Logo
>

Nasdaq Lompat ke Level Tertinggi Diikuti S&P 500, gara-gara The Fed?

Ditulis oleh Syahrianto
Nasdaq Lompat ke Level Tertinggi Diikuti S&P 500, gara-gara The Fed?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Dua indeks pada Wall Street yakni Nasdaq Composite ditutup pada level tertinggi sepanjang masa, sementara S&P 500 juga mengalami kenaikan pada perdagangan Senin, 16 Desember 2024.

    Seperti dikutip dari Reuters, Nasdaq Composite mencatatkan lonjakan signifikan, naik 247,17 poin atau 1,24 persen, mencapai 20.173,89. S&P 500 naik 22,99 poin atau 0,38 persen, menjadi 6.074,08. Di sisi lain, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 110,58 poin atau 0,25 persen, menjadi 43.717,48.

    Sementara S&P 500 mengakhiri tren kenaikan tiga minggu berturut-turut pada minggu lalu, Nasdaq mencatatkan kenaikan empat minggu berturut-turut. Dow, di sisi lain, mengalami penurunan selama delapan sesi berturut-turut, yang merupakan streak penurunan harian terpanjang sejak Juni 2018.

    Penguatan pasar ini terjadi di tengah penilaian investor terhadap data ekonomi terbaru dan harapan terhadap keputusan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan pada akhir pekan ini.

    Investor terutama memperhatikan arah suku bunga, dengan pasar hampir sepenuhnya memperhitungkan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan kebijakan dua hari The Fed yang dimulai pada Selasa, 17 Desember 2024. Alat FedWatch dari CME menunjukkan peluang 95,4 persen untuk pemangkasan tersebut.

    “Mungkin pasar sedikit oversold minggu lalu, dan dengan kemungkinan hampir 100 persen bahwa Fed akan melakukan pemangkasan pada hari Rabu, satu-satunya pertanyaan yang tersisa adalah seperti apa retorika yang akan digunakan, apa saja catatan yang akan diberikan kepada investor mengenai panduan ke depan,” kata Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research di New York.

    “Kemungkinan besar ini akan menjadi pemangkasan yang hawkish, artinya mereka akan memangkas suku bunga tetapi Fed akan berbicara tentang ketergantungan mereka pada data dan sebagai hasilnya, kemungkinan akan ada pemangkasan yang lebih sedikit tahun depan dibandingkan yang diperkirakan orang,” imbuh Stovall.

    Di sektor ekonomi, data terbaru dari S&P Global menunjukkan bahwa indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur flash turun menjadi 48,3 pada bulan ini, lebih rendah dari perkiraan 49,8 dan angka sebelumnya 49,7 pada bulan November.

    Indikator produksi pabrik juga mencapai level terendah sejak Mei 2020, mencerminkan prospek yang lebih suram terkait tarif yang lebih tinggi yang diperkirakan akan meningkatkan biaya bahan baku impor pada tahun depan.

    Kinerja Sektor dan Saham Megacap

    Sementara S&P 500 mengakhiri tren kenaikan tiga minggu berturut-turut pada minggu lalu, Nasdaq mencatatkan kenaikan empat minggu berturut-turut. Dow, di sisi lain, mengalami penurunan selama delapan sesi berturut-turut, yang merupakan streak penurunan harian terpanjang sejak Juni 2018.

    Sebagian besar saham megacap dan saham pertumbuhan mengalami kenaikan pada sesi Senin. Induk Google, Alphabet, naik 3,6 persen, dan Tesla naik 6,1 persen. Kenaikan ini mengangkat sektor layanan komunikasi dan sektor konsumen diskresioner, yang merupakan sektor dengan kinerja terbaik dari 11 sektor utama S&P 500 pada hari tersebut. Wedbush Securities juga menaikkan target harga untuk Tesla menjadi $515, rekor tertinggi di Wall Street.

    Menjelang keputusan Fed, investor juga akan memantau data penjualan ritel yang akan dirilis pada hari Selasa. Data ini akan memberikan gambaran lebih lanjut tentang kekuatan sektor konsumen, yang menjadi indikator penting bagi ekonomi AS.

