Logo
>

Menteri KKP Berharap Program Ekonomi Biru Dilanjutkan Prabowo

Ditulis oleh KabarBursa.com
Menteri KKP Berharap Program Ekonomi Biru Dilanjutkan Prabowo

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, menaruh harapan besar pelaksanaan program Ekonomi Biru dapat dijalankan di pemerintahan Presiden terpilih, Prabowo Subianto. Adapun program Ekonomi Biru sendiri merupakan road map tata kelola kelautan dan perikanan nasional yang diusung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

    Trenggono menuturkan, Ekonomi Biru mencakup lima program unggulan yang diantaranya, perluasan kawasan konservasi laut; penangkapan ikan terukur berbasis kuota; pembangunan budidaya berkelanjutan di pesisir, darat, dan laut; pengendalian dan pengawasan pesisir dan pulau-pulau kecil; serta pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan Bulan Cinta Laut.

    “Saya titipkan lima program Ekonomi Biru, dan saya berharap program ini bisa terus dilanjutkan oleh siapapun nanti yang memimpin KKP,” kata Trenggono dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Sabtu, 28 September 2024.

    Trenggono mengaku optimis program Ekonomi Biru dapat menjadi solusi sejumlah tantangan yang dihadapi saat ini. Adapun tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini diantaranya krisis pangan, pemanasan global, hingga pemerataan pertumbuhan ekonomi.

    Program ekonomi biru yang sudah berjalan di antaranya modeling budidaya udang, rumput laut, serta nila salin. Disusul modeling Kampung Nelayan Modern, modeling penangkapan ikan terukur, pelaksanaan program BCL, pembangunan Ocean Accounting dan Ocean Big Data, hingga penataan pemanfaatan ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil di sejumlah wilayah.

    “Saya diam, saya diprotes, saya didemo tidak masalah. Sebab saya meyakini apa yang kami perbuat adalah untuk kepentingan masyarakat kelautan dan perikanan. Saya yakin suatu saat, entah itu lima tahun yang akan datang, entah generasi yang akan datang, akan merasakan buah dari kebijakan yang kita desain untuk kemajuan sektor kelautan dan perikanan,” ungkapnya.

    Sementara itu, Dirjen Perikanan Tangkap Lotharia Latif mengatakan kegiatan silaturahmi nelayan nasional dan apresiasi masyarakat kelautan dan perikanan ini dilakukan untuk memperliat sinergi dan kolaborasi antar pemangku kepentingan.

    “Kegiatan ini juga membangun komitmen bersama untuk mendukung penuh terwujudnya misi Presiden RI terpilih periode 2024-2029 khususnya terkait sektor kelautan dan perikanan, termasuk peogram ketahanan pangan dan makan bergizi,” ujarnya.

    Menengok Kinerja Semester Awal 2024

    Diberitakan sebelumnya. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pengelolaan ruang laut mencapai Rp325 miliar, setara dengan 45,89 persen dari target tahunan sebesar Rp708,3 miliar.

    Adapun sebagian besar PNBP diperoleh dari 90 persen izin Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL), yang terdiri dari 20 izin usaha dan 1 izin dasar. PNBP di sektor ini terus meningkat sejak 2018. Tahun lalu, capaian PNBP bahkan melampaui target dengan pencapaian 212 persen dari target yang ditetapkan, yakni Rp707,07 miliar dibandingkan dengan target Rp333,17 miliar.

    Sementara itu, Direktur Kapal Perikanan Tangkap dan Alat Penangkapan Ikan (KKP) Muhammad Idnillah mengakui, perolehan PNBP masih jauh dari target yang telah ditetapkan. Adapun kinerja sektor perikanan tangkap mengacu pada regulasi Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota.

    Sepanjang regulasi tersebut di terbitkan hingga semester I 2024, Adnillah menyebut, sektor perikanan tangkap telah berkontribusi sebesar Rp533 miliar kepada PNBP. Akan tetapi, angka tersebut relatif jauh dari target.

    “Sampai saat ini alhamdulilah sudah tercapai Rp533 miliar memang ini masih cukup jauh dari target yaitu Rp1.79 triliun,” kata Adnillah dalam paparan kinerja DJPT di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Jumat, 26 Juli 2024.

    Di sisi lain, Adnillah juga mengungkap, produksi perikanan tangkap, sepanjang semester I 2024 mencapai Rp3.34 juta ton. Dia menyebut, angka tersebut tumbuh 111 persen dari target produksi yang telah ditetapkan pada semester I.

    Selain itu, Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga meningkat di semester I 2024. Adnillah menyebut, NTN hingga semester I 2024 ada di angka 101,62 dari target tahun ini sebesar 108. Sementara dalam beberapa bulan terakhir, Adnillah tak menampik NTN berada diposisi yang rendah.

    “NTN ini memang sangat bergantung dari harga, terutama harga produk perikanan yang dihasilkan oleh nelayan dibandingkan dengan pengeluarannya,” katanya.

    Adnillah menuturkan, sempat terjadi penurunan harga ikan kendati saat ini menunjukkan kondisi yang berangsur normal. Dia menyebut, dinamika harga ikan terjadi karena produksi yang mengalami oversupply. Di sisi lain, cuaca ekstrem yang belakangan terjadi turut menekan oversupply yang menyebabkan terkontraksinya harga ikan.

    “Sebelumnya bahwa harga ikan ini cenderung turun karena oversupply. Kemudian saat ini dikarenakan ada musim yang cukup ekstrem di daerah penangkapan. Sehingga volume dari suplai yang ada ini sudah mendekati normal. Seiring juga dengan penaikan harga juga di pasar,” jelasnya.

    Hingga saat ini, kata Adnillah, produksi perikanan tangkap menyentuh angka 111 persen dari yang telah ditargetkan KKP tahun 2024. Melonjaknya produksi juga terjadi akibat persoalan pencatatan penangkapan ikan di tiap-tiap pelabuhan. Meski begitu, Adnillah mengaku KKP akan mengevaluasi hal proses pencatatan di tiap-tiap pelabuhan. Hal itu dilakukan DJPT bersama dengan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.

    “Sehingga mengoptimalkan dari pencatatan penangkapan yang di dapat nelayan,” jelasnya.

    Proses pencatatan penangkapan di pelabuhan, kata Adnillah, juga berpengaruh terhadap kontribusi KKP untuk PNBP. Karenanya, perbaikan sistem dinilai perlu segera dilakukan untuk mengoptimalkan penerimaan PNBP. “Realisasi dari capaian kegiatan dari Dirjen Perikanan Tangkap saat ini sudah mencapai 44,79 persen. Ini yang berdasarkan real dari DSP 2D namun secara apabila tambahkan dengan Outstanding Contract dengan 48,59 persen,” jelasnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi