KABARBURSA.COM - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa telah membeberkan agenda prioritas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2026.
Agenda prioritas yang mendapat anggaran meliputi ketahanan pangan, ketahanan energi, makan gizi gratis (MBG), agenda pendidikan, anggaran kesehatan, anggaran perlindungan sosial.
Purbaya menyampaikan anggaran ketahanan pangan tahun 2026 sebesar Rp164,7 triliun. Dana ini akan digunakan untuk swambada pangan, stabilitas harga pangan, dan kesehjahteraan petani serta nelayan.
Ketahanan energi memiliki anggaran senilai Rp402,4 triliun. Rencananya, dana ini akan dipergunakan untuk peningkatan lifting migas, percepatan transisi energi, dan stabilitas harga.
Sementara itu, pemerintah menganggarkan program MBG senilai Rp335 triliun, yang akan difikuskan untuk kualitas gizi anak sekolah, ibu hamil dan balita. Anggaran juga diharapkan bisa memperdayakan UMKM dan ekonomi lokal.
Di sisi lain, anggaran pendidikan senilai Rp769,1 triliun. Purbaya menyebut, anggaran ini akan digunakan untuk PIP dan kuliah, sekolah rakyat, sekolah unggul garuda, beasiswa, kesejahteraan guru/dosen/tenaga pendidik, dan bantuan operasional sekolah, PAUD, dan perguruan tinggi.
Adapun, pemerintah juga telah menetapkan anggaran pendidikan sebesar Rp244 triliun yang akan digunakan untuk program Jaminan Kesehatan (JKN), cek kesehatan gratis, dan revalitasi rumah sakit.
Terakhir, perlindungan sosial mendapat anggaran sebesar Rp508,2 triliun. Purbaya menuturkan, dana ini akan digunakan untuk data tunggal sosial ekonomi nasional dan sinergi dengan program lain untuk memutus rantai kemiskinan.
Purbaya mengatakan APBN 2026 didesain untuk mendorong aktivitas perputaran ekonomi yang lebih cepat dan tumbuh tinggi.
"Daya beli masyarakat meningkat sehingga dapat mengakselerasi tercapainya kesehjahteraan yang berkeadilan," ungkapnya.
Lebih jauh Menkeu menyampaikan, APBN berperan sebagai katalis untuk mendukung sektor swasta, yang notabene menjadi penggerak utama pertumbuhan.
"Kinerja sektor bernilai tambah tinggi terus diperkuat dengan tetap menjaga ketahanan sektor resilience seperti pertanian, manufaktur, padat karya, dan paraiwisata yang tetap tumbuh tinggi sehingga berkontribusi besar bagi penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.