    S&P 500 telah melesat lebih dari 27 persen sepanjang tahun ini, didorong oleh optimisme terhadap pertumbuhan perusahaan yang berhubungan dengan kecerdasan buatan, dimulainya siklus pemotongan suku bunga oleh Fed, serta ekspektasi akan kebijakan pro-bisnis dari pemerintahan yang akan datang. Jika kinerja ini berlanjut, indeks ini diperkirakan akan mencatatkan kenaikan dua tahunan terkuat sejak 1997-1998, dengan kenaikan 58,2 persen dalam dua tahun terakhir.

    Di sektor industri, saham Honeywell International naik 3,7 persen setelah mengumumkan rencana untuk mengeksplorasi pemisahan bisnis kedirgantaraan mereka, yang menarik perhatian investor.

    Pergerakan Saham dan Volume Perdagangan

    Meskipun pasar secara keseluruhan mengalami kenaikan, rasio saham yang turun sedikit lebih tinggi dibandingkan yang naik di bursa New York Stock Exchange (NYSE), dengan rasio 1,27 banding 1.

    Namun, di Nasdaq, saham yang naik mengungguli yang turun dengan rasio 1,05 banding 1. S&P 500 mencatatkan 14 level tertinggi 52 minggu baru dan 18 level terendah, sementara Nasdaq Composite mencatatkan 112 level tertinggi baru dan 193 level terendah baru.

    Volume perdagangan di bursa saham AS tercatat mencapai 15,33 miliar saham, sedikit lebih tinggi dari rata-rata 14,04 miliar saham yang tercatat dalam 20 hari perdagangan terakhir.

    Pasar Saham Eropa Turun

    Pasar saham Eropa ditutup lebih rendah pada Senin, 16 Desember 2024 tertekan oleh penurunan saham-saham mewah dan energi setelah rilis data ekonomi China yang mengecewakan. Selain itu, saham-saham Prancis juga tertekan setelah penurunan peringkat yang mengejutkan oleh lembaga pemeringkat Moody's.

    Indeks STOXX 600 pan-Eropa ditutup turun 0,1 persen, mendekati level terendah dua minggu. Sektor otomotif menjadi sektor yang paling tertekan dengan penurunan mencapai 2,8 persen. Saham-saham perusahaan mewah yang terpapar pasar China, seperti LVMH, turun lebih dari 1 persen setelah data menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel China yang melambat.

    Harga minyak mentah yang lebih rendah juga memberikan tekanan pada sektor energi, yang turun 1 persen. Sementara itu, sektor perawatan kesehatan membantu mengurangi kerugian pasar secara keseluruhan, dengan kenaikan 1,1 persen.

    Saham CAC 40 Prancis turun 0,7 persen setelah lembaga pemeringkat kredit Moody's secara tak terduga menurunkan peringkat kredit Prancis menjadi "Aa3" dari "Aa2", dengan prospek stabil.

    Penurunan peringkat ini datang beberapa jam setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk Francois Bayrou, seorang politisi sentris, sebagai perdana menteri keempatnya tahun ini.

    Di Jerman, parlemen menerima ajakan Kanselir Olaf Scholz untuk memberikan suara tidak percaya terhadap dirinya dan pemerintahannya. Indeks DAX Jerman ditutup turun 0,5 persen.

    Meskipun survei menunjukkan sedikit perbaikan pada penurunan ekonomi Jerman pada bulan Desember, aktivitas bisnis negara ini masih terkontraksi selama enam bulan berturut-turut. Di sisi lain, sektor jasa di Prancis mengalami penyusutan lebih lanjut.

    Namun, secara keseluruhan, penurunan aktivitas bisnis di zona euro mulai mereda pada bulan ini, dengan sektor jasa kembali mencatatkan pertumbuhan, menurut indeks Manajer Pembelian komposit zona euro HCOB.

