KABARBURSA.COM - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mempertegas peran strategisnya mendukung ekonomi rendah karbon dan pembangunan berkelanjutan. Hingga akhir 2024, bank berkode emiten BMRI ini menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp293 triliun.
Berdasarkan data annual reportnya, angka tersebut tumbuh 10,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini diklaim sebagai bukti keseriusan perseroan mengintegrasikan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola atau ESG ke dalam lini bisnisnya.
Dari total pembiayaan tersebut, sekitar Rp149 triliun dialokasikan untuk pembiayaan hijau seperti energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, dan pengelolaan air. Sisanya sebesar Rp144 triliun dikucurkan ke sektor sosial, termasuk pembiayaan UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Komitmen terhadap keberlanjutan tidak hanya tercermin dari strategi pembiayaan. Di sisi operasional, Bank Mandiri menurunkan emisi karbon sebesar 33 persen dibandingkan tahun 2019.
Penurunan ini dicapai melalui penerapan teknologi ramah lingkungan seperti pemasangan 870 unit panel surya, penggunaan lebih dari 400 kendaraan listrik dan hybrid, serta pengoperasian 10 kantor berstandar hijau. Mandiri Digital Tower dan Plaza Mandiri bahkan telah memperoleh sertifikasi bangunan ramah lingkungan.
Upaya ini juga didukung melalui inovasi digital. Bank Mandiri meluncurkan fitur Livin’ Planet dalam aplikasi Livin’ by Mandiri yang memungkinkan nasabah menghitung jejak karbon pribadi.
Aplikasi Livin’ kini telah memiliki lebih dari 29 juta pengguna dengan fitur gaya hidup berkelanjutan yang terintegrasi seperti Livin’ Sukha dan Tap to Pay. Ekosistem digital Bank Mandiri juga semakin luas, menjangkau lebih dari 2,4 juta merchant, di mana hampir 70 persen berada di wilayah non-urban.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyebut bahwa keberlanjutan telah menjadi bagian dari DNA bisnis perseroan. Menurutnya, Bank Mandiri menjaga kesinambungan di seluruh lini usaha mulai dari strategi pembiayaan, efisiensi operasional, hingga pelibatan sosial dan edukasi keuangan.
“Keberlanjutan adalah bagian dari DNA bisnis kami. Kami menjaga kesinambungan di seluruh lini—pembiayaan, operasional, hingga pelibatan sosial,” ujar Darmawan dikutip Selasa, 29 Juli 2025.
Dalam dua tahun terakhir, perusahaan meraih 20 penghargaan bergengsi terkait ESG, termasuk Most Integrated ESG Report, Best Sustainable Bank, dan predikat Best Bank dari lembaga terkemuka seperti Investor Daily, IDX Channel, FinanceAsia, Katadata, dan Fortune Indonesia.
Bank Mandiri juga mencatat peningkatan skor Corporate Governance Perception Index menjadi 95,30 pada 2024, naik dari 95,22 di tahun sebelumnya. Selain itu, peringkat ESG Risk Rating meningkat dari BB menjadi BBB, menunjukkan peningkatan signifikan dalam manajemen risiko berkelanjutan.
Dalam rangka mendukung strategi iklim nasional, Bank Mandiri menjadi peserta aktif dalam Pilot Project Climate Risk Management and Scenario Analysis yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Pada 2024, Bank Mandiri telah menganalisis 54 persen dari total portofolio kreditnya terhadap skenario risiko iklim yang mencakup sektor-sektor seperti pertanian, energi, tambang, konstruksi, dan perdagangan.
Analisis ini mengacu pada skenario internasional dari Network for Greening the Financial System yang meliputi kebijakan saat ini, transisi tertunda, dan target net zero 2050.
Di sektor energi terbarukan, pembiayaan Bank Mandiri mencapai Rp11,8 triliun atau tumbuh 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, pembiayaan sektor UMKM dan sosial lainnya tumbuh 8,8 persen secara tahunan. Upaya efisiensi energi juga mendorong penurunan intensitas emisi per pegawai sebesar 30 persen dan financed emission sebesar 20 persen dibandingkan 2023.
Pada aspek sosial, Bank Mandiri telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat kepada lebih dari tiga juta debitur. Program literasi keuangan menjangkau 20 ribu lebih pekerja migran, serta mendukung 27 ribu petani dan lebih dari seribu wirausahawan muda di berbagai wilayah Indonesia.
Untuk memperluas dampak keberlanjutan, Bank Mandiri juga aktif menggelar kampanye edukatif dan aksi nyata. Pada ajang Mandiri Jogja Marathon 2025 yang digelar 21 hingga 22 Juni lalu, Bank Mandiri menggandeng Waste4Change untuk mengelola sampah secara bertanggung jawab.
Sebanyak 5.484 kilogram sampah berhasil dikumpulkan, dengan tingkat daur ulang mencapai hampir 56 persen dan pengurangan emisi setara 6.173 kilogram karbon dioksida. Selain itu, program Drop Box Daur Ulang di kantor pusat serta kampanye Mandiri Looping for Life turut memperkuat edukasi masyarakat tentang pentingnya memilah dan mendaur ulang sampah.
Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara menekankan bahwa krisis limbah plastik merupakan isu global yang hanya bisa diselesaikan dengan kerja sama semua pihak.
"Keberlanjutan hanya dapat dicapai melalui sinergi dan konsistensi yang dijalankan dalam setiap lini perusahaan," katanya.
Melangkah ke depan, Bank Mandiri berkomitmen memperkuat penerapan Sustainable Finance Framework dan Transition Finance Framework sebagai bagian dari strategi pembiayaan hijau jangka panjang.
Dengan pendekatan holistik yang mencakup aspek pembiayaan, operasional, digitalisasi, dan edukasi publik, Bank Mandiri membuktikan bahwa prinsip ESG bukan sekadar simbol, melainkan fondasi utama dalam membangun masa depan yang lebih hijau dan inklusif.(*)