur Keuangan serta Manajemen Risiko PT Bio Farma (Persero) IGN Suharta Wijaya.

    Proses ini juga disaksikan oleh Direktur Pelaksana Bisnis LPEI, Anton Herdianto, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi, dan Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.