    Saham Porsche turun 2,2 persen setelah perusahaan memperingatkan bahwa mereka mungkin akan menurunkan nilai kepemilikan mereka di Volkswagen hingga EUR20 miliar (USD21 miliar). Porsche juga mengungkapkan bahwa mereka mengharapkan hasil grup 2024 setelah pajak menjadi "negatif signifikan". Saham Volkswagen ditutup turun 2 persen.

    Sementara itu, saham Entain, pemilik Ladbrokes, anjlok 6,3 persen setelah badan pengawas kejahatan keuangan Australia meluncurkan tindakan hukum terhadap unit mereka di Australia.

    Tantangan Ekonomi dan Suku Bunga ECB

    Para ekonom di GlobalData.TSLombard mencatat bahwa, meskipun zona euro menghadapi periode ketidakpastian domestik dan global, konsensus pasar tampaknya meremehkan dampak pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) terhadap prospek siklikal kawasan ini.

    Presiden ECB, Christine Lagarde, menyatakan bahwa bank sentral siap untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut jika inflasi terus mereda menuju target 2 persen. Wakil Presiden Luis de Guindos juga menyatakan keyakinannya bahwa inflasi akan mendekati target 2 persen pada tahun 2025.

    Pada minggu lalu, ECB menurunkan suku bunga untuk yang keempat kalinya tahun ini. Keputusan kebijakan moneter dari Federal Reserve AS, Bank of England, dan Bank of Japan juga menjadi fokus pasar pada pekan ini.

    Pasar Saham Asia Mengalami Penurunan

    Sebagian besar pasar saham Asia turun pada hari Senin, menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve AS yang akan diumumkan minggu ini. Di sisi lain, saham-saham China juga merosot setelah data penjualan ritel yang lebih lemah dari perkiraan menambah kekhawatiran baru mengenai ekonomi terbesar kedua di dunia.

    Federal Reserve AS diperkirakan akan menurunkan suku bunga utama sebesar 25 basis poin pada hari Rabu. Namun, pasar tampak berhati-hati terhadap proyeksi suku bunga jangka panjang, mengingat inflasi yang masih menjadi perhatian utama bagi bank sentral AS.

    Futures indeks saham AS bergerak datar pada perdagangan Asia, dengan Wall Street juga berada dalam mode menunggu. Investor cenderung berhati-hati menjelang pertemuan Fed, meskipun indeks saham AS telah mendekati level tertinggi sepanjang masa.

    Saham China mengalami tekanan setelah data yang dirilis menunjukkan adanya kelemahan dalam penjualan ritel. Indeks Shanghai Composite China sempat menghapus kenaikan awalnya, dan akhirnya turun 0,1 persen. Sementara itu, indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 juga mencatatkan penurunan 0,4 persen, dan indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,8 persen.

    Produksi industri China tumbuh sesuai ekspektasi pada bulan November, didorong oleh langkah-langkah stimulus terbaru dari Beijing yang mendukung aktivitas bisnis. Namun, penjualan ritel China jauh di bawah perkiraan, yang mencerminkan kelemahan yang terus berlanjut dalam belanja konsumen. Data ini menambah kecemasan mengenai ketidakmerataan pemulihan ekonomi China, dengan sektor industri menunjukkan pertumbuhan sementara sektor konsumsi masih tertekan.

    Data penjualan ritel yang mengecewakan semakin meredam sentimen pasar Asia, menegaskan kekhawatiran akan pemulihan ekonomi China yang lambat dan tidak merata. Kekhawatiran ini semakin diperburuk oleh ketidakpastian global dan menambah kehati-hatian menjelang pertemuan Fed minggu ini.

    Di Jepang, saham-saham mengalami sedikit perubahan. Indeks Nikkei 225 hampir tidak bergerak, sementara TOPIX sedikit turun menjelang pertemuan kebijakan Bank of Japan (BOJ) yang dijadwalkan minggu ini. BOJ diperkirakan akan mempertahankan suku bunga saat ini, karena pejabat bank sentral mencari lebih banyak waktu untuk mengevaluasi risiko global dan prospek pertumbuhan upah pada tahun 2024. Ini bertentangan dengan ekspektasi sebelumnya yang memperkirakan adanya kenaikan suku bunga. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.