KABARBURSA.COM – Morgan Stanley kembali menegaskan sikap optimistis terhadap pasar saham Amerika Serikat.
Dalam catatan resmi yang dirilis Senin, 21 Juli 2025, perusahaan sekuritas asal Wall Street itu menyebut bahwa momentum pertumbuhan laba emiten masih kuat, sehingga koreksi moderat pada kuartal ketiga justru dipandang sebagai peluang untuk buy the dip.
Dalam pandangan terkininya, Morgan Stanley semakin mendekati skenario optimistis, yakni indeks acuan S&P 500 akan menembus level 7.200 pada pertengahan tahun ini. Sebelumnya pada Mei, perusahaan itu memproyeksikan S&P 500 akan mencapai 6.500 pada kuartal kedua 2026.
“Dengan prospek laba yang kokoh hingga tahun depan dan Federal Reserve yang makin dekat ke arah pemangkasan suku bunga, valuasi saham bisa tetap bertahan di level saat ini, sekitar 22 kali pendapatan, jika melihat proyeksi 12 bulan ke depan,” tulis tim strategi ekuitas Morgan Stanley yang dipimpin Michael Wilson.
Meski demikian, mereka mewanti-wanti bahwa kenaikan imbal hasil obligasi AS, khususnya tenor 10 tahun yang menembus 4,5 persen, berpotensi meningkatkan sensitivitas suku bunga terhadap saham. Saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, seperti saham kapitalisasi kecil (small caps), bisa terkena imbas.
Selain itu, Morgan Stanley memperkirakan tekanan biaya akibat tarif perdagangan akan mulai terlihat di paruh kedua tahun ini. Tekanan ini diperkirakan dapat menekan margin laba perusahaan dan mendorong inflasi, yang berpotensi mengubah ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan suku bunga The Fed.
Secara musiman, Morgan Stanley juga melihat bahwa pasar saham bisa menghadapi tekanan mulai pertengahan Juli hingga Agustus. Namun, mereka tetap menyarankan untuk memanfaatkan momen koreksi sebagai peluang akumulasi karena risiko tersebut dinilai bersifat sementara dan hanya memicu konsolidasi ringan.
Sebagai catatan tambahan, Jefferies juga menaikkan target akhir tahun untuk S&P 500 menjadi 5.600, dari sebelumnya 5.300, menurut catatan perusahaan yang dirilis Jumat lalu. (*)
 
      