Logo
>

Menkeu Bilang Defisit APBN Mei 2025 Terkendali: Baru 0,09 Persen Terhadap PDB

Defisit tersebut masih dalam batas yang sangat moderat dibandingkan dengan proyeksi anggaran tahun ini

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Menkeu Bilang Defisit APBN Mei 2025 Terkendali: Baru 0,09 Persen Terhadap PDB
Menteri Keuangan Sri Mulyani di APBN KITA. Foto: Yubi/KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Setelah sempat mencatatkan surplus di bulan April, posisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kembali berada di zona defisit pada Mei 2025. 

    Berdasarkan laporan Kementerian Keuangan, defisit fiskal pada bulan kelima ini mencapai Rp21 triliun, berbalik arah dari surplus Rp4,3 triliun sebulan sebelumnya.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai defisit tersebut masih dalam batas yang sangat moderat dibandingkan dengan proyeksi anggaran tahun ini. Ia menjelaskan bahwa defisit APBN per Mei 2025 baru sebesar 0,09 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), jauh di bawah batas maksimal yang ditetapkan dalam APBN 2025.

    "APBN Kita posisi akhir Mei 2025 mengalami defisit Rp21 triliun. Tahun ini, UU APBN menetapkan defisit Rp616,2 triliun. Jadi, Rp21 triliun masih sangat kecil dan kami akan tetap pantau pelaksanaan APBN," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita yang digelar pada Selasa, 17 Juni 2025.

    Sementara itu, perolehan penerimaan negara tercatat sebesar Rp995,3 triliun hingga akhir Mei, atau sekitar sepertiga dari target tahunan. Di sisi lain, pengeluaran negara telah mencapai Rp1.016,3 triliun, sehingga menciptakan selisih belanja yang mendorong defisit.

    Rinciannya, pendapatan perpajakan yang masuk ke kas negara mencapai Rp683,3 triliun atau setara 31,2 persen dari target tahun 2025. Penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai telah menyumbang Rp122,9 triliun (40,7 persem), sementara pendapatan negara bukan pajak (PNBP) memberikan kontribusi Rp188,7 triliun (36,7 persen).

    Di sisi pengeluaran, belanja pemerintah pusat telah direalisasikan sebesar Rp694,2 triliun, dan dana yang ditransfer ke daerah mencapai Rp322 triliun. Komposisi ini mencerminkan masih berjalannya fungsi-fungsi utama fiskal dalam menjaga momentum pembangunan dan mendukung daerah.

    Mengenai posisi keseimbangan primer, Sri Mulyani menyampaikan bahwa angka tersebut berada di Rp192,1 triliun. Sedangkan untuk pembiayaan anggaran telah menyentuh Rp324,8 triliun hingga akhir Mei.

    Dalam kesempatan yang sama, ia juga menyoroti faktor eksternal yang turut memengaruhi postur fiskal nasional. Menurutnya, kondisi global seperti ketegangan geopolitik dan perang turut memicu tekanan terhadap perekonomian dalam negeri.

    "Semua pos, terutama pendapatan, dipengaruhi banget ekonomi global, geopolitik bahkan masalah perang. Dampak spillover-nya masuk melalui pertumbuhan ekonomi, harga komoditas, dan lain sebagainya," kata dia.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.