Logo
>

Menuju 2045: Target Kewirausahaan 8 Persen untuk Indonesia

Ditulis oleh Dian Finka
Menuju 2045: Target Kewirausahaan 8 Persen untuk Indonesia

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki berkomitmen untuk mendukung pelaku usaha, mulai dari perajin lokal hingga desainer, dengan menyediakan akses ke pasar, teknologi, dan sumber daya.

    Transformasi digital dan penggunaan teknologi modern diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk Indonesia di tingkat global.

    "Oleh karena itu, Cerita Nusantara 2024 hadir untuk menjembatani kekayaan lokal ini dengan pasar dunia. Acara ini bukan sekedar perayaan, tetapi juga merupakan strategi untuk memperkenalkan produk lokal kita sebagai bagian dari rantai pasok global," ujar Teten saat sambutan acara "Cerita Nusantara Dari Indonesia untuk Dunia" di Istora Senayan, Jakarta Selatan, Jumat, 28 September 2024.

    Dalam sambutannya, Menkop UKM Teten mengatakan "Cerita Nusantara" diharapkan menjadi agenda internasional yang berkelanjutan, memberikan kesempatan bagi pelaku usaha lokal untuk memperlihatkan produk mereka kepada dunia.

    Dengan peningkatan kualitas, inovasi yang berkelanjutan, dan dukungan ekosistem, diharapkan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia tidak hanya dikenal tetapi juga diminati secara global.

    "Nah, untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara maju, pada tahun 2045 kita memiliki target rasio kewirausahaan sebesar 8 persen yang harus kita capai," jelasnya.

    Dengan optimisme, Teten mengajak semua pihak untuk memanfaatkan "Cerita Nusantara 2024" sebagai platform untuk menunjukkan daya saing produk Indonesia di pasar dunia.

    "Bersama-sama, mereka berharap dapat membawa cerita Nusantara menuju kesuksesan yang lebih besar untuk Indonesia," ujarnya.

    Teten menambahkan kewirausahaan yang didorong bukanlah hasil kebetulan, melainkan dirancang dengan strategi yang jelas. Pemerintah menekankan pentingnya membangun ekosistem yang kuat dan berkelanjutan untuk menciptakan wirausaha yang inovatif dan mampu bersaing di pasar global.

    "Didukung oleh ekosistem yang kuat dan berkelanjutan. Kita ingin melahirkan kewirausahaan-kewirausahaan yang tangguh, inovatif, dan siap bersaing," imbuh Teten.

    Dengan intervensi teknologi modern dan digitalisasi, diharapkan kualitas produk Indonesia dapat meningkat secara signifikan. Digitalisasi tidak hanya mencakup akses pasar digital, tetapi juga penerapan teknologi seperti smart factory dan Internet of Things (IoT) dalam proses produksi.

    "Nah, cerita nusantara, pembawa misi besar untuk memperkuat posisi produk UMKM Indonesia di pasar global. Kita berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda internasional yang berkelanjutan," tutupnya.

    Eksportir Hadapi Dilema

    Tiga tantangan utama yang dihadapi oleh UKM berorientasi ekspor diungkapkan oleh para eksportir dalam Forum Berani Mendunia, yang diselenggarakan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) pada 1 Juni 2024.

    Tantangan tersebut meliputi menjaga kualitas dan kapasitas produk ekspor, tantangan logistik, dan strategi menemukan pembeli terpercaya.

    Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U Norhadi mengatakan, sebagai lembaga keuangan yang diberikan mandat oleh Pemerintah RI untuk mendorong ekspor nasional, pihaknya menginisiasi Forum Berani Mendunia sebagai wadah diskusi dan kolaborasi ekosistem ekspor.

    “Forum ini terdiri dari kementerian, perbankan, mitra kerja, pelaku UKM, asosiasi, dan lainnya dengan tujuan bersama-sama meningkatkan kapasitas UKM agar berani mendunia secara berkelanjutan,” kata Maqin

    Dalam diskusi tersebut, para eksportir membahas upaya mereka dalam meningkatkan nilai tambah produk dan memberikan manfaat bisnis agar bisa menembus pasar internasional.

    CEO PT Tartaruga Food Indonesia, Achmad Jawahir, yang merupakan alumni Coaching Program for New Exporter (CPNE) LPEI tahun 2023, menyatakan bahwa UKM perlu dicarikan pembeli (buyer).

    Kurangnya Pengetahuan

    Sementara itu, Founder CV IKAPEKSI Agro Industri, Nurjannah, menuturkan tantangan awal dalam melakukan ekspor adalah kurangnya pengetahuan meskipun mendapat respon positif dari calon pembeli.

    Setelah mendapatkan pelatihan CPNE dari LPEI pada tahun 2019, Nurjannah berhasil mencetak ekspor kecap Oishii ke Arab Saudi senilai USD37.000 atau 22 ton kecap, yang kini juga diekspor ke Jepang.

    Nurjannah memulai usaha kecap Oishii pada 2017 di Kebumen, Jawa Tengah, dengan memproduksi kecap manis sehat tanpa bahan tambahan.

    Kecap Oishii menjadi unik karena mengusung konsep penggunaan bahan-bahan dan rempah asli Indonesia. Melalui kombinasi kedelai putih yang kaya akan protein, jahe yang memberikan aroma segar dan sedikit pedas, sereh yang memberikan aroma khas dan menyegarkan, gula kelapa yang memberikan sentuhan manis alami, dan lengkuas yang memberikan rasa yang kuat dan segar, Kecap Oishii memberikan pengalaman rasa yang autentik dan khas Indonesia.

    Selain keunggulan rasa, penggunaan bahan-bahan lokal ini juga memberikan nilai tambah dalam mendukung pertanian lokal dan keberlanjutan lingkungan. Dengan mengapresiasi kekayaan rempah-rempah dan bahan-bahan alami Indonesia, Kecap Oishii tidak hanya menjadi pilihan yang lezat tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi pengembangan industri kuliner dalam negeri. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.