KABARBURSA.COM – Direktur Utama Holding BUMN Perkebunan PTPN III Abdul Ghani mengatakan, strategi PTPN untuk menuju ketahanan pangan adalah fokus kepada lima komoditi, yakni kelapa sawit, kopi, gula, teh dan karet.
“Pertama, kelapa sawit dengan tugas pokok untuk hilirisasi sampai ke minyak makan dan biodiesel,” kata Ghani dalam Media Briefing Kementerian BUMN bertajuk Road Map BUMN Menuju Ketahanan Pangan, Selasa, 23 September 2024.
Sedangkan untuk tanaman tebu, kata Ghani, difokuskan untuk menjamin ketersediaan gula pada 2028 dan etanol. PTPN juga memiliki 25.000 hektare untuk komoditi teh, 10.000 hektare untuk kopi dan beberapa hektare lainnya adalah untuk tanaman karet.
Sementara untuk fokus pemerintah lima tahun ke depan adalah berfokus kepada pangan dan energi terbarukan. Ghani menilai, keputusan untuk fokus tidak hanya berdampak posisif dari segi ketahanan pangan tapi juga bangkit dari kerugian.
“Selama 7 tahun pertama lihat sendiri (PTPN) mengalami kerugian cukup besar dan setelah 4 tahun tarakihir, kita sudah mengumpulkan sekitar Rp15 triliun labanya. Kemudian kita sudah memberikan kewajiban, itu totalnya sampai Rp21 triliun,” ujarnya.
Agar dapat lebih fokus, PTPN memiliki entitas subholding yang menangani masalah kelapa sawit, tebu, dan satu sub lainnya untuk mengurus kompetitor. Untuk menuju Indonesia emas, kata dia, pertumbuhan ekonomi nasional harus mencapai 6-7 persen dan komoditi tebu menjadi jawaban untuk tahun 2028.
Ketika semua tercapai, kata dia, Indonesia akan mampu mengurangi impor, minimal impor gula, menghemat devisa dan memastikan petani jadi lebih sejahtera.
“Kita pastikan dalam 4 tahun ke depan petani kita bisa sejahtera minimal 1,5 kali lipat dan mimpi kami adalah harga gula harus turun lebih rendah dibanding sekarang. Jadi itu akan meningkalkan purchasing power untuk konsumen gula dan pada akhirnya menumbuhkan ekonomi yang berkualitas,” kata Ghani.
Upaya Percepatan Swasembada
Sebelumnya, perkembangan proyek food estate tebu di Merauke yang merupakan bagian dari upaya percepatan swasembada gula nasional kembali disorot. Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani mengklaim hasil dari proyek percontohan penanaman tebu menunjukkan pertumbuhan yang positif.
Ghani mengungkapkan bahwa uji coba ini melibatkan penanaman 10 varietas tebu di lahan seluas satu hektare. “Banyak yang mengatakan bahwa Merauke tidak cocok untuk tanaman tebu, tetapi setelah lima bulan, hasilnya sangat memuaskan,” ujarnya.
Namun, Ghani juga mengakui adanya tantangan terkait rendahnya kelayakan investasi di sektor pertanian Merauke. Keterbatasan ini membuat banyak investor enggan menanamkan modal mereka di proyek food estate tebu di wilayah tersebut.
Menurut Ghani, pembangunan infrastruktur menjadi kunci utama dalam menarik minat investor untuk mendukung proyek swasembada gula di Merauke. Infrastruktur yang diperlukan mencakup jembatan, bendungan, jalan, pelabuhan, hingga mekanisasi pertanian.
"Pembangunan infrastruktur harus lengkap, termasuk mekanisasi pertanian. Tanpa itu, sulit untuk mendapatkan tenaga kerja yang memadai di sana,” jelasnya.
Program percepatan swasembada gula nasional telah menjadi prioritas utama pemerintah, yang dituangkan dalam Perpres No. 40/2023.
Peraturan ini menargetkan Indonesia mencapai swasembada gula konsumsi dan bioetanol pada tahun 2028. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun pabrik gula di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Merauke.
Dengan kebutuhan investasi yang diperkirakan mencapai Rp3 triliun, pemerintah mendorong keterlibatan sektor swasta sebagai investor. Amran menambahkan bahwa pembangunan pabrik gula ini akan dilakukan di area food estate yang sebelumnya tidak berhasil dikembangkan oleh pemerintah.
Pabrik gula tersebut direncanakan akan mulai dibangun tahun depan dengan dukungan dana dari pihak swasta. Amran juga menekankan bahwa besarnya kebutuhan biaya, yaitu antara Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun, menjadi alasan utama pemerintah melibatkan investor swasta dalam proyek ini.
Kritik Soal Food Estate
Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah menilai pengembangan lumbung pangan atau food estate di DKI Jakarta dinilai bisa mengurangi kemiskinan.
Trubus mengatakan dengan adanya food estate bisa membuka lapangan pekerjaan hingga mengurangi angka kemiskinan di DKI Jakarta.
“Ini (food estate) bisa mengurangi kemiskinan SDM (Sumber Daya Manusia) di Jakarta,” ujar Trubus kepada Kabar Bursa, Kamis 21 Maret 2024.
Menurut Trubus, masyarakat Jakarta yang berada di lingkungan food estate, nantinya bisa bercocok tanam dan mendapat penghasilan.
“Jadi masyarakat kurang mampu di Jakarta supaya bisa bertani, jadi mereka nanti bisa menanam singkong hingga sayuran,” ucap dia.
“Jakarta masalahnya ini minim akses lapangan pekerjaan, jadi tuh (food estate) bisa dipakai untuk membuka lapangan pekerjaan,” tambahnